Terkini Daerah

Tegaskan Dirinya sebagai Jenderal Perang di Surabaya, Risma: Saya Pemimpin, Tidak Boleh Sakit Hati

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Risma akhirnya buka suara soal aksinya bersujud kepada Dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di wilayahnya, bernama dokter Sudarsono. Hal itu diungkapkan Risma saat berbincang di Rosi Kompas TV pada Kamis (2/7/2020).

TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma akhirnya buka suara soal aksinya bersujud kepada Dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di wilayahnya, bernama dokter Sudarsono

Risma mengaku melakukan hal itu karena dokter Sudarsono mengatakan bahwa rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19 di daerahnya penuh.

Dalam kesempatan itu, Risma menegaskan dirinya adalah jenderal perang Covid-19 di Indonesia.

Menurut Risma, apa yang dikatakan dokter itu tidak benar.

Risma akhirnya buka suara soal aksinya bersujud kepada Dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di wilayahnya, bernama dokter Sudarsono saat berbincang di Rosi Kompas TV pada Kamis (2/7/2020). (Youtube/KompasTV)

Akhirnya Risma Buka Suara soal Aksi Sujud di Kaki Dokter: Saya adalah Jenderal Perangnya di Surabaya

Bahkan, ada rumah sakit dekat rumah dokter itu yang masih kosong,

"Jadi saat itu kan Beliaunya menyampaikan bahwa ada masalah begitu, seperti rumah sakit penuh dan sebagainya."

"Padahal rumah sakit di depan Pak Dokter ini mungkin naik mobil lima menit 10 menit itu kosong, saya sudah menyiapkan kurang lebih 200 bed yang sampai hingga hari ini belum ditempati," jelas Risma.

Selain itu, dirinya juga selalu mendata bagaimana kondisi rumah sakit.

"Kemudian kita juga setiap hari mendata rumah sakit-rumah sakit yang lain itu masih banyak yang kosong tapi kenapa kemudian dikatakan penuh?," imbuhnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga memiliki informasi penanganan Covid-19 melalui website.

• Kumpulkan Pimpinan RS di Surabaya, Risma Bagikan Kertas: Diisi Nggih, Apapun Keluhan Panjenengan

Ambulans juga disiapkan selama 24 jam untuk menjemput pasien yang butuh ke rumah sakit.

"Nah Beliau menyampaikan bahwa kita enggak bisa merujuk bahwa, kami sebetulnya punya laman covidsurabaya.go.id yang sebetulnya pengaduan bisa di situ termasuk 112 pasti kami kemudian bisa antar, karena kami menyiapkan 24 jam ambulans kurang lebih ada 18 ambulans," jelasnya.

Ia tidak menerima stafnya dituding tidak bisa berkoordinasi.

Sebagai pemimpin, menurutnya dirinyalah yang bertanggung jawab,

"Nah informasi ini enggak ada enggak pernah kami terima kemudian beliau menuding staf saya tidak bisa komunikasi atau koordinasi, padahal setiap hari membaca laporan berapa rumah sakit kosong, informasinya dari mana, bagaimana kondisi rumah sakit."

"Bagi saya, saya adalah jenderal perangnya di Surabaya, saya bertanggung jawab memang. Kalau menyalahkan staf saya, saya tidak terima," ujar Risma.

Lalu Risma menjelaskan soal bagaimana dirinya berusaha keras dalam melakukan penelusuran penyakit Covid-19.

Penelusuran tidak hanya berhenti pada anggota keluarga yang terjangkit Covid-19, melainkan juga pada para pekerjanya, seperti sopir hingga asistan rumah tangga.

Ia mengaku sebenarnya masalah apa yang tengah dihadapinya.

Sujud dan Tangisan Risma Minta Jangan Diulangi Lagi, Pakar: Nanti Kepercayaan Masyarakat Hilang

Meski demikian ia menegaskan tidak ingin dendam.

"Terus terang saya mempunyai apakah punya masalah saya juga tidak tahu, saya tidak pernah, saya coba hilangkan perasaan saya itu juga tidak boleh."

"Sebagai pemimpin tidak boleh dendam, sebagai pemimpin saya tidak boleh sakit hati saaat kemudian saya dibutuhkan meskipun saya sakit hati, saya harus menghilangkan sakit hati," ujar Risma.

Menurutnya sebagai pemimpin harus bertanggung jawab.

Pasalnya dirinya pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan.

"Karena itu enggak boleh, karena itu adalah kewajiban saya yang akan pertanggungjawabkan nanti di depan Tuhan."

"Saya tidak mau saya kemudian saat menghadap Tuhan dimintai pertanggung jawaban saya tidak bisa menjawab saya tidak mau itu," katanya.

Video Detik-detik Penumpang Melahirkan di Bus Tujuan Surabaya, Jadi Perhatian Warga

Lihat videonya mulai menit awal:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)