Virus Corona

Tak Mau Buru-buru Lakukan New Normal, Ganjar Pranowo: Bukan Lomba Lari yang Sudah Masuk Garis Finish

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu (7/6/2020). Ganjar Pranowo mengaku tak mau buru-buru mempersiapkan normal baru atau New Normal di wilayahnya.

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku tak mau buru-buru menerapkan normal baru atau New Normal di wilayahnya.

Dilansir TribunWow.com, Ganjar Pranowo menyatakan hingga kini masih berusaha memberikan pemahaman soal New Normal pada semua warga.

Ia bahkan menyebut New Normal bukanlah suatu perlombaan setiap daerah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat melakukan sidak ke kantor Pemprov Jateng pada Jumat (5/6/2020) dalam rangka melihat diterapkannya new normal. (youtube Ganjar Pranowo)

Minta Refly Harun Calonkan Diri Jadi Presiden, Abdul Somad Terkekeh Beri Julukan Imam New Normal

Mahfud MD Akui Penerapan New Normal Timbulkan Kontroversi: Tapi Kalau Menunggu Tak Ada Habisnya

Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo melalui kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu (7/6/2020).

"Jadi saya coba sampaikan kepada masyarakat apa itu normal baru," kata Ganjar.

"Jangan sampai ada salah persepsi bahwa normal baru itu adalah lomba lari yang sudah masuk garis finish kemudian mereka bebas."

Dalam New Normal, Ganjar menyebut warga harus lebih displin dalam menaati imbauan penanganan Virus Corona.

Satu di antaranya yakni disiplin memakai masker.

"Maka sebenarnya kita sampaikan, normal baru itu ada pakaian baru yang harus kamu kenakan," ujar Ganjar.

"Jadi tambahan pakaian baru di badanmu itu adalah masker yang menjadi kewajiban."

Tak hanya itu, menurut Ganjar banyak sektor yang perlu ditata sebelum menerapkan New Normal.

Tahan Tangis, Widi Mulia Buka Suara soal Kasus Narkoba Dwi Sasono: Ini New Normal Keluarga Kami

Ia pun menyinggung penataan rumah ibadah hingga sekolah selama masa pandemi.

"Terus bagaimana sektor, sub sektor mesti ditata," ungkapnya.

"Rumah ibadah ditata, industri ditata, toko, mal semuanya ditata, sekolah ditata."

Ganjar menambahkan, pihaknya telah menerapkan simulasi penerapan New Normal.

"Jauh sebenarnya lebih daripada simulasi," kata Ganjar.

"Saya contoh ini, pengakuan saya kami tanggal 5 (Juni 2020) mulai masuk (kerja)."

Ia mengatakan, banyak aparatur sipil negara (ASN) yang masih kerepotan menjalankan pembatasan sosial saat berada di kantor.

"Begitu masuk, apa yang terjadi? Ternyata cara presensi menjadi antri panjang, elektronik menjadi berjejalan sehingga storage-nya tidak mampu menampung, ada problem, " ujar Ganjar.

"Terus kemudian akhirnya saya lihat di ruang kerja mereka belum atur dengan baik."

"Maka mulai Senin saya 50 persenkan lagi agar kemudian ASN menata, ini contoh saja," tukasnya.

Simak video berikut ini menit ke-1.26:

Ganjar Sidah Penerapan New Normal

Di sisi lain, sebelumnya beberapa wilayah di Indonesia kini ada yang sudah menerapkan new normal atau tatanan kelaziman baru.

Begitu juga dengan para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Mereka telah kembali masuk pada Jumat (5/6/2020).

Saat melakukan sidak hari pertama new normal di kantornya yang berlokasi di Semarang, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menemukan ada ASN yang kepergok tak memakai masker.

• Sebut Ganjar hingga Anies Baswedan Belum Siap Terapkan New Normal, Mardani Ali: Jangan Jalan Sendiri

Dikutip dari kanal YouTube Ganjar Pranowo, Jumat (5/6/2020), pada video tersebut nampak protokol kesehatan sudah dilakukan.

Mulai dari pengecekan suhu, pemberian tanda jaga jarak untuk tempat-tempat antrean, dan tersedianya hand sanitizer di sejumlah tempat.

Awalnya Ganjar memperlihatkan sekilas situasi di lobi kantor yang orang-orang sudah mulai tertib menggunakan masker dan menjaga jarak.

Kemudian Ganjar menunjukkan sebuah alat yang dapat dibilang unik yang dapat meminimalisir potensi penyebaran Covid-19.

Alat tersebut bernama cutik, yang dalam bahasa jawa memiliki arti sebuah kayu yang dapat digunakan untuk menyentuh atau mencongkel sesuatu.

Kegunaannya sendiri tak jauh berbeda dengan arti nama tersebut, alat itu digunakan untuk menyentuh tombol lift secara tidak langsung.

Ketika Ganjar memasuki ruang kerja para ASN, ia memergoki masih ada yang tidak memakai masker.

Ia lantas menegur ASN tersebut dengan nada tinggi.

"Dinggo! (dipakai maskernya -red)" ucap Ganjar.

Nampak ASN itu cengar-cengir saat ditegur oleh Ganjar.

"Hayo maskermu endi? (masker mu mana)" tegurnya.

ASN tersebut kemudian gelagapan mencari masker miliknya.

Saat ia menemukan maskernya, Ganjar kembali menegurnya dengan nada tinggi untuk disiplin memakai masker.

"Lhaiyo dinggo!" bentak Ganjar.

• Banyak yang Salah Anggapan, Achmad Yurianto Luruskan soal New Normal: Menuju Normal tapi Aman Covid

Kemudian di ruang kantor yang lainnya Ganjar memberikan apresiasi.

Pada ruang tersebut posisi duduk mereka tepat menghadap ke luar jendela.

"Ini malah bagus ini," ucap Ganjar sambil menunjuk posisi kerja di ruang tersebut.

"Ini sebenarnya modelnya kalau ruang kerjanya bisa mepet gini lebih bagus."

Ganjar kemudian meminta agar jendela ruangan tersebut dibuka supaya sirkulasi udaranya bagus.

"Jendelanya dibuka, lebih bagus sirkulasi udara sebanyak-banyaknya."

Saat ganjar memberikan arahan, di belakangnya nampak seorang ASN buru-buru memakai masker yang tadinya hanya ia gantungkan di lehernya.

Kemudian Ganjar melanjutkan memberikan arahan terkait pemasangan partisi dan jumlah ASN yang masuk ke kantor.

"Diatur ben cepet (diatur biar cepat) bekerja lebih enak," tuturnya.

Ganjar lalu mengingatkan agar barang-barang para ASN digunakan sendiri saja, tidak bersama-sama.

Apabila terpaksa digunakan bersama, Ganjar meminta agar barang tersebut sering dibersihkan dengan alkohol.

"Jangan ada yang sharing (dipakai bersama -red), diusahakan jangan ada yang sharing umpama (misalnya) laptop, nek iso (kalau bisa) usahakan tidak ada yang sharing," tandasnya. (TribunWow.com)