TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin memberikan tanggapannya terkait kririk keras yang disampaikan oleh Mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais.
Amien Rais sebelumnya mengkritik pemerintahan, khususnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Melalui ungahan di akun Instagram pribadinya, Rabu (12/8/2020), Amien Rais bahkan dengan lantang menuliskan tajuk 'Pilihan Buat Pak Jokowi: Mundur atau Terus'.
• Soal Amien Rais Kritik Jokowi, Refly Harun: Suara Mayoritas Atau Segelintir Elit Politik
• Soroti Sifat Mumtaz Rais di Pesawat, PDIP Sindir Aksi Amien Rais Kritik Jokowi: Sangat Lucu
Dilansir TribunWow.com dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Jumat (15/8/2020), Ali Ngabalin justru mempertanyakan dasar Amien Rais melayangkan ujaran bernada kritik keras kepada Jokowi.
Dirinya juga mempertanyakan urusan atau utusan apa yang masih mengganjal dan belum terselesaikan dengan Jokowi, sehingga menimbulkan kebencian yang luar biasa.
"Kalau saya itu jujur ya, saya musti mau tanya dulu, apa yang belum selesai dengan Amien Rais dengan Jokowi," ujar Ali Ngabalin.
"Urusan apa atau ada utusan apa yang hendak disampaikan atau ada urusan apa yang belum selesai," imbuhnya.
Menurutnya, sikap yang ditunjukkan oleh Amien Rais tidak mencerminkan sebagai tokoh politik dan juga tokoh bangsa yang memiliki gelar profesor.
Dikatakannya bahwa pilihan kata yang dipakai oleh Mantan Ketua MPR itu tidak layak dikonsumsi oleh publik Tanah Air dan kritik tersebut sifatnya tidak membangun.
"Kenapa tingkat kebencian Amien Rais kepada Jokowi itu begitu tinggi, karena semua diksi yang dipakai itu adalah diksi yang tidak mencerahkan publik Tanah Air," jelas Ali Ngabalin.
"Semua pernyataan-pernyataan Amien Rais tidak memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia," sambungnya.
• Bahas Dampak Kritik Amien Rais ke Jokowi, Refly Harun Sebut Bisa Jadi Hanya Angin Lalu
Ali Ngabalin juga menyoroti pemakaian istilah politik yang digunakan Amien Rais, yakni 'belah bambu' untuk menggembarkan kondisi yang terjadi.
Menurutnya, tidak sepantasnya frasa tersebut keluar dari mulut seorang Amien Rais.
Dirinya menambahkan sekaligus menanyakan apakah tidak ada cara lain dalam memberikan kritik.
Bahkan ia mengatakan meminta supaya Amien Rais bisa bertemu langsung dengan Jokowi yang notabene memiliki kesamaan geografis, yakni sama-sama berasal dari Solo Jawa Tengah.
"Ingat baik-baik. Saya mau bilang bahwa apa istilah politik 'belah bambu', itu narasi apa dari seorang profesor," kata Ali Ngabalin.
"Pilihan kata atau kaliman apa itu? Itu Jokowi orang Solo, Bapak orang Solo, apa yang sulit dari pertemuan Bapak berdua?"
"Kenapa tidak bisa kalau ada masukan-masukan yang terbaik untuk pemerintah untuk Pak Jokowi, di mana susahnya sebagai tokoh Amien Rais tidak bisa lakukan itu," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 6.15:
Amien Rais Sebut Pemerintahan Jokowi Memecah Belah
Satu contoh kritikan yang dilontarkan oleh Amien Rais kepada pemerintahan di era Jokowi, menurutnya pemerintahan yang dipimpin oleh Jokowi memiliki ketakutan dan kecurigaan terhadap kaum Islam yang bersifat kritis.
Kritik tersebut dilontarkan oleh Amien melalui akun media sosial Instagramnya, @amienraisofficial, Rabu (12/8/2020).
Amien menilai selama Jokowi memimpin hingga di periode keduanya ini, demokrasi di Indonesia justru semakin memburuk.
"Perkembangan politik nasional bukan semkain demokratis tetapi malahan kian jauh dari spirit demokrasi," ujarnya.
• Bandingkan Soeharto dan Jokowi, Jusuf Kalla: Negara Demokrasi Tidak Bisa Menyenangkan Semua Orang
Bahkan Amien mengklaim perpolitikan di masa Jokowi telah menyebabkan perpecahan antar bangsa.
"Tidak berlebihan bila dikatakan hasil pembangunan politik di masa Jokowi telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," kata dia.
Secara spesifik, Amien mengklaim pemerintah saat ini memiliki kecurigaan terhadap umat Islam.
"Kecurigaan dan ketakutannya terhadap umat Islam yang bersikap kritis dan korektif terhadap rezim begitu jelas kita rasakan," papar Amien.
Amien menyebut terjadi kriminalisasi dan persekusi terhadap ulama-ulama.
Namun Amien tidak menyebutkan nama siapa ulama yang ia maksud.
"Kriminalisasi dan demonisasi, dan persekusi terhadap para ulama yang beramar-ma'ruf dan bernahi-munkar telah menjadi rahasia umum," terangnya.
Kemudian, Amien menyarankan agar Jokowi tidak bersikap memihak, hanya membela para pendukungnya.
"Membela sekitar separuh anak bangsa dan menjauhi bahkan kelihatan memusuhi sekitar separuh anak bangsa lainnya," kata Amien.
Ia menjelaskan bangsa Indonesia akan semakin terpecah bila terjadi politik partisan.
"Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas 'koncoisme'," tandasnya.
• Mahfud MD Ungkap Beda Pemerintahan Jokowi dan Era Soeharto: Berdeham di Depan Orang Ditempeleng
(TribunWow/Elfan Nugroho/Anung Malik)