Pilkada Serentak 2020

Terkekeh Bahas Gibran-Teguh Vs Bagyo-Supardjo, Refly Harun: Sengaja 'Mengejek' Anak Presiden

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) dan Gibran Rakabuming Raka maju dalam Pilkada Solo 2020.

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun terkekeh saat mengomentari majunya pasangan independen Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solo 2020.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Refly Harun, diunggah Jumat (24/7/2020).

Diketahui pasangan tersebut akan melawan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapannya terkait calon penantang Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020. (Youtube/Refly Harun)

Refly Harun Mengaku Tak Sekasar Rocky Gerung Komentari Pilkada Solo dan Peluang Lawan Kotak Kosong

Pasangan Bajo yang maju secara independen mengaku siap melawan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut yang diusung PDIP.

Sementara itu, Bagyo Wahyono sendiri adalah seorang tukang jahit sementara FX Supardjo adalah seorang Ketua RW.

Menanggapi hal itu, Refly Harun menilai Gibran masih memiliki kekuatan politik yang luar biasa.

"Secara teoritis, rasanya tidak mungkin Gibran kalah di atas kertas," komentar Refly Harun.

Menurut Refly, sejauh ini elektabilitas Gibran sangat dipengaruhi popularitas Jokowi.

"Karena dia adalah anak presiden, jadi Jokowi effect yang luar biasa," jelasnya.

Selain itu, Kota Solo menjadi lumbung suara PDIP pada setiap pemilihan.

Diketahui PDIP memiliki 30 dari 45 kursi di DPRD Kota Solo.

"Pengaruh Jokowi saya kira masih akan kuat karena Solo adalah rumah dia dan juga karena sokongan PDIP," ungkap Refly.

"Kita tahu PDIP pemegang mayoritas kursi di DPRD Kota Solo," lanjutnya.

Refly menilai sulit bagi partai atau pasangan lain mengajukan diri melawan Gibran-Teguh.

Selain PDIP, pasangan tersebut juga diketahui didukung partai lain, yakni Golkar, Gerindra, PAN, dan PSI.

Sementara itu PKS menjadi satu-satunya partai oposisi yang belum menentukan sikap.

Dicecar ICW sampai Pengamat Politik soal Gibran Maju Pilkada Solo, Pro-Jokowi: Itu Kan Sinis

"Jadi kalau dua kekuatan ini bersatu, saya kira sulit mengalahkannya," ungkap Refly.

"Juga pastinya Presiden Jokowi dan PDIP tidak mau kehilangan muka," tambahnya.

Refly kemudian mengungkapkan dampak dari majunya pasangan Bajo melawan Gibran-Teguh.

Ia menilai kehadiran pasangan Bajo seolah-olah mengolok Gibran-Teguh yang memiliki latar belakang partai dan dukungan tokoh politik berpengaruh.

"Dengan kehadiran Tikus Pithi ini, pasangan Bajo, kita bisa menggarisbawahi beberapa skenario," papar Refly.

"Pasangan ini sengaja 'mengejek' pasangan Gibran-Prakosa karena yang dihadapi adalah anak presiden, tapi yang menghadapi cukup seorang tukang jahit dan Ketua RW saja," katanya sambil terkekeh.

Refly berseloroh berharap nasib FX Supardjo sebagai Ketua RW selamat jika Gibran terpilih.

"Mudah-mudahan Ketua RW itu selamat nasibnya ketika Gibran terpilih, ya," candanya.

Lihat videonya mulai menit ke-4.50

Pasangan Bajo Calon Penantang Gibran

Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa akan mendapatkan penantang di Pilkada Solo 2020, yakni dari bakal pasangan calon (bapaslon) Bagyo Wahyono dan FX Suparjo atau pasangan Bajo.

Dilansir TribunWow.com, pasangan Bajo akan maju di Pilkada Solo 2020 melalui jalur independen atau non partai.

• Gerindra Dukung Gibran di Pilkada Solo, Refly Harun: Makin Mesra Rupanya Prabowo dengan Jokowi

Keduanya menyampaikan rasa keoptimisannya untuk menantang pasangan kuat Gibran dan Teguh dalam memperebutkan kursi orang nomor satu dan dua di Kota Solo.

Seperti yang disampaikan oleh Bagyo Wahyono, yang dikutip dari tayangan Youtube Official iNews, Selasa (21/7/2020).

Namun Bagyo menyadari bahwa dirinya dan juga pasangan hanyalah orang sederhana tidak sebanding dengan Gibran yang notabene merupakan anak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pasangan Wahyono-FX Supardjo (Bajo) mendeklarasikan diri maju sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surakarta dari jalur Independen di Pilkada Solo 2020, Sabtu (8/2/2020). (KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Bagyo sendiri merupakan seorang tukang jahit, sedangkan pasangannya Suparjo adalah menjabat sebagai ketua RW.

"Tapi ya wajarlah, kita itu wong cilik, seakan kita dipandang sebelah mata," ujar Bahyo.

"Artinya bukan siapa-siapa, kita dan Pak Pardjo berjuang terus dengan para Relawan kita, terus berjuang dan berjuang terus," ungkapnya optimis.

Selain itu, dirinya berharap dan meminta doa kepada masyarakat Kota Solo untuk keikutsertaannya di kontestasi Pilwalkot pada 9 Desember 2020 mendatang.

"Jadi saya harapkan juga masyarakat Solo saya minta doanya," ujar dia.

• Gambarkan Gibran sebagai Anak Panah Jokowi di Pilkada Solo, Rocky Gerung: Contoh Buruk Nepotisme

Hingga saat ini, pasangan Bajo masih terus mengumpulkan suara sebagai syarat untuk mengajukan diri bukan melalui partai politik.

Dikutip dari TribunJateng, Selasa (21/7/2020), Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebelumnya telah menyelesaikan tahap verifikasi faktual (verfak) terhadap suara dukungan yang dikumpulkan oleh pasangan Bajo.

Tahap verifikasi telah berlangsung pada 28 Juni 2020 hingga 11 Juli 2020 lalu.

Namun dari hasil verfak tersebut paslon baru mengumpulkan 35.142 suara.

Dari jumlah tersebut, 28.629 suara telah memenuhi syarat dukungan, sedangkan sisanya 6.513 suara tidak sah atau tidak memenuhi syarat dukungan.

Lantaran tidak memenuhi persyaratan, pasangan Bajo setidaknya harus bisa mengumpulkan dua kali dari kekuarangan suara sebelumnya untuk tetap bisa maju di Pilkada Solo 2020.

Sehingga, pasangan Bajo wajib mengumpulkan kekurangan dukungan sebanyak 14.482 suara.

Karena seperti yang diketahui, syarat minimal dukungan calon perseorangan yakni 35.870 suara.

Hal itu disampaikan oleh Ketua KPU Kota Solo, Nurul Sutarti.

"Nanti pihak Bajo harus menyerahkan perbaikan syarat dukungan ke KPU pada 25-27 Juli 2020," ujar Nurul Sutarti, Selasa (21/7/2020). (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Elfan)