TRIBUNWOW.COM - Penambahan kasus Virus Corona di Solo berasal dari kluster pendidikan dokter Universitas Sebelas Maret (UNS).
Tercatat sebanyak 25 mahasiswa program pendidikan dokter spesialis UNS dinyatakan positif Virus Corona.
Kekhawatiran pun muncul dari sejumlah pengguna kost di sekitar kampus.
Seperti yang dirasakan pengguna kos, Bertha Galuh Andini.
"Saya khawatir juga karena kos saya dekat dengan kampus UNS dan juga RSUD Moewardi," kata Bertha kepada TribunSolo.com, Minggu (12/7/2020).
Kekhawatiran itu menjadi-jadi terlebih lokasi tempat tinggal ke-25 mahasiswa tersebut sampai saat ini masih samar.
Adapun 15 di antara 25 mahasiswa itu tercatat sebagai warga Solo dan masuk dalam 18 pasien tambahan per Minggu (12/7/2020).
Ditambah lagi, Kelurahan Jebres menyumbang pasien tambahan terbanyak sebanyak 10 orang.
"Apalagi, kita tidak tahu juga 25 mahasiswa tadi udah ke mana saja sebelum diisolasi," tutur Bertha.
Bertha menyampaikan lingkungan sekitar kosnya belum memperketat protokoler kesehatan pasca 25 mahasiswa PPDS UNS positif Covid-19.
"Belum ada, masih sama seperti sebelumnya tapi memang aktivitas kos-kosan di sini dipantau terus oleh RT, penjaga kos, maupun warga," ucapnya.
Apabila ada pengguna kos baru, lanjut Bertha, warga dan pemilik kos hanya bisa bergantung pada surat keterangan sehat yang dibawanya.
"Jika ada anak kos yang baru datang dari luar kota dilarang tinggal lama di kos-kosan kecuali ada surat kesehatan," ujar Bertha.
Misal tak membawa 'surat sakti' itu, pengguna kos yang baru diminta kembali ke daerah asalnya.
"Ada yang disuruh minta surat kesehatan ke puskesmas atau bisa pulang lagi ke daerah asal mereka," pungkas Bertha.
Meroket 18 Orang di Solo
Kasus kumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo meroket per Minggu (12/7/2020).
Terjadi penambahan sebanyak 18 kasus per hari ini.
15 diantara 18 kasus tambahan tersebut merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan, Ahyani tidak menyangka kasus di Solo bakal langsung melejit per hari ini.
"Solo tidak pernah mencatat sebanyak ini," kata Ahyani.
Sebelumnya, 25 mahasiswa PPDS telah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dan kini tengah menjalami perawaran di RS UNS Sukoharjo.
15 di antaranya berdomisili di Kota Solo.
"PPDS-nya ada 15 orang, itu macam-macam ada yang dokter residen dan lain-lain," tutur Ahyani.
"3 orang sisanya merupakan non tenaga kesehatan," tambahnya.
Berdasar Data Situasi Covid-19 Kota Solo, Kelurahan Jebres menjadi daerah penyumbang terbesar kasus tambahan Covid-19.
Tercatat, kecamatan itu memiliki 10 pasien Covid-19 baru dibuntut Kelurahan Mojosongo sebanyak 3 orang.
Pasien sisanya masing-masing berasal dari Kelurahan Purwosari, Manahan, Banyuanyar, Sumber, dan Timuran.
"Ini Solo sudah zona hitam," ucap Ahyani.
Menurut Ahyani, peningkatan tajam penambahan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 lantaran ketidaksiplinan masyarakat dalam menerapkan protokoler kesehatan.
"Sekolah tidak boleh tatap muka, hajatan tidak boleh," katanya.
Ahyani menegaskan tracing massif akan semakin digalakkan guna memutus mata rantai penularan Covid-19.
"Harus tracing massif, di luar akan swab khususnya tempat-tempat keramaian," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Cerita Pengguna Kos Khawatir hingga Tak Bisa Tidur Pasca 25 Mahasiswa FK UNS Solo Positif Covid-19"