TRIBUNWOW.COM - Yonatan Witanto, satu dari 22 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal asal China, Lu Huang Yuan Yu 118 membagikan pengalamannya selama bekerja di kapal pencari ikan asal negeri Tirai Bambu itu.
Kala itu Yonatan memutuskan untuk bekerja di kapal karena tergiur upah yang fantastis, namun realitanya Yonatan justru bekerja di lingkungan kerja yang amat ekstrem dan tak manusiawi.
Bekerja menangkap sotong di laut, Yonatan dan para ABK asal Indonesia lainnya bisa dihajar apabila ketahuan sedikit saja mengambil hasil tangkapan untuk konsumsi pribadi.
• Cerita ABK Indonesia Dihajar Mandor dan Nahkoda di Kapal China, Dipukuli Pakai Kayu hingga Besi
• Polisi Ungkap Detik-detik Kondisi ABK WNI saat Berada di Kapal China Lu Huang Yuan Yu 118
Dikutip dari TribunBatam.id, Sabtu (11/7/2020), tindak kekerasan dan penganiayaan seakan-akan menjadi santapan sehari-sehari Yonatan dan para ABK Indonesia lainnya.
Ia mengaku sering kena pukul oleh mandor kapal tersebut.
Bahkan ada beberapa rekannya yang kena lempar besi seberat dua kilogram.
Yonatan mengaku penganiayaan itu dilakukan oleh mandor kapal atas masalah-masalah sepele dan kadang dihajar tanpa alasan jelas.
"Kalau saya dan kawan-kawan melawan diancam tidak diberikan gaji," tuturnya Yonatan.
Kemudian Yonatan bercerita soal kesehariannya yang bertugas menangkap sotong.
Dari sekian banyak sotong yang berhasil ditangkap, Yonatan dan kawan-kawannya harus mengambil celah sembunyi-sembunyi agar bisa mengonsumsi sotong tangkapan tersebut.
Selama bekerja di atas kapal Lu Huang Yuan Yu 118, Yonatan dan para ABK Indonesia lainnya dilarang sedikitpun mengonsumsi sotong hasil tangkapan.
"Kadang makanan dikasi tidak halal, saya paling makan nasi putih dengan garam saja. Mau enggak mau biar tetap ada tenaga untuk bekerja," ujarnya.
Dihajar Pakai Kayu hingga Besi
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/7/2020), Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri Kombes Arie Darmanto mengatakan para ABK Indonesia mengakui mereka setiap hari mengalami tindak kekerasan dari mandor dan nahkoda.
"Yang sering memukul mereka yakni mandor dan nahkoda kapal Lu Huang Yuan Yu 118," kata Arie saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).
Diceritakan Arie, penganiayaan kepada para ABK Indonesia dilakukan mulai dari menggunakan tangan kosong hingga alat seperti kayu dan besi.
Arie menuturkan, satu jenazah yang ditemukan di dalam peti pendingin atas nama Hasan disebut-sebut tewas karena mengalami penganiayaan.
"Menurut para ABK asal Indonesia, korban Hasan Afriadi tewas juga karena disiksa oleh mandor kapal China tersebut," kata Arie.
Para ABK Indonesia itu mengatakan penyiksaan dilakukan karena masalah-masalah ringan dan sengaja dibuat-buat.
Kini satu orang telah ditetapkan menjadi tersangka atas tewasnya Hasan.
Tersangka itu adalah S yang merupakan mandor kapal Lu Huang Yuan Yu 118.
"Untuk saat ini tersangka S masih di atas kapal. Nanti apabila sudah proses penahanan, kita tinggal berkoordinasi saja dengan personel Lanal Batam yang berjaga di atas kapal tersebut," kata Arie, Sabtu (11/7/2020).
• ABK WNI Ditemukan Tewas di Freezer Kapal China, Berawal dari Facebook hingga Ada Memar di Tubuh
Muncul dugaan bahwa seorang ABK Indonesia yang tewas di kapal Lu HUang Yuan Yu 118, yakni Hasan, adalah seorang korban perdagangan manusia atau human trafficking.
Dugaan itu diungkapkan oleh Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia.
Berdasarkan penelusuran dari mereka, ABK Hasan disalurkan melalui perusaah penyalur tenaga kerja ilegal di Tegal, Jawa Tengah.
Atas temuan itu, DFW meminta Polri mengusut tuntas soal adanya dugaan perdagangan manusia di kapal itu.
"Mendorong Kapolri memberikan perhatian khusus pada masalah ini karena menyangkut kejahatan perdagangan orang yang menimbulkan kerugian korban jiwa," ujar Koordinator Nasional DFW Indonesia, Moh Abdi Shufan, dalam keterangan tertulis, Rabu (8/7/2020).
Sebelumnya diberitakan pada Rabu (8/7/2020) lalu, petugas gabungan polisi dan TNI AL berhasil menangkap dua kapal ikan asal China di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Di sana para personel gabungan menemukan satu jenazah ABK Indonesia di dalam peti pendingin atas nama Hasan Afriadi asal Lampung dan berhasil menyelamatkan 22 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Ini Pengakuan ABK Indonesia di Kapal China, Dianiaya Setiap Hari Soal Perkara Sepele dan Dibuat-buat", dan tribunbatam.id dengan judul TERKUAK, Mandor Kapal Bendera China Lempar ABK Pakai Besi, Angkat Jempol saat Tahu Kru Tewas