TRIBUNWOW.COM - Maraknya peredaran telur infertil tak hanya meresahkan pembeli, tetapi juga peternak.
Seperti yang dirasakan oleh peternak di Blitar, Jawa Timur, Sukarman.
Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Koperasi Putera) itu bahkan sampai mengirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keresahannya.
"Saya memberanikan diri mengirim surat ke Pak Presiden," kata Sukarman.
• Waspada, Ini Ciri-ciri Telur Ayam Infertil yang Dijual di Pasar, Cek Cangkangnya
Dalam surat tertanggal 13 Mei 2020 tersebut, Sukarman memohon kepada pemerintah untuk menindak tegas oknum di balik peredaran telur infertil.
"Sehari setelah kirim surat, banyak penjual telur infertil yang ditangkapi. Di Jawa Tengah, di Bogor banyak yang ditangkapi," kata Sukarman.
Tak hanya itu, dampak penindakan itu mulai terasa, tiga sampai empat terakhir harga jual telur layer mulai normal.
Dari awalnya kisaran Rp 13.000 terus merangkak naik hingga Rp 19.000 sampai Rp 19.500 per kilogramnya.
Kini, para peternak ayam petelur di Blitar, Jawa Timur, bisa bernafas lega.
Harga jual telur layer di pasaran yang mulai normal kembali.
"Sekarang (harganya) normal. Sesuai HPP Permendag, yaitu batas bawah Rp.19.000 dan batas atas Rp 21.000," ujar Sukarman.
Sempat khawatir gulung tikar
Menurut Sukarman, semenjak telur infertil marah beredar dengan harga per kilogramnya hanya Rp 11.000, membuat harga telur layer terjun bebas.
Kondisi tersebut membuat Sukarman dan sejumlah peternak unggas di koperasinya terancam gulung tikar.
"Dampaknya, telur layer jatuh, sampai Rp 11.000," kata Sukarman.
Sementara itu, menurut salah satu peternak unggas di Blitar, Aris Wahyudi, saat marak telur infertil dirinya memilih untuk menurunkan populasi ayamnya. Tujuannya, agar menekan angka kerugian.
Menurut Aris, biasanya dia beternak 15 ribu ekor ayam, namun kini hanya sekitar 9 ribu ekor ayam saja. Strategi itu dijalankannya sekuat tenaga mengingat banyak peternak lain yang harus setop usaha.
Aris mempertimbangkan akan menambah kembali populasi jika harga telur terus membaik.
"Mudah-mudahan tidak ada telur infertil lagi," kata Aris melalui perpesanan instan.
• Curhatan Pria Pasrah Ikan Arwana Rp 2 Juta Miliknya Digoreng sang Ayah: Bapak Sudah Malas
Dasar aduan
Sebelum mengirim surat ke Jokowi, Sukarman sebetulnya telah mengirim surat ke empat kementerian, yaitu Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Keuangan. Surat tertanggal 30 April 2020 itu juga dikirimkan ke Satgas Pangan Mabes Polri.
Saat itu Sukarman mengusulkan agar komoditas telur dimasukan dalam item bantuan sosial Covid-19.
Sayangnya, setelah seminggu tak ada respons dari Satgas Pangan Mabes Polri.
Menurut Sukarman, dasar aduan itu mengacu pada Surat Edaran Dirjen PKH Kementerian Pertanian Nomor 2804/PK.420/F/04/2017 perihal pelarangan peredaran telur bertunas (HE) dan telur infertil ke pasar tradisional serta larangan memperdagangkan telur infertil untuk konsumsi dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017.
(Kompas.com/M Agus Fauzul Hakim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Peternak Mengadu Soal Telur Infertil ke Presiden Jokowi: Saya Beranikan Diri"