Virus Corona

Soal Ancaman PHK Massal, Ganjar Pranowo: Dirumahkan Jadi Pilihan yang Bagus tapi Tidak di-PHK

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo mengungkap cara bagaimana mengatasi dan menyiasati ancaman PHK massal akibat pandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo di channel YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne pada Jumat (12/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkap cara bagaimana mengatasi dan menyiasati ancaman PHK massal akibat pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo di channel YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne pada Jumat (12/6/2020).

Ganjar Pranowo mengatakan, PHK besar-besaran sebenarnya sudah terjadi dengan berbagai alasan.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu (7/6/2020). (YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne)

Belasan ASN Kota Semarang Positif Virus Corona, Ganjar Pranowo: Mereka Tertular saat Melayani

Covid-19 menambah tekanan sejumlah perusahaan untuk akhirnya mem-PHK para karyawannya.

"Sebenarnya yang PHK sudah terjadi, yang dirumahkan sudah terjadi, kondisinya macam-macam."

"Ada yang memang mereka mendapatkan tekanan karena Covid ini sehingga penjualannya agak tidak bagus," kata Ganjar.

Namun, papar Ganjar, ada pula sejumlah perusahaan yang mem-PHK karyawannya tidak hanya karena Covid-19.

Menurutnya, ada perusahaan yang sudah mengalami keadaan tidak bagus, lalu dengan adanya Covid-19 dijadikan alasan untuk memecat pegawainya.

"Tapi ada yang belum terlalu jelas persoalannya apa, kita tidak mau ada free riders dari perusahaan yang kemudian karena kondisi awalnya tidak bagus, dengan adanya Covid melakukan PHK," kata dia.

Enggan Terapkan New Normal, Ganjar Minta Tak Tergesa-gesa: Siapkan Normanya Dulu, Bukan Normalnya

Ia mengaku sudah berpesan pada perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah bahwa harus ada diskusi dulu terkait nasib karyawan.

Selain itu, jika terpaksa dirumahkan, hal itu akan jauh lebih baik dibanding PHK.

"Kita tekankan dari awal untuk dijadwalkan ulang, diomongkan dengan karyawan, dengan serikat pekerja, bagaimana menata kondisi yang sulit ini."

"Maka dirumahkan menjadi pilihan yang bagus tapi tidak di-PHK," ungkapnya.

Mantan Anggota DPR ini menyampaikan, pihaknya juga sudah berusaha untuk menyelamatkan karyawan akibat pemberhentian kerja.

"Dari catatan itu kalau boleh saya sampaikan kalau dari kami catat itu, kurang lebih ada 294 perusahaan yang terdampak di Jawa Tengah."

"Dan ada 66.990 yang terkena PHK maka kita dari pemerintah menyiapkan untuk me-resque mereka bagaiman resque-nya," jelas Ganjar.

Pamor Anies Kalah dari Ganjar dalam Survei Pilpres 2024, Mardani Ali: Enak Tuh, dari Jokowi Langsung

Ganjar menjelaskan, satu di antara menyelamatkan nasib karyawan adalah dengan Kartu Prakerja.

"Bagaimana kondisi masing-masing pengen kerja apa, terus passion-nya di mana, kita bantu mereka masuk ke kartu prakerja dan seterusnya agar mereka bisa bekerja," tuturnya.

Terkait nasib perusahaan, pemerintah juga telah membantu dengan cara penjadwalan ulang hutang hingga penundaan pajak.

"Pada perusahaannya tentu problem-problem yang dihadapi apa kan ada intensif pajak yang diberikan oleh pusat, kemudian terkait dengan utang ada re-scheduling jadi cara-cara itu yang sekarang kita persiapkan," ucapnya.

Lihat videonya sejak menit awal:

Masih Enggan Terapkan New Normal

Sebelumnya, Ganjar mengaku masih enggan memberlakukan new normal di wilayahnya, Jumat (12/6/2020).

Ia mengaku tak ingin terburu-buru dan masih akan menyiapkn aturan-aturan terkait pelonggaran pembatasan sosial tersebut.

Ganjar memperingatkan agar warga turut berpartisipasi aktif untuk menjaga diri sendiri dengan menerapkan protokol kesehatan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemui di Puri Gedeh, Kamis (16/4/2020). (KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA)

• Tanggapan Ganjar setelah Elektabilitasnya Naik Kalahkan Anies: Tak Etis, Saya Ngurusin yang Ini Saja

Dilansir akun YouTube metrotvnews, Jumat (11/6/2020), Ganjar mengaku masih ada beberapa wilayah di Jawa Tengah yang penyebaran virusnya masih mengkhawatirkan.

Ia menyebutkan Semarang dan Temanggung yang kurva epidemologinya masih cenderung meningkat.

Sementara itu, Ganjar juga mengatakan masih perlu memperhatikan wilayah Wonosobo dan Kudus yang belum stabil tingkat penularannya.

"Kalau kita melihat grafiknya, Semarang malah naik, Temanggung naik, Wonosobo juga naik turun, Kudus juga jadi perhatian kita. Artinya apa, ada bberapa kabupaten/kota yang menjadi perhatian kita" tutur Ganjar.

Oleh sebab itu, pihaknya masih enggan untuk menerapkan tatanan kenormalan baru atau new normal di Jawa Tengah.

Ia meminta agar segenap pihak untuk tidak tergesa-gesa dan perlu menyiapkan aturan terkait secara seksama.

"Maka saya sangat hati-hati untuk menyampaikan jangan tergesa-gesa. Tapi semua harus menyiapkan normanya dulu, bukan normalnya dulu," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, pada Jumat ini pihaknya akan menandatangi peraturan terkait yang telah disusun oleh jajarannya.

Dalam aturan tersebut, akan ada enam poin yang perlu dilakukan oleh bupati dan wali kota untuk menjaga agar wilayahnya aman dari Covid-19.

• Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo dan Jokowi Menurun, Ganjar dan Ridwan Kamil Makin Meningkat

"Normanya ini lebih penting dan insya allah hari ini akan saya tanda tangani instruksi Ketua Gugus Tugas Jawa Tengah, dari Gubernur Jawa Tengah, akan kita siapkan kalau tidak salah ada 6 poin yang paling penting untuk kita sampaikan kepada bupati wali kota, yang nanti secara sektoral akan disiapkan. Nah itu yang menjadi catatan kita," terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga mengimbau pada segenap masyarakat untuk tidak keras kepala terhadap aturan kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

Ia mengaku mengetahui bahwa merubah kebiasaan sangat sulit, namun hal itu perlu dilakukan agar tetap sehat dan selamat.

"Temen-temen, masyarakat, kita tidak bisa ngeyel pada soal ini. Saya tahu betapa sulitnya. Tapi kalau kita berada di daerah, wilayah merah, maka kita mesti hati-hati betul," ungkap Ganjar.

Agar daerah yang masih memiliki kasus positif relatif tinggi, Ganjar telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan penelusuran secara masif.

Ia juga meminta agar pemerintah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan melakukan sosialisasi besar-besaran terkait penaggulangan Covid-19 tersebut.

"Saya contohkan yang di Jawa Tengah umpama yang di Kota Semarang atau Temanggung yang hari ini laporannya tinggi terus Temanggung itu," singgung Ganjar.

"Maka saya minta tracingnya segera dilakukan, kekuatan SDM-nya ditambah, sosialisasinya disampaikan," imbuhnya.

Ganjar mewanti-wanti agar segenap masyarakat tidak salah persepsi terhadap istilah new normal.

Ia mengingatkan agar penetapan new normal tersebut bukan menjadi ajang untuk membebaskan diri dari aturan kesehatan.

Ganjar mengatakan bahwa dengan ditetapkannya new normal, masyarakat justru perlu melakukan perubahan perilaku sesuai dengan protokol kesehatan.

"Maka jangan sampai nomal baru atau kenormalan baru itu jadi euforia, seolah-olah semua sudah selesai, tidak," imbau Ganjar.

"Karena merubah perilaku itu tidak bisa setiap saat, harus perlu dilakukan kebiasaan terus-menerus dan harus ada yang mengawal."

"Maka partisipasi masyarakat wajib, pakai masker itu wajib, jaga jarak itu harus otomatis, maka itu terus menjadi kebiasaan kita sendiri, cuci tangan harus sesering mungkin," paparnya.

Gubernur tersebut menekankan bahwa penerapan protokol kesehatan merupakan kebutuhan masing-masing orang.

Selain untuk menjaga diri sendiri, dengan melakukan protokol kesehatan, warga telah turut serta menjaga keselamatan warga di sekitarnya.

"Itu bagian dari kebutuhan kita, bukan kebutuhan orang lain, kebutuhan kita," ujar Ganjar.

"Maka kalau kita bisa menjaga, orang lain juga akan bisa menjaga juga," pungkasnya.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Noviana)