Terkini Daerah

ODGJ di Tulungagung yang Diduga Bunuh Ayahnya Mengaku Sempat Dipukuli hingga Akhirnya Balas Aniaya

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Evakuasi Tumiran yang ditemukan tewas tergeletak di pekarangan rumahnya, Kamis (23/7/2020) pagi. Pria Tulungagung itu diduga dibunuh anak kandungnya sendiri.

TRIBUNWOW.COM - Anggota Unit Inafis Polres Tulungagung selesai melakukan olah TKP dugaan pembunuhan di Dusun Tutul, Desa Banjarejo, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Kamis (23/7/2020).

Korban atas nama Tumiran (80) dievakuasi ke Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD dr Iskak Tulungagung.

Kapolsek Rejotangan, Iptu Hery Purwanto mengungkapkan, terduga pelaku, Imam Basori (30) sempat memangku korban.

Tumiran ditemukan tergeletak di pekarangan rumahnya, Kamis (23/7/2020) pagi. Pria Tulungagung itu diduga dibunuh anak kandungnya sendiri. (TribunJatim.com/Istimewa)

Imam adalah anak Tumiran yang mengalami gangguan kejiwaan.

"Terduga pelaku sempat memangku ayahnya sambil menangis," ujar Iptu Hery Purwanto.

Sementara dari hasil olah TKP, ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.

Pria dengan Gangguan Jiwa di Tulungagung Diduga Bunuh Ayahnya, Sempat Pangku Korban Sambil Menangis

Antara lain luka bacok di tangan kiri.

Tulang hidung korban juga patah.

Luka ini diduga karena pukulan balok kayu.

Polisi juga menemukan bercak darah di tangga rumah korban.

Dari bercak darah ini, korban diyakini dibenturkan kepalanya.

"Kami juga temukan batako dengan bercak darah," sambung Iptu Hery Purwanto.

Polisi menyita sabit, batako dengan bercak darah, dan balok kayu sebagai barang bukti.

Saat diajak bicara, Imam mengaku sebelumnya sempat dipukuli oleh ayahnya.

Ia kemudian membalas menganiaya bapaknya hingga akhirnya meninggal dunia.

“Pengakuan anaknya ini, korban dipukuli, dibenturkan kepalanya kemudian dibacok,” ungkap Hery.

Fakta Baru Pembunuhan Editor Metro TV, Rekan Yodi Prabowo Ngaku Tahu Pelakunya

Akhirnya Imam dibawa ke Polsek Rejotangan.

Selama ini Imam tinggal berdua dengan ayahnya.

Untuk kebutuhan makan, Imam biasa minta ke ibunya, Mursini yang tinggal terpisah.

Sering kali warga sekitar dan pemerintah desa setempat juga memberi makanan.

Sekitar pukul 02.00 WIB, warga sempat mendengar teriakan Tumiran.

"Warga sudah biasa mendengar teriakan korban setiap hari. Makanya juga tidak ada yang curiga," pungkas Iptu Hery Purwanto.

(TribunMadura.com/David Yohanes)

Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul FAKTA Anak di Tulungagung Bunuh Ayah Seusai Dipukuli, Balas Aniaya, Pangku Sang Ayah Sambil Menangis