Virus Corona

Kasihani Jawa Timur hingga Sulsel, Dokter Tirta: New Normal Tak Bisa Dipukul Rata di Semua Daerah

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Influencer sekaligus dokter, Tirta Mandira Hudhi menegaskan bahwa penerapan tatanan hidup baru atau New Normal bersifat dinamis dalam forum Dua Sisi, Kamis (11/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Influencer sekaligus dokter, Tirta Mandira Hudhi menegaskan bahwa penerapan tatanan hidup baru atau New Normal bersifat dinamis.

Hal itu diungkapkan dokter Tirta di acara Dua Sisi tvOne pada Kamis (11/6/2020).

Dokter Tirta meminta agar pemerintah bisa menjelaskan secara jelas mengenai penerapan New Normal ini.

Relawan Covid-19, Dokter Tirta Mandiri Hudhi dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Kamis (11/6/2020). (YouTube Talk Show tvOne)

Sosiolog Ini Ungkap Dilema Pemerintah hingga Bersiap New Normal, Anggap Alami Krisis: Parah Betul

"Jadi ini bersifatnya dinamis, ini yang harus kita garis bawahi ke masyarakat ini jadi dinamis."

"Ini yang harus digarisbawahi ke masyarakat ini dinamis, jadi pemerintah pusat harusnya ini loh ada kehidupan baru," ujar dokter Tirta.

Dokter Tirta mengatakan bahwa New Normal itu hanya bisa diterapkan di daerah-daerah yang berstatus hijau sampai biru.

"Ini dilakukan ketika grafik sudah mulai turun dari rate yelow, green sama blue."

"Nah ketika mencapai green sama blue boleh mencapai ada adaptasi baru," ungkapnya.

Meski demikian, penerapan New Normal juga harus melibatkan kepala daerah serta Dinas Kesehatan di wilayah yang bersangkutan.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan lagi setelah penerapan New Normal.

Soal Kesiapan Hadapi New Normal, dr. Tirta Soroti Dua Hal: Seperti 10 Tahun Lalu, Harus Siap

"Tapi itu dikembalikan lagi kepala daerah, yaitu walikota bupati, gubernur kerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat agar kalau misalkan tiba-tiba naik drastis."

"Misalkan, amit-amit daerah A sudah normal baru, tiba-tiba bret naik, dinamis PSBB lagi," ucapnya.

Sehingga, dokter Tirta menyimpulkan bahwa terkait New Normal itu tanggung jawab semua pihak.

"Jadi kembali lagi kegotong-royongan mandiri, jadi kita mengembalikan kesadaran ke triangle."

"Pemerintah pusat, rakyat, dan juga nakes," lanjut dokter asal Solo ini.

Dokter Tirta membenarkan bahwa kebijakannya nanti bisa bolak-balik dari New Normal ke PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) lagi.

Pasalnya, memang ada banyak daerah yang sudah nol kasus baru Virus Corona.

"Jadi bolak balik," tanya presenter.

"Iya jadi kita lakukan ini kenapa, kalau kita lihat di beberapa daerah itu sudah ada yang nyaris zero terus-terusan," jawab dokter Tirta.

Tanggapi Najwa Shihab yang Sebut Jakarta Sudah New Normal, Anies Baswedan: No no no

Dokter 29 tahun ini menambahkan, jika New Normal diterapkan di semua daerah, hal itu akan membebani daerah-daerah yang masih tinggi kasus Virus Corona, seperti di Jawa Timur.

"Kalau kita pukul New Normal semua, kasihan yang di Sulsel, kasihan yang di Kalsel, kasihan di Jatim."

"Maka yang di-pra New Normal itu bertahap kan," lanjut dokter Tirta.

Lihat videonya mulai menit ke-3:29:

Sebut Warga Jatim Punya Nyali Gede

Pada kesempatan yang sama, dokter Tirta angkat bicara soal tingginya kasus Virus Corona di Jawa Timur (Jatim).

Dilansir TribunWow.com, dr Tirta menilai warga Jatim memiliki nyali yang sangat besar.

Menurutnya, banyak warga Jatim yang tak merasa takut dengan bahaya Virus Corona.

• Kisah Satu Keluarga Besar di India yang Terjangkit Virus Corona, Sempat Sangkal Gejala Covid-19

• Marak Jenazah Covid-19 Diambil Paksa Keluarga, Imam Prasodjo Soroti Warga Tak Percaya Corona

Hal itu disampaikannya dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Kamis (11/6/2020).

"Kalau dari pembicaranya Surabaya, kebetulan kolega saya yang sekarang di Wisma Atlet," ucap dr Tirta.

"Beliau kemarin studi di sana untuk membantu penanganan RS darurat yang ada di Surabaya, kalau enggak di Indrapura kalau enggak salah."

Menceritakan pengalaman rekannya di Jatim, dr Tirta menyebut warga sama sekali tak takut menghadapi Virus Cporona.

Bahkan, ia pun menyinggung suporter Persebaya Surabaya, Bonek.

"Ketika Beliau ke sana kaget karena ada tulisan 'Wani Covid'," jelasnya.

"Jadi karena basiknya Jawa Timur itu gini, basic-nya Jawa Timur itu adalah kita terkenal dengan Boneknya ya."

• 26 Anggota Keluarga Harus Tes Swab seusai Pasien Corona di Palembang Kabur ke Rumah Mertua

Lantas, ia pun menyebut jiwa pemberani warga Jatim.

Jangankan pada virus yang berukuran sangat kecil, warga Jatim disebutnya berani menghadapi berbagai macam risiko.

"Emang wani perih kalau orang Jawa bilang ," ucapnya.

"Jadi emang mereka itu yang kelihatan aja dilawan apalagi yang 0,1 mikron."

Karena itu, hingga kini dr Tirta menyebut ia bersama sejumlah rekannya masih terus berupaya mengedukasi warga Jatim agar lebih peduli terhadap risiko Virus Corona.

Pasalnya, menurut dia, warga Jatim memiliki nyali yang sangat besar.

"Dari sini kami edukasinya pelan-pelan."

"Oh nyalinya gede banget, saya akui nyalinya gede banget."

"Dan mereka itu lebih berpikir 'Aku ora wedi opo-opo bos', 'Saya enggak takut apapun'," sambungnya.

Karena itu, dr Tirta berpendapat edukasi harus terus diberikan pada warga Jatim.

Ia yakin, hati warga Jatim akan luluh dan akhirnya mau mengikuti imbauan pemerintah untuk menghindari penularan Virus Corona.

"Tapi dari sini kita enggak boleh menyerah karena pasti ada kemungkinan mereka akan mendengarkan," tandasnya.

• Ahli Epidemiologi Ungkap Faktor Penyebab Lonjakan Kasus Corona di Indonesia, Soroti Penerapan PSBB

Simak video berikut ini menit ke-11.43:

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Jayanti Tri Utami)