TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif menanggapi pro dan kontra reklamasi Ancol.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat diundang dalam Kompas Petang, Senin (6/7/2020).
Diketahui sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan izin reklamasi untuk perluasan Taman Impian Jaya Ancol dan Dunia Fantasi.
• Reaksi Anies saat Disebut Jadi Gubernur Paling Tidak Disukai di Medsos: Lebih Penting di Dunia Nyata
Keputusan itu kemudian menuai protes dari Jaringan Warga Jakarta Utara (Jawara) karena dikhawatirkan akan merusak lingkungan dan ekosistem pantai.
Menanggapi hal itu, Syarif menjelaskan urgensi rencana reklamasi Ancol tetap dilanjutkan.
Ia menyinggung hal tersebut merupakan permintaan warga Jakarta sendiri.
"Penjelasannya adalah untuk fasilitas publik, salah satunya adalah keinginan kita ada pantai publik yang gratis diakses dan itu diiyakan," jelas Syarif.
Syarif kemudian menjelaskan area yang direklamasi nantinya merupakan pengembangan dari Ancol dan Dufan.
"Kedua, disampaikan oleh Pak Sekda, untuk tempat area bermain di beberapa tempat," kata Syarif.
"Kalau Dufan, memang itu 50-50. Setengahnya bisnis, setengahnya publik," lanjutnya.
• Media Inggris Sebut Anies Baswedan Rival Baru Jokowi, Gubernur DKI Jakarta: Saya Bawahan Presiden
Syarif menegaskan Pemprov DKI Jakarta juga telah menetapkan syarat agar melarang daerah reklamasi menjadi pemukiman baru.
"Kalau yang 120 kita meminta catatan yang paling mutlak tidak boleh dibangun residen, apartemen, atau perumahan tidak boleh," tegasnya.
• Sebut Anies Baswedan Lepas Tangan soal PPDB, Ombudsman: Melakukan Kekerasan Terbuka pada Anak
Ia menambahkan, bagian dari tujuan reklamasi adalah untuk memenuhi kebutuhan warga akan akses gratis masuk pantai.
"Kepentingan jelas, bahwa termasuk warga Jakarta Utara seringkali menyampaikan aspirasi, 'Kita gratis dong masuk Ancol'," ungkit Syarif.
"Ini 'kan dijawab, akan membuat pantai publik," tambahnya.
Dalam tayangan yang sama, Koordinator Jawara Sanny Irsan memberi tanggapan.
"Prinsipnya membuat daratan yang tadinya tidak ada menjadi ada, itu reklamasi," jelas Sanny Irsan.
"Masalah nanti ada masjid, museum, dan segala macam itu hanya bagian kecil. Itu bahkan suatu kewajiban bagi pengembang untuk membuat fasilitas," lanjutnya.
Menurut dia, pembangunan semacam itu menjadi penting sebagai kontribusi pengembang terhadap masyarakat setempat.
Meskipun begitu, Sanny mengingatkan janji Anies Baswedan untuk menghentikan proyek reklamasi Ancol.
Ia juga menilai janji penghentian reklamasi tersebut tidak ada kaitannya dengan pengadaan pantai gratis.
"Kalau untuk pantai gratis dan segala macam, itu ranah DPRD karena harus mengubah retribusi. Itu mesti ada perdanya," komentar Sanny.
• Media Inggris Sebut Anies Baswedan Rival Baru Jokowi, Gubernur DKI Jakarta: Saya Bawahan Presiden
Lihat videonya mulai menit ke-7.00:
Anies Baswedan Jadi Gubernur Paling Tidak Disukai di Media Sosial
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menanggapi survei mengenai dirinya di sosial media.
Hal itu diungkapkan oleh Anies Baswedan di acara Zoom-In tvOne pada Sabtu (4/7/2020).
Survei itu dilakukan oleh peneliti sosial media Drone Emprit Ismail Fahmi pada sejumlah Kepala Daerah termasuk Anies Baswedan.
• Sebut Anies Baswedan Lepas Tangan soal PPDB, Ombudsman: Melakukan Kekerasan Terbuka pada Anak
Anies Baswedan menjadi kepala daerah terpopuler di sosial media tetapi paling tidak disukai.
"Gubernur paling populer se sosial media versi analisa Sosmed, tapi paling tidak disukai," singgung presenter pada Anies.
Menanggapi survei itu, Anies mengaku tak masalah.
Menurutnya yang lebih penting adalah kinerjanya di dunia nyata.
"Gini, kalau saya ini merasa lebih penting yang dunia nyata, yang nyatanya dirasakan masyarakat," kata Anies.
Ia lantas mencontohkan kinerjanya mengatasi Covid-19.
Ia merasa penyebaran Covid-19 di Jakarta cukup terkendali.
"Covid misalnya. Maka di dunia nyata apakah terkendali pasiennya bisa disembukan apa tidak, nyata lebih penting."
"Karena kalau di sosial media ya tahu sendiri, hari ini dipuji besok enggak," ungkapnya.
• Ketua KPA Singgung Peran Anies Baswedan Sikapi PPDB Jakarta: Saya Kira Sangat Paham Dunia Pendidikan
Menurut Anies, survei di sosial media itu hanya bersifat sementara.
Terkadang dirinya dipuji, kadang pula dirinya dikritik.
"Enggak apa-apa. Karena buat saya angka-angka survei itu potret satu waktu, maka saya mengerjakan amanat melindungi warga itu malah tidak satu hari, tapi minggu, bulan," katanya.
Ia lalu mengungkit kembali bagaimana dirinya mengatasi Covid-19 di awal-awal pandemi tersebut masuk Indonesia.
Awalnya dirinya terus mendapat kritikan atas kinerjanya itu.
Namun, kini justru berubah.
"Coba ingat-ingat dulu ketika bulan Maret ketika kita memutuskan wah itu dikritik, dibully, dibilang berlebihan dan lain, lain, macem-macem sekali."
"Kalau saat itu saya dites popularitas ya jeblok, sekarang tiga bulan kemudian rupanya angka penularan terbesar jadi bulan Maret," katanya.
• Jejak Reshuffle Jokowi sejak Tahun 2014, Mulai dari Anies Baswedan hingga Khofifah Indar Parawansa
Sehingga, Gubernur 50 tahun ini menegaskan sekali lagi dirinya bekerja bukan untuk meraih kepopuleran dan pujian di media sosial.
"Jadi saya itu dipilih bukan untuk mendapatkan rating tinggi di sosmed," sambungnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Gipty)