TRIBUNWOW.COM - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengungkapkan fakta 62 persen kasus pasien Virus Corona (Covid-19) di wilayahnya berasal dari Surabaya dan Sidoarjo.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Senin (8/6/2020).
Diketahui total kasus positif di Jatim mencapai 6.297 pada Senin.
• PSBB Surabaya Dicabut saat Covid-19 Masih Tinggi, Khofifah: Kami Menghormati Keputusan Kepala Daerah
Di antara jumlah tersebut, sebanyak 3.3.60 berada di Surabaya dan sebanyak 775 ada di Sidoarjo.
"Jawa Timur ini provinsi terluas di Pulau Jawa, ada 38 kabupaten kota, tetapi angka per kemarin itu 62 persen kasus berasal dari Surabaya dan Sidoarjo," papar Emil Dardak.
Sebelumnya muncul dugaan penyebab angka kematian di Surabaya dan Sidoarjo tampak tinggi adalah karena banyaknya tes massal.
Emil membenarkan hal tersebut.
Meskipun begitu, ia menyinggung tingginya angka kematian di dua wilayah tersebut.
"Bisa saja ada yang mengatakan karena lebih rajin ngetes di sini," jelas Emil.
"Tetapi yang kami prihatin angka kematian di dua wilayah ini justru lebih tinggi lagi, 71 persen lebih dari Jawa Timur," ungkapnya.
Sementara itu, di daerah lain tampak lebih kecil jumlah kasusnya karena tes massal yang lebih sedikit.
"Bisa saja kasus positif itu tinggi karena pengetesan belum dilakukan di daerah lain. Ada argumen seperti itu," papar Emil Dardak.
Meskipun begitu, Emil menilai jumlah kasus positif tidak menjadi satu-satunya indikator.
"Tetapi kenyataannya ada tolok ukur. Kita jangan melihat satu-satu," kata Emil.
"Misalnya hanya melihat kasusnya naik, sembuhnya banyak, lalu kematian. Itu harus dilihat semuanya," tambah wakil Khofifah Indar Parawansa tersebut.
• Viral Video Puluhan Orang Bawa Kabur Jenazah Pasien Covid-19 di Surabaya, Dorong Tempat Tidurnya
Ia juga menyinggung banyaknya jumlah pasien sembuh di Jawa Timur.
Menurut Emil, angka pasien memang sempat tampak turun karena tengah menanti hasil tes PCR.
"Salah satu penyebab kenapa angka sembuh sempat kelihatannya mandek karena kapasitas tes PCR," jelas Emil Dardak.
"Untuk sembuh itu harus dua kali konfirmasi negatif, itu baru dia dinyatakan sembuh dan bisa dipulangkan dari fasilitas kesehatan," paparnya.
Selama ini tes berkonsentrasi pada pengujian kasus baru dan bukan pada pasien sembuh.
"Tetapi selama ini karena kita mengutamakan penanganan, maka kapasitas yang sangat terbatas itu akan dialokasikan kepada pengujian konfirmasi positif," ungkap Emil Dardak.
"Jadi pasien yang sembuh ini antre. Begitu diangkat jumlah tesnya, tentu pasien yang sembuh ini akan bisa segera dikonfirmasi dan bisa kembali pulang," jelasnya.
• Jatim Alami Lonjakan Tajam Kasus Corona, Sosiolog Singgung Arus Mudik Lebaran: Saya Terperanjat Juga
Lihat videonya mulai menit 3:30
PSBB Surabaya Dicabut saat Covid-19 Masih Tinggi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan keputusan dihentikannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) adalah kewenangan kepala daerah.
Seperti diketahui, wilayah Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya sebelum ini menerapkan PSBB untuk memutus penyebaran Virus Corona (Covid-19).
Setelah PSBB tahap ketiga, ketiga daerah tersebut sepakat untuk tidak memperpanjang.
• Risma Minta PSBB Surabaya Dicabut, Khofifah Singgung Covid-19 Masih Tinggi: Optimisme Memang
Meskipun begitu, angka kasus positif di ketiga wilayah ini masih tinggi, dengan jumlah kasus positif di Sidoarjo mencapai 775, Gresik sebanyak 219, dan Surabaya 3.360 per Senin (8/6/2020).
Dilansir TribunWow.com, Khofifah menyebutkan keputusan untuk tidak memperpanjang PSBB adalah pertimbangan masing-masing kepala daerah.
Sebagai gantinya, daerah-daerah tersebut akan menerapkan protokol kesehatan tertentu.
"Mereka akan menyiapkan format yang menurut mereka akan memiliki efektivitas di dalam pemutusan mata rantai penyebaran covid-19," jelas Khofifah, dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Malam di TvOne, Senin (8/6/2020).
"Misalnya di Gresik mereka menyiapkan penegakan protokol kesehatan," lanjutnya.
Sebelumnya para kepala daerah yang bersangkutan telah mengadakan rapat dengan Tim Gugus Tugas Covid-19.
Dalam rapat tersebut, ditetapkan Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya tidak akan melanjutkan PSBB.
"Ini tadi pada saat rapat sore Wali Kota Surabaya Bu Risma hadir, Bupati Gresik hadir, Bupati Sidoarjo hadir," kata Khofifah.
"Mereka menyampaikan bahwa mereka tidak memperpanjang PSBB," paparnya.
Khofifah lalu menanggapi pertimbangan para kepala daerah tersebut tentang penghentian PSBB.
"Kami sangat menghormati keputusan kepala daerah," tegas Khofifah.
• Banyak Kasus Satu Keluarga Terpapar Corona di Surabaya, Khofifah: Tidak Semua Miliki Kamar Cukup
Ia menambahkan sebelumnya telah disampaikan hasil kajian epidemiologis terhadap ketiga wilayah tersebut.
Menurut pemaparan dr Windhu Purnomo dari FKM Unair, sebetulnya ketiga wilayah itu belum sepenuhnya aman.
"Pakar Epidemiologi dr Windhu tadi mempresentasikan pada dasarnya Surabaya Raya ini belum aman," kata Khofifah.
"Jadi angka risiko atau attack rate di Surabaya ini masih 94,1. Kemudian Sidoarjo dan Gresik masih juga cukup tinggi," lanjutnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)