Terkini Nasional

Gerhana Matahari di Tengah Pandemi, Ustaz Syarif Matnadjih Unggkap Maknanya dalam Pandangan Islam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Sabtu (20/6/2020), Ustaz Syarif Matnadjih mengungkapkan makna Salat Gerhana dalam pandangan islam.

TRIBUNWOW.COM - Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) terjadi pada hari ini Minggu (21/6/2020).

Indonesia menjadi wilayah yang mampu menyaksikan gerhana matahari tersebut, meski tidak bisa secara sempurna.

Gerhana matahari kali ini terjadi bertepatan dengan kondisi dunia yang sedang menghadapi pandemi Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, fenomena alam ini ternyata mempunyai makna tersendiri, khususnya menurut pandangan islam.

Gerhana matahari cincin terjadi di Indonesia, berikut daftar kota dan waktunya. (Twitter.com/@infoBMKG)

Hari Ini Ada Gerhana Matahari Cincin, Jangan Lupa Salat Gerhana, Berikut Niat dan Tata Caranya

Dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Sabtu (20/6/2020), Ustaz Syarif Matnadjih mengungkapkan bahwa terjadinya gerhana mengajak umat muslim untuk mengingat kembali pentingnya waktu siang dan malam.

Menurutnya, bentuk kasih sayang dari Allah yang diberikan untuk umatnya adalah diciptakannya siang dan malam.

"Kalau di dalam Alquran, silakan dibuka Surat Al-Qashash ayat 71-73, itu jelas betul diceritakan oleh Allah bahwa perihal malam dan siang ini adalah bentuk kasih sayang dari Allah," ujar Ustadz Syarif.

"Sampai Allah bilang dalam Alquran Allah berfirman 'Bagaimana pendapatmu wahai Muhammad jikalau kami jadikan sepanjang waktu malam, bagaimana pendapatmu jikalau kami jadikan sepanjang waktu adalah siang'," sambungnya.

Ustaz Syarif mengatakan bahwa Salat Gerhana hukumnya adalah Sunnah Muakkadah atau sunnah yang dianjurkan.

Dirinya kemudian menyinggung soal materi kotbah yang disampaikan adalah dianjurkan tentang perbanyak melakukan sedekah, minta pertolongan kepada Allah, hingga perintah untuk bertaubat.

Seperti halnya dengan kondisi pandemi yang terjadi saat ini, supaya bisa meminta pertolongan kepada Sang Pencipta.

"Artinya kenapa ini salat menjadi semua ulama sepakat bahwa ini hukumnya Sunnah Muakkadah, bagi mereka yang menyaksikan atau mengalami itu gerhana," ungkapnya.

"Karena memang pada saat orang melaksanakan Salat Gerhana, bahkan sang khotib dianjurkan untuk mengingatkan perbanyak sedekah, berdoa minta tolong kepada Allah, bertaubat," jelasnya.

Hari Ini Gerhana Matahari, Bahaya Lihat Matahari Secara Langsung, Simak Penjelasannya

Menurut Ustaz Syarif, adanya Gerhana Matahari juga menjadi peringatan bagaimana jika seadainya dunia tidak lagi ada cahaya.

Dan kondisi gelap akan benar-benar terjadi atau bisa dikatakan sebagai akhir zaman.

"Untuk salat gerhana ini dianjurkan sang khotib untuk banyak bertaubat seakan ingin menginformasikan karena kalau bukan karena kasih sayang Allah."

"Ini kan secara ilmiah, cahaya yang terhalang oleh bulan, bayangkan bila kemudian cahaya itu benar-benar dihilangkan oleh Allah," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 5.02

Berikut bacaan niat dan tata cara shalat Gerhana Matahari dikutip dari situs resmi Kementerian Agama:

1. Berniat di dalam hati

Berikut bacaan niat salat gerhana matahari:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala

Arti: Saya berniat mengerjakan salat sunah Gerhana Matahari sebagai imam/makmum karena Allah semata.

Bila dilakukan sendirian, berikut niat salat gerhana matahari:

أُصَلِّي سُنَّةَ الكُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى

Ushalli sunnatal khusuufi rak‘ataini lillali ta'ala

Arti: Saya shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah SWT.

2. Takbiratul ihram seperti shalat biasa

3. Membaca doa iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan di-jahr-kan (perdengarkan) suaranya.

4. Kemudian ruku' sambil memanjangkannya

5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)

Gerhana Matahari Hari Ini 21 Juni, Ini 31 Wilayah Indonesia yang Dapat Melihat, Mulai Aceh 13.16 WIB

6. Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, tapi dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).

7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

8. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)

9. Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali

10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya)

11. Tasyahud

12. Salam.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)