Pilkada Serentak 2020

Sebut PDIP Rugi Lepaskan Akhyar demi Menantu Jokowi, Refly Harun: Belum Jelas Track Record-nya

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal calon wali kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution mendatangi kantor DPD PDI Perjuangan Sumut, Kamis (23/7/2020).

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun membahas sikap PDIP dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Medan 2020.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Refly Harun, diunggah Senin (27/7/2020).

Sebelumnya menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari Kahiyang Ayu, Bobby Nasution, berencana mengajukan diri sebagai calon Wali Kota Medan.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapannya terkait calon penantang Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020. (Youtube/Refly Harun)

Gibran Maju Pilwalkot Tuai Sorotan, Refly Harun Sarankan Skenario Lain: Harusnya Achmad Purnomo

Sementara itu, petahana Wali Kota Medan Akhyar Nasution yang berencana akan maju lagi kini beralih mendapat dukungan dari Partai Demokrat.

Menanggapi hal ini, Refly Harun menilai seharusnya PDIP dapat lebih mempertimbangkan sikapnya dalam memilih bakal calon kepala daerah.

Ia membandingkan sikap tersebut sama dengan Pilkada Solo, di mana PDIP lebih memilih mengusung putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, daripada kader lama Achmad Purnomo.

"Di Medan harusnya Akhyar yang menjadi kandidat, apalagi dia petahana wakil wali kota yang tentu punya peluang besar sama seperti Achmad Purnomo," ungkit Refly Harun.

"Tapi lagi-lagi PDIP memberikan sinyal akan memberikan dukungan kepada Bobby Nasution," lanjutnya.

Refly menilai PDIP menghadapi kehilangan dengan melepaskan Akhyar Nasution karena memiliki elektabilitas cukup kuat untuk menyeberang ke partai lain.

"Sehingga PDIP pasti tahu bahwa dia akan kehilangan Akhyar karena Akhyar punya bargaining position ke partai lain," ungkap Refly Harun.

Seperti diketahui, Akhyar kini didukung Partai Demokrat dan PKS.

Keduanya diketahui kerap menjadi oposisi dengan partai arus utama, yakni PDIP.

"Dan benar Demokrat menariknya. PKS yang secara tradisional selalu menjadi oposisi the ruling party PDIP, juga mem-back up," paparnya.

"Maka jadilah partai ini kemudian resmi mendukung Akhyar menjadi calon Wali Kota Medan," jelas pengamat hukum tersebut.

Ia menilai PDIP justru mendapat kerugian dengan tidak mempertimbangkan kemampuan politis Akhyar.

Tak Hanya Gibran, Refly Harun Ungkit Bobby Nasution Terseret Isu Dinasti Politik: Harus dari Bawah

Refly menyinggung Bobby Nasution sendiri tidak memiliki pengalaman politik jika dibandingkan dengan Akhyar.

"Sebenarnya kerugian bagi PDIP karena dia menghilangkan kader potensial untuk seseorang yang belum jelas track record-nya," singgung Refly.

Refly Harun menilai Bobby Nasution tidak memiliki pengalaman.

Namun jika dibandingkan dengan Gibran, Refly menilai putra sulung presiden tersebut sudah lebih dulu dikenal masyarakat dengan kiprahnya menjadi pengusaha.

"Saya katakan baik Gibran maupun Bobby Nasution belum punya pengalaman dalam politik. Hanya Gibran lebih berakal karena dia memang pengusaha di Solo," paparnya.

"Tapi Bobby Nasution, orang akan bertanya kiprahnya seperti apa," tambah Refly.

Refly menyinggung sikap PDIP juga masih terkesan ragu-ragu dalam mendukung Bobby Nasution.

"Itulah sebabnya Megawati dan PDIP sedikit 'poco-poco' untuk mendukung Bobby Nasution atau tidak," ungkap dia.

Lihat videonya mulai menit ke-6.00:

Terseret Isu Dinasti Politik

Refly Harun membahas isu dinasti politik yang menyeret Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Refly Harun, diunggah Sabtu (25/7/2020).

Diketahui putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran, mengajukan diri dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo Desember 2020 mendatang.

• Pertanyakan Kemampuan Gibran Jadi Cawalkot Solo, Refly Harun: Kita Tidak Cari Pemimpin yang Magang

Sementara itu, menantu Jokowi dari Kahiyang Ayu, Bobby Nasution, mengajukan diri dalam Pilkada Medan.

Keduanya diusung partai yang sama yang menaungi Jokowi, yakni PDIP.

Refly Harun menilai keduanya pun belum terlalu lama mengawali karier sebagai kader partai.

Menantu Jokowi Bobby Nasution (tengah) (Istimewa/Tribunnews.com)

"Yang diharapkan dari fenomena ini sesungguhnya politik yang mencerdaskan, politik yang memberikan contoh," komentar Refly Harun.

Menurut Refly, seharusnya Gibran dan Bobby belajar politik terlebih dulu dengan menjadi kader partai.

Diketahui keduanya baru mendaftar dalam PDIP sesaat sebelum mengajukan diri sebagai bakal calon wali kota.

"Bahwa kalau Anda mau menjabat pada jabatan tertentu, Anda harus bekerja keras. Anda harus meniti karier dari bawah, dari anggota biasa dulu, naik level, sampai Anda layak dicalonkan," jelas Refly.

"Itu tidak terjadi pada Gibran dan Bobby Nasution. Ketika mereka berkehendak maju sebagai calon wali kota, saat itulah mereka mendaftar sebagi anggota PDIP," lanjutnya.

• Maju Jadi Bakal Calon Wali Kota Medan, Menantu Jokowi, Bobby Nasution Resmi Jadi Kader PDIP

Refly menyoroti Gibran dan Bobby baru saja menjadi anggota PDIP dan dapat maju dalam pilkada, jika dibandingkan dengan kader-kader partai lain.

"Jadi pengalamannya sebagai anggota PDIP mungkin kurang dari satu tahun secara resmi," komentar pengamat politik tersebut.

Ia membandingkan dengan anggota PDIP lain yang sudah lebih lama berkecimpung di politik daerah, seperti Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo.

Seperti diketahui, sebelumnya Achmad Purnomo sempat digadang-gadang akan menggantikan Rudyatmo dalam Pilkada Solo 2020.

Meskipun begitu, PDIP akhirnya menjatuhkan pilihan ke Gibran-Teguh Prakosa.

Refly menilai seharusnya PDIP dapat lebih mempertimbangkan Achmad Purnomo yang sudah lebih senior di dalam partai.

"Harusnya 'kan yang dihargai kader-kader yang berjuang, seperti misalnya FX Rudy dan Achmad Purnomo sebagai wali kota dan wakil wali kota 'kan pasti berjuang juga untuk kemenangan PDIP," papar dia.

"Jadi ada jasanya, jadi timbal baliknya harusnya dicalonkan. Harusnya," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)