TRIBUNWOW.COM - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengklarifikasi biaya pemulasaraan jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) yang dikenakan kepada pihak keluarga.
Sebelumnya viral kabar sebuah keluarga PDP yang meninggal dunia diminta biaya pemulasaraan dan ambulans sebesar Rp 4,9 juta.
Dilansir TribunWow.com, rumah sakit meminta biaya tersebut kepada keluarga dengan alasan tidak ditanggung oleh Tim Gugus Tugas Covid-19.
• Keluarga Jemput Paksa Jenazah PDP Corona hingga Rusak RS, Jubir Minta Maaf: Terpaksa Tanpa Protokol
PDP tersebut diketahui merupakan warga Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ia sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Al-Huda Genteng dan meninggal dunia pada 12 Mei lalu.
Oleh karena statusnya sebagai PDP, pasien tersebut harus dimakamkan sesuai dengan protokol penanganan jenazah pasien Covid-19.
Setelah ditotal, jumlahnya mencapai Rp 4.981.700.
Berita tersebut kemudian viral di media sosial dan menuai sorotan banyak pihak.
Setelah viral, Tim Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi mengklarifikasi biaya perawatan pasien pada penyakit infeksi berbahaya merupakan kewajiban pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi dr Wiji Lestariono dalam tayangan Kompas TV, Kamis (4/6/2020).
Ia menyebutkan biaya tersebut dapat diklaim untuk ditanggung pemerintah.
"Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan bahwa seluruh perawatan pasien yang terkait dengan Covid-19 menjadi tanggungan pemerintah dengan sistem klaim," jelas dr Wiji Lestariono.
Biaya yang ditanggung meliputi biaya perawatan.
• Cegah Kerumunan Warga di Pusat Perbelanjaan, Gugus Covid-19 Mengarak 5 Peti Jenazah Keliling Kota
"Tetapi dalam KMK tersebut diperinci yang bisa diajukan sebagai klaim adalah perawatan pasien yang memenuhi standar-standar Covid-19," papar dr Wiji.
"Di antaranya adalah pemeriksaan swab di rumah sakit tersebut," tambahnya.
Dikutip dari banyuwangikab.go.id, dr Wiji menyebutkan biaya yang sempat diminta tersebut kini telah dikembalikan ke pihak keluarga pasien pada Jumat (29/5/2020).
Ia menyebutkan ada mispersepsi karena rumah sakit tersebut sebelumnya belum menjadi tempat rujukan pasien Covid-19.
”Sudah dikembalikan ke keluarga. Sudah klir," kata dr Wiji.
"Ada mispersepsi di lapangan karena RS swasta ketika kasus itu terjadi belum resmi sebagai RS rujukan sesuai ketetapan pemerintah, jadi tidak bisa swab," lanjutnya.
"Masalahnya, tidak ada laporan ke Gugus Tugas soal biaya itu. Kalau dilaporkan, pasti langsung ditangani,” tambah dr Wiji.
• Viral Wanita Diseret Petugas Ber-APD, Berawal dari Paksa Pertahankan Jenazah Suami yang PDP Corona
Lihat videonya mulai dari awal:
Pasien Positif Corona di Banyuwangi yang Kabur dari Rumah
Seorang pasien laki-laki yang dinyatakan positif Virus Corona (Covid-19) kabur dari kediamannya di Banyuwangi, Jawa Timur.
Dilansir TribunWow.com, pria tersebut diketahui adalah seorang karyawan pemasaran obat asal Surabaya.
Saat itu ia tengah ditugaskan di Banyuwangi dan tinggal di sebuah kontrakan di kawasan Sumberejo, Kecamatan Kota.
• Kasus Corona di Jatim Melonjak, Gubernur Khofifah: Saya Mohon Silaturahmi Idulfitri secara Online
Awalnya, pria tersebut dinyatakan positif mengidap Virus Corona setelah dua kali menjalani rapid test dan tes swab.
Pria tersebut kemudian dinyatakan sebagai pasien nomor enam sejak 26 April 2020 lalu.
Saat hendak dijemput di kediamannya pada Minggu (24/5/2020), pria tersebut sudah pergi dan tidak dapat dihubungi.
Video penjemputan pria tersebut kemudian menjadi viral dan disebar melalui WhatsApp.
Seperti yang tampak dalam tayangan TvOne, sejumlah tenaga medis mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap dan naik ambulans.
Mereka tampak mencari di sekitar permukiman tersebut, tetapi rumah tempat tinggal pasien itu tampak sepi.
Sejumlah warga sekitar datang untuk melihat proses penjemputan pasien itu.
Sebelumnya ia juga sempat mengelabui petugas saat dihubungi melalui telepon.
Setelah itu, teleponnya tidak dapat dihubungi lagi.
Akibatnya petugas kesehatan kembali dengan tangan kosong.
• 460 Ribu Pemudik Telah Masuk Jatim, Khofifah Ingatkan soal Lebaran: Kita adalah Orang dengan Risiko
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono mengonfirmasi kejadian tersebut.
Ia menjelaskan pasien rencananya akan diisolasi di RSUD Blambangan, Banyuwangi sesuai protokol kesehatan yang berlaku.
"Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi melakukan penjemputan ke tempat tinggal yang bersangkutan di Banyuwangi untuk dirujuk ke Rumah Sakit Blambangan untuk dilakukan isolasi," kata Widji Lestariono, dalam tayangan TvOne, Selasa (26/5/2020).
Menurut Widji, saat tiba petugas menemukan rumah sudah kosong dan pasien sudah menghilang.
"Tetapi fakta di lapangan yang bersangkutan tidak ada di tempat, tidak ada di rumah," jelasnya.
Widji menyebutkan petugas akan memburu keberadaan pasien agar dapat segera mendapat perawatan.
Saat ini, pasien diduga kembali ke tempat asalnya di Surabaya.
"Saat ini Gugus Tugas Covid-19 dengan aparat keamanan sedang melakukan pelacakan tentang keberadaan pasien tersebut," tutup Widji. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)