TRIBUNWOW.COM - Ledakan dahsyat terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut pada Rabu (4/8/2020).
Ternyata sebelum ledakan terjadi, para pejabat di Lebanon sudah memberikan peringatan pada bulan Juli.
Dikutip TribunWow.com dari Channelnewsasia, Selasa (11/8/2020), pejabat di Lebanon memperingatkan Perdana Menteri Lebanon dan presiden soal risiko keamanan.
Diketahui ada 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan.
Diperkiraan ada risiko keamanan yang terjadi jika bahan itu meledak dan menghancurkan kota.
• Merasa Gagal, Menteri Informasi Lebanon Mengundurkan Diri Pascaledakan di Beirut
Dokumen peringatan itu juga sudah dikirimkan dalam sebuah laporan oleh Direktorat Jenderal Keamanan Negara.
Meski tak menyebut secara spesifik isi surat, namun ada permintaan bahan peledak perlu segera diamankan.
"Ada bahaya bahwa bahan ini, jika dicuri, dapat digunakan dalam serangan teroris," kata pejabat yang tak disebutkan namanya itu kepada Reuters.
"Saya memperingatkan mereka bahwa bisa menghancurkan Beirut jika meledak," kata pejabat itu, yang terlibat dalam penulisan surat.
Kantor perdana menteri dan kepresidenan tidak menanggapi permintaan atau memberikan komentar tentang surat yang dikirim pada 20 Juli itu.
Diberitakan sebelumnya, ledakan besar mengguncang Beirut pada 4 Agustus.
• Cerita Dokter Pasca Ledakan di Beirut: Darah Di Mana-mana, Belum Pernah Melihat yang seperti Ini
Sekitar 200 orang diyakini tewas dalam insiden dahsyat itu.
Tragedi itu dipicu meledaknya 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan selama enam tahun terakhir.
Dikutip al-Marsad Online via BBC, Gubernur Abboud mengatakan korban tewas sudah mencapai 220 orang, dengan 110 lainnya masih hilang. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)