TRIBUNWOW.COM - Masyarakat Lebanon meminta pertanggungjawaban pemerintah lantaran dinilai lalai hingga berujung pada ledakan dahsyat di Beirut, Rabu (5/8/2020).
Sejumlah warga yang menjadi korban ledakan tersebut menuntut jawaban atas penyimpanan bahan kimia berbahaya yang diduga menjadi penyebab ledakan.
Mereka menuntut penjelasan dari pemerintah dan penyelidikan dengan segera terkait penyebab ledakan yang telah menewaskan 135 orang dan mengakibatkan 5000 lainnya terluka.
• Kronologi Keberadaan Amonium Nitrat Diduga Penyebab Ledakan Beirut Lebanon, Disita dari Kapal Rusia
• Disebut Jadi Penyebab Ledakan di Beirut Lebanon, Ternyata Amonium Nitrat Punya Manfaat bagi Manusia
Dilansir Al Jazeera, Kamis (6/8/2020), Pemerintah mengumumkan bahwa mereka yang bertanggung jawab dalam penjagaan dan pengamanan di pelabuhan Beirut akan ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Menurut Gubernur Beirut Marwan About, kerusakan akibat ledakan, yang oleh para pejabat dikaitkan dengan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan, mungkin bernilai hingga 15 miliar dollar (sekitar Rp 200 triliun).
Saat puing-puing dibersihkan, kemarahan masyarakat memuncak setelah terungkap informasi bahwa para pemerintah mengetahui material yang sangat mudah menguap itu disimpan di pelabuhan Beirut selama lebih dari enam tahun.
Banyak orang Lebanon yang marah menuntut pertanggungjawaban dan jawaban tentang bagaimana dan mengapa 2.750 ton bahan yang sangat mudah meledak disimpan di dekat pemukiman Beirut.
Hanya sedikit orang Lebanon merasa yakin mereka akan melihat keadilan atas bencana terbaru ini dalam sejarah negara itu.
Banyak dari mereka sangsi dan menunjuk pada kurangnya pertanggungjawaban resmi untuk periode korupsi yang merajalela dan salah urus di tahun-tahun setelah perang saudara di negara itu.
Sementara itu, tagar media sosial paling trending di Lebanon pada hari Rabu (5/8/2020) adalah # علقوا_المشانق, atau "#gantung jeratnya".
Tagar tersebut mewakili kemarahan masyarakat Lebanon yang meminta agar pihak-pihak bertanggung jawab untuk ledakan tersebut segerqa dihukum.
"Antara mereka terus membunuh kita atau kita membunuh mereka," ujar Ramez al-Qadi, seorang pembawa acara TV terkemuka Lebanon.
Ketika kemarahan pada sejumlah pejabat pembuat keputusan negara itu meningkat, para petinggi negara justru saling lempar kesalahan.
• Pertanyaan Najwa Buat Erick Thohir Tertawa: Prosesnya seperti Apa kalau Orang Mau Nitip Komisaris?
Beberapa berusaha untuk mengalihkan kesalahan ke cabang lain negara termasuk pada peradilan Lebanon yang dinilai enggan melakukan tindakan meski mendapat laporan.
Menteri Pekerjaan Umum Michel Najjar mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia hanya mengetahui keberadaan bahan peledak yang disimpan di pelabuhan Beirut 11 hari sebelum ledakan.