TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu memberikan tanggapan terkait deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Kota Solo.
Dilansir TribunWow.com, deklarasi KAMI di Solo yang digelar di Gedung Umat Islam, Kartopuran Solo itu turut dihadiri oleh sang deklamator Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, Kamis (20/8/2020).
Dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Kamis (20/8/2020), Adian Napitupulu mengaku tidak terlalu mempermasalahkan aksi tersebut.
• Adian Napitupulu Kritik Balik KAMI yang Mengaku Gerakan Moral: Saya Lihat Pak Said Didu Sudah Emosi
• Said Didu Tanggapi Tudingan KAMI yang Punya Tujuan di 2024 serta Deklarasi Gatot Nurmantyo di Solo
Menurutnya, hal itu menjadi hak dari KAMI, termasuk siapa yang akan mendeklarasikannya.
"Ya enggak apa-apa (deklarasi di Solo), enggak masalah boleh deklarasi di sana, di sini," ujar Adian.
Tetapi dikatakannya, ada hal yang lebih penting dari sekadar proses deklarasi di kampung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Dirnya mengaku masih merasa binggung dengan maksud dan tujuan dari kemunculan KAMI.
Termasuk jati diri atau proses terbentunya KAMI itu sendiri.
Dia menilai KAMI ini bukanlah hanya sebatas memiliki tujuan untuk menyampaikan pendapat maupun kritik terhadap pemerintah penguasa.
Dikatakannya setelah melihat KAMI yang justru semakin melebarkan sayap dengan membentuk cabang di mana-mana, maka seperti mempunyai tujuan lain.
"Tapi menurut saya persoalan terbesar saya adalah organisasi KAMI ini saya masih belum mengerti," katanya.
"Cara bentuk organisasi seperti apa, kepemimpinannya, kalau apakah dia gerakan moral seperti Petisi 50 saja menyampaikan misalnya pendapat, pandangan, kritik dan segala macam," terang Adian.
"Tetapi ternyata tidak seperti itu, dia membangun jejaring di mana-mana dan bentuk cabang atau istilah apapun itu," sambungnya.
• KAMI Gelar Deklarasi di Kampung Halaman Jokowi, Gatot Nurmantyo: Saya Bangkit karena Telah Bersumpah
Kondisi seperti itu menurut Adian ada kemungkinan justru berubah menjadi partai politik ataupun gerakan massa.
"Kalau dia banyak cabang apakah nanti menjelma menjadi partai politik atau kemudian dia menjadi sebuah gerakan massa," ungkap Adian.
Oleh karenanya, dirinya secara tegas mempertanyakan kejelasan dari didirikannya KAMI yang menamai diri sebagai gerakan moral.
Adian lantas mempersoalkan butir kelima dari jatidiri KAMI yaitu berkaitan dengan kedudukan dan hak dari setiap anggota.
"Menurut saya harus dijelaskan dulu, kalau saya baca misalnya, dari poin kelima jatidiri KAMI, dijelaskan bahwa yang bisa berbicara mengatasnamakan KAMI itu hanyalah dewan deklarator yang membuat pernyataan tertulis," terangnya.
"Di luar pernyataan tertulis itu dianggap tidak mewakili KAMI sebagai sebuah organisasi."
Selain itu, dengan melihat poin tersebut, politikus kelahiran Manado itu beranggapan ada ketidakadilan di dalam organisasi KAMI, khususnya dalam penunjukkan presidium.
"Terus kedua, bentuk organisasinya ada presidium tiga orang atau berapa orang."
"Dasar dari pembentukan presidium ini apa, apakah berdasarkan wilayah, berdasarkan organisasi yang terlibat, kan harus ada alat ukurnya," tanya Adian.
"Kalau ini sebagai gerakan moral, dia harus berlaku adil dong," pungkasnya.
• KAMI akan Jadi Parpol? Gatot Nurmantyo: Kalau KAMI Berubah, Saya Tak akan Ada di Sini
Simak videonya mulai menit ke- 1.50
Said Didu Jawab Tudingan KAMI yang Punya Tujuan di 2024
Deklarator KAMI, Muhammad Said Didu memberikan tanggapan terkait tudingan-tudingan miring terhadap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, tudingan miring yang ditujukkan kepada KAMI satu di antaranya adalah disebut mempunyai tujuan di 2024, yakni kontestasi pemilihan presiden.
Dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Kamis (20/8/2020), Said Didu terlebih dulu menangapi hadirnya salah seorang deklamator KAMI, Gatot Nurmantyo di kampung Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Kota Solo.
Dikabarkan sebelumnya, keberadaan mantan Panglima TNI itu di Kota Solo tidak lain juga untuk mendeklarasikan KAMI, yakni dilakukan di Gedung Umat Islam, Kartopuran Solo.
Namun yang menjadi sorotan publik adalah hanya terlihat sosok Gatot Nurmantyo, tidak ada tokoh-tokoh deklamator lainnya yang dua hari sebelumnya mendeklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta pada Selasa (18/8/2020).
Said Didu mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada kewajiban bagi presidium untuk mengikuti deklarasi di Solo.
Namun apa yang dilakukan oleh Gatot Nurmantyo menurut Said Didu hanya kebetulan karena sempat.
Dirinya menambahkan tidak ada alasan untuk mencari panggung.
"Saya pikir ya kebetulan sempat saja, karena tidak ada juga kewajiban presidium atau deklamator menghadiri deklarasi," ujar Said Didu.
"Kemarin di Surabaya tidak ada yang hadir, jadi begitu saja sebenarnya," imbuhnya.
• Rizal Ramli Ungkap Akibat jika Tuntutan KAMI Tak Didengarkan: Tidak Aneh Nanti Bisa Terjadi Sesuatu
Sementara itu terkait dengan tudingan ada misi tersembunyi dari terbentuknya KAMI, Said Didu mengaku tidak membenarkan.
Dikatakannya bahwa sejauh ini tujuan dari KAMI murni untuk memberikan pengawalan terhadap jalannya pemerintahan.
Meski begitu, Said Didu menilai ketika ada anggapan negatif terhadap KAMI yang disebut mempunyai tujuan politik di 2024 itu wajar terjadi.
Alasannya menurutnya yang memberikan pandangan tersebut adalah para tokoh-tokoh politik.
"Saya sih tidak membaca seperti itu, tapi semua orang bisa menduga-duga karena ini kan dianilisis oleh para politisi, jadi ya normal-normal saja," terang Said Didu.
"Bagi kami itu biasa saja, kalau ada yang menyatakan, tetapi di KAMI, di jati diri KAMI itu jelas tidak ada tujuan untuk itu," jelasnya menutup.
Simak videonya mulai menit ke- 4.57
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)