Terkini Nasional

Modus Baru Pembobolan Rekening Lewat Sampah Struk ATM, Pakar Peringatkan Hal Ini saat Ambil Uang

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ATM

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Keamanan Perbankan Pratama Dahlian Persada mengungkapkan modus pembobolan rekening bank melalui sampah struk ATM.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan dalam acara Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu (22/7/2020).

Sebelumnya terjadi pembobolan rekening di tiga bank daerah, yakni Bank Lampung, Bank Sultra di Kendari, dan Bank Sumsel yang dilakukan lima orang tersangka sejak 2018.

Pengamat Keamanan Perbankan Pratama Dahlian Persada mengungkapkan modus pembobolan rekening bank melalui sampah struk ATM, dalam Sapa Indonesia Malam, Rabu (22/7/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Modus Pelaku Kuras Uang Ratusan Juta di Rekening 10 Warga Tulungangung, Telepon Bilang Dapat Hadiah

Pratama kemudian menjelaskan bagaimana modus pembobolan dilakukan.

Dalam struk bukti transfer di ATM, biasanya terdapat keterangan rekening penerima.

"Struk-struk itu ketika dikumpulkan, mendapatkan data nama dan nomor rekening, ini yang diolah pelaku. Kenapa diolah, karena dia membutuhkan data tambahan supaya bisa menguasai rekening tersebut," jelas Pratama.

Ia menjelaskan hal itu disebut dengan social engineering.

Pratama kemudian mengungkapkan bagaimana pelaku mendapat data nasabah.

"Salah satunya mungkin dia membeli data di internet. Kalau melihat di internet itu banyak sekali data yang dijual, mulai dari data nasabah bank, data pemilik deposito, data pemilik rumah mewah, bahkan data dari anggota klub golf," paparnya.

Pratama membenarkan data pribadi semacam itu bahkan dapat dibeli dari marketplace.

Data-data yang sudah dibeli itu kemudian digunakan untuk identitas palsu pemilik rekening.

"Yang jadi masalah adalah ketika pelaku ini berhasil membuat identitas palsu, kemudian dia datang ke bank, kemudian mengajukan pembukaan nomor rekening baru, pihak bank kok tidak mengecek dengan data punya Dukcapil?" tanya Pratama.

Beraksi sejak 2018 dengan Manfaatkan Struk ATM, 2 Pembobol Bank Ratusan Juta Akhirnya Ditangkap

Ia menyinggung ada Nomor Induk Kependudukan (NIK) di KTP yang seharusnya dicocokkan bank saat membuat rekening baru.

Pasalnya meskipun banyak nama yang sama, belum tentu NIK-nya sama.

Beraksi sejak 2018 dengan Manfaatkan Struk ATM, 2 Pembobol Bank Ratusan Juta Akhirnya Ditangkap

"Artinya bank ini tidak memiliki konektivitas dengan Dukcapil atau bank tidak mempunyai akses dengan benar," komentar Pratama.

Menurut Pratama, pelaku memperoleh nama lengkap dan nomor rekening nasabah dari struk ATM.

"Hanya dua informasi itu yang bisa melakukan crawling lebih dalam lagi di internet sehingga bisa mendapatkan data secara pasti," jelasnya.

Nama lengkap dan nomor rekening nasabah tersebut digunakan untuk mencocokkan dengan data yang dibeli dari internet.

Pratama menyinggung data yang diperoleh dari internet tersebut sangat lengkap, termasuk nama ibu kandung nasabah yang umumnya ditanyakan bank saat verifikasi data.

Menurut dia, keteledoran ada pada pihak bank yang menyetujui pembukaan rekening baru tanpa ada verifikasi data.

Ia menambahkan, nasabah harus dapat lebih waspada saat bertransaksi melalui bank.

"Kita terbiasa tidak aware terhadap informasi yang kita miliki. Contohnya tadi ambil uang, transfer di bank, enggak peduli," jelas Pratama.

"Ambil, (struknya) kita buang. Ternyata data yang anggap sampah menjadi gong bagi kriminal itu," tambahnya.

Lihat videonya mulai menit ke-1.00:

(TribunWow.com/Brigitta Winasis)