TRIBUNWOW.COM - Sejarawan Universitas Indonesia (UI) JJ Rizal mengungkapkan fenomena premanisme sebetulnya sudah terjadi sejak zaman Batavia.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia ungkapkan dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (25/6/2020).
Seperti diketahui, akhir-akhir ini ramai diberitakan aksi penyerangan kelompok John Kei terhadap rumah milik pamannya, Nus Kei, di di Perumahan Green Lake City, Cipondoh, Tangerang, Minggu (21/6/2020).
• Soal Aksi John Kei, Debt Collector Ini Ungkap Filsafat dari Maluku: Kita Malu Melakukan yang Jahat
Menurut JJ Rizal, ada sejarah panjang dalam premanisme.
"Preman ini lebih tua bahkan daripada Batavia," ungkap JJ Rizal.
Ia menjelaskan pengertian awal pengertian preman berbeda dengan yang dipahami saat ini.
Menurut JJ Rizal, awalnya kata preman digunakan untuk menyebut orang yang merdeka.
"Kata preman pertama tidak identik dengan apa yang kita pahami hari ini. Preman itu artinya orang bebas, bukan budak. Freeman," paparnya.
Namun seiring berjalan waktu, muncul pemahaman negatif terhadap preman karena berselisih dengan pengertian jagoan.
"Kata itu kemudian menjadi punya muatan negatif karena ada identifikasi yang kerok atau kacau antara preman dengan jagoan," kata JJ Rizal.
Ia menuturkan jagoan adalah sosok yang jasanya dibayar untuk melakukan sesuatu.
"Baru muncul cerita-cerita di mana jagoan, yang juga berbeda dengan jago, artinya dia lebih seperti alat yang bisa dibeli karena punya kekuatan," jelasnya.
• Pertanyakan Kata Damai Nus Kei, Kuasa Hukum John Kei: Implementasinya? Apa yang Harus Didamaikan?
JJ Rizal kemudian memberi contoh nama jagoan dari era Batavia yang masih dikenal sampai saat ini, yakni Si Pitung.
Ia menerangkan Si Pitung memang hidup dalam era banyak kriminal terjadi.
"Dari situ muncul nama-nama yang kemudian sampai hari ini, kalau orang bicara tentang jagoan, ada Si Pitung," kata JJ Rizal.