TRIBUNWOW.COM - Lebanon kini tengah dirundung duka akibat peristiwa ledakan di Beirut yang menewaskan ratusan warganya.
Sementara ini sumber ledakan diketahui berasal dari gudang yang menyimpan 2.700 ton ammonium nitrat.
Dubes RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari mengaku sempat melihat momen ledakan yang terjadi di Beirut tersebut.
• Fakta Ledakan di Beirut Lebanon, Jumlah Korban hingga Dugaan Penyebabnya
Dikutip dari METRO SIANG, Rabu (5/8/2020), awalnya Hajriyanto menceritakan bahwa lokasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) berada lebih tinggi dari lokasi kejadian sehingga bisa memantau langsung lokasi terjadinya ledakan tersebut.
"KBRI sendiri berjarak sekitar 7,5 kilometer dari lokasi," kata Hajriyanto.
"Dan kebetulan KBRI ini berada di atas perbukitan sehingga dengan demikian Kota Beirut itu dapat terlihat jelas dari KBRI," sambungnya.
Saat ledakan terjadi, Hajriyanto mengatakan dirinya sempat melihat kepulan asap yang tercipta akibat ledakan.
"Apalagi pada waktu kejadian kami berada di lantai empat KBRI sehingga dapat melihat dengan jelas pekatnya asap akibat ledakan yang luar biasa tersebut," terang Hajriyanto.
Sampai saat ini, Hajriyanto mengatakan KBRI terus melakukan komunikasi dengan seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon.
"Kami terus dapat melakukan komunikasi dan menyebarkan informasi-informasi yang diperlukan bagi keselamatan warga Indonesia, " papar Hajriyanto.
"Terutama perlindungan terhadap mereka."
• Menduga Ledakan di Beirut Lebanon Bersumber dari Bom, Donald Trump Sudah Bicara dengan Para Jenderal
Tak Ada Unsur Kesengajaan
Hajriyanto mengatakan asal usul penyebab terjadinya ledakan masih diselidiki lebih lanjut.
"Investigasi sampai saat ini masih terus berjalan untuk mengetahui sumber utama dari ledakan besar tersebut dan sekaligus latar belakang terkait," ujarnya.
Namun kesimpulan sementara yang diambil adalah ledakan berasal dari ammonium nitrat yang tersimpan di gudang penyimpanan.
"Tetapi sampai jam ini belum ada pengumuman resmi dari pemerintah mengenai indikasi adanya tindak kesengajaan untuk terjadinya ledakan tersebut," kata Hajriyanto.
"Jadi untuk sementara ini kesimpulan yang disampaikan secara resmi adalah ini merupakan kecelakaan dari tempat atau hanggar penyimpanan ammonium nitrat yang jumlahnya memang luar biasa besar."
Berdasarkan penjelasan Hajriyanto, ledakan yang terjadi begitu besar hingga asap ledakannya menyerupai sebuah bom nuklir.
"Daya ledaknya memang sedemikian besarnya sampai menyerupai jamur ledakan di bom nuklir," pungkasnya.
• Korban Tewas Ledakan di Beirut Lebanon Capai 100 Jiwa, 4.000 Orang Luka-luka
Berdasarkan data dari petugas palang merah, total korban jiwa terbaru setidaknya sudah mencapai angka 100 orang.
Dikutip dari theguardian.com, Rabu (5/8/2020), sedangkan untuk korban luka-luka terdata sudah lebih dari empat ribu orang.
Gubernur Beirut Marwan Abboud menuturkan lebih dari 100 orang menghilang atau tidak diketahui keberadaannya.
"Beirut tidak pernah mengalami peristiwa yang dialami kemarin," ucapnya.
Sebelum angka korban jiwa mencapai 100 orang, pihak palang merah memprediksi korban jiwa akan mencapai angka ratusan.
Berdasarkan data dari theguardian.com, bangunan yang berada dekat dengan pusat ledakan sebagian besar mengalami kerusakan.
Beberapa bangunan yang berlokasi cukup jauh dari lokasi ledakan juga mengalami kerusakan yakni pecahnya kaca-kaca jendela.
Status Darurat 2 Minggu
Dikutip dari aljazeera.com, Rabu (5/8/2020), Presiden Lebanon Michel Aoun menyatakan akan menetapkan status darurat di Lebanon untuk dua minggu menyusul insiden ledakan di Beirut.
Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan bahwa 2750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian diduga sebagai penyebab insiden tersebut.
Hassan Diab menyebut pupuk itu memang sudah disimpan bertahun-tahun.
Pupuk itu disebut olehnya bisa memicu bencana, apapun itu.
Dikutip dari AFP, Hassan Diab menegaskan segera menggelar penyelidikan terkait kasus tersebut untuk mencari siapa yang harus bertanggung jawab.
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya
Sementara itu, Kepala Keamanan Umun, Abbas Ibrahim sebelumnya mengaku telah mengamankan 'material berdaya ledak tinggi' dari sebuah gudang.
Gudang itu berlokasi beberapa menit dari kawasan distrik hiburan malam dan pusat perbelanjaan.
Bahkan saking besarnya ledakan tersebut, dentumannya sampai terdengar di negara Siprus, yang berjarak 240 kilometer dari Beirut.
Simak video selengkapnya mulai menit ke-2.40:
(TribunWow.com/Anung)