TRIBUNWOW.COM - Wacana kapan dibukanya kembali sekolah di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19) masih banyak ditentang karena risiko yang besar.
Untuk tahun ajaran baru sendiri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan akan dimulai pada pertengahan Juli nanti.
Menteri Koordintor Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan sektor pendidikan nantinya akan dilaksanakan belakangan saat new normal nanti berjalan.
• Tentang New Normal di Sekolah, Dokter Anak Soroti Herd Immunity: Bersabarlah Dulu
Dikutip dari acara Prime Show With Ira Koesno, Kamis (4/6/2020), awalnya Muhadjir menjelaskan bahwa dibukanya kembali sekolah akan mengacu terhadap tren kasus Covid-19.
"Yang jadi ukuran nanti sampai seberapa tingkat ancaman penyakit ini, Covid ini," kata Muhadjir.
Muhadjir menjelaskan keselamatan siswa tetap akan menjadi prioritas utama.
"Yang penting adalah keselamatan dari siswa."
"Kita tidak mau ambil risiko terhadap keselamatan siswa."
Muhadjir kemudian menyinggung soal arahan dari Presiden RI Joko Widodo yang memang ingin agar pembukaan sekolah ditunda demi menghindari potensi lonjakan kasus Covid-19.
"Bapak presiden sudah wanti-wanti jangan sampai kita membuka sekolah nanti kemudian menjadi kluster baru," terang dia.
"Karena itu sesuai dengan arahan presiden untuk pendidikan itu nanti akan dilakukan belakangan," sambungnya.
Kemudian presenter acara tersebut, Ira Koesno memaparkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang mengatakan ada 3.324 anak berstatus PDP Corona dan 129 anak berstatus PDP telah meninggal.
Muhadjir mengiyakan data tersebut.
Ia mengatakan data itu termasuk menjadi pertimbangan oleh pemerintah mengapa tidak gegabah membuka kembali sekolah.
"Itulah salah satu yang menjadi pertimbangan kenapa kita tidak ambil risiko untuk segera membuka sekolah," jelasnya.
• Gelisah Respons Wacana Sekolah Buka di Era New Normal, Guru TK di Bekasi: Berisiko Tinggi
Belum Tahu Kapan Sekolah Buka
Menteri yang pernah menempati posisi Mendikbud itu mengatakan walaupun tahun ajaran baru sudah ditentukan tapi sekolah memang belum ada kepastian kapan akan dibuka.
"Kalau tahun ajaran baru kelihatannya sudah ada kesepakatan baik Kemendikbud maupun Kementerian Agama bahwa pertengahan Juli sudah dibuka tahun ajaran baru," kata dia.
"Tetapi untuk sekolah belum ada kepastian kapan harus dibuka," ujarnya.
Muhadjir mengatakan memang ada rencana untuk membuka kembali sekolah yang berada di zona hijau.
Namun wacana itu juga masih diperhitungkan bagaimana pelaksanaannya nanti.
"Memang ada wacana untuk wilayah daerah hijau itu akan didahulukan tetapi harus juga dipertimbangkan siapa yang menjamin daerah itu betul-betul hijau," papar dia.
Menteri lulusan Universitas Airlangga itu menekankan kembali bahwa pemerintah akan patuh terhadap arahan presiden untuk menunda dibukanya kembali sekolah-sekolah.
"Karena itu kita pegangan kepada arahan presiden bahwa kita akan betul-betul mengutamakan keamanan siswa, keamanan santri, keamanan murid dari pada buru-buru untuk membuka sekolah atau madrasah atau pondok pesantren," kata Muhadjir.
• Ungkap Ada 2 Ribu Anak Positif Corona, Dokter Anak Puji Sekolah Ditunda Buka: Kalau Ingin New Normal
Lihat videonya mulai menit ke-1.20:
Dokter Anak: 14 Anak Meninggal dari Sekitar 500 Jiwa
Sebelumnya Dokter Spesialis Anak Yeni Rachmania juga telah memaparkan soal anjuran penundaan dibukanya sekolah yang dikeluarkan oleh IDAI.
Diketahui IDAI menyarankan agar sekolah baru dibuka pada bulan Desember 2020 mendatang.
Dikutip dari acara iNews Siang, Senin (1/6/2020), alasan penundaan dibukanya sekolah melihat tren kasus Covid-19 yang masih bertambah.
"Kenapa? Karena dari yang kita tahu angka kejadiannya masih meningkat, yang sakit Covid masih bertambah terus," terangnya.
Kemudian alasan selanjutnya adalah angka kematian anak karena Covid-19 di Indonesia disebut cukup tinggi.
"Kemudian data terakhir angka kematian pada anak yang dikumpulkan dari seluruh dokter anak di Indonesia itu ternyata cukup tinggi," terang dr. Yeni.
"14 anak meninggal dari sekitar 500 anak yang terjangkit Covid yang positif."
Berdasarkan dua alasan tersebut IDAI mengambil langkah untuk menganjurkan penundaan dibukanya sekolah.
"Jadi dari apa yang dinilai oleh IDAI, kami menilai bahwa belum bisa anak-anak masuk sekolah seperti biasa," papar dr. Yeni.
Solusi sementara yang dianjurkan oleh IDAI adalah kembali melanjutkan kegiatan belajar mengajar melalui media daring atau online.
"Dan anjurannya adalah tetap melanjutkan skema pembelajaran seperti tiga bulan terkahir, yaitu melalui jarak jauh," tuturnya.
Sembari menunggu kondisi membaik, dr. Yeni mengatakan harus ada perhatian terhadap cara sekolah menangani pasien Covid-19.
"Jadi apakah nanti harus ada kewajiban sekolah menyediakan misalnya alat kebersihan untuk cuci tangan, seberapa banyak di tiap kelas atau tiap sekolah," ujar dr. Yeni.
IDAI menyarankan kegiatan belajar mengajar langsung bertatap muka di sekolah untuk dibuka pada bulan Desember mendatang.
"Tapi tentunya akan dievaluasi terus, untuk saat ini anjuran dari IDAI memang menunda proses belajar yang seperti biasa dilakukan, sampai dengan bulan Desember 2020," tandasnya.
• Tegal Mulai New Normal, Wawali Jumadi Tak Gegabah Buka Sekolah: TK, SD, SMP Itu Pasti Berinteraksi
Simak videonya mulai menit ke-4.30:
(TribunWow.com/Anung)