Virus Corona

Rocky Gerung Blak-blakan Sebut New Normal Jadi Bahan Ledekan: Bukan Dramatis, tapi Didramatisir

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik, Rocky Gerung angkat bicara soal rencana New Normal yang dicanangkan oleh pemerintah di tengah pandemi Virus Corona. Pernyataan itu disampaikannya dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (1/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung angkat bicara soal rencana New Normal yang dicanangkan oleh pemerintah di tengah pandemi Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menyatakan isu soal New Normal banyak didramatisasi.

Tak hanya itu, ia juga menilai Normal Baru menjadi cara pemerintah menutupi sejumlah hal.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendatangi Puskesmas Kramat Jati jelang penerapan New Normal setelah berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu Kota. (Youtube/KompasTV)

Tinjau Kesiapan New Normal Masjid Istiqlal, Jokowi: Direncanakan akan Dibuka Nanti pada Bulan Juli

Refly Harun Gamblang Kritik New Normal, Anggap Pemerintah Tak Mampu: Kelihatannya Sudah Bangkrut

Pernyataan itu secara blak-blakan disampaikannya melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (1/6/2020).

"Semua yang bersifat normal itu sebenarnya enggak perlu diucapkan karena memang itu imperatif, kepastian dari politik, ekonomi," ucap Rocky.

"Jadi kalau ada orang yang menyebut New Normal itu berarti mengevaluasi dirinya sendiri itu, buat dia tidak normal itu sejak awal."

"Mestinya disebut aja udah normal lagi," sambungnya.

Lebih lanjut, ia manyebut adanya dramatisasi soal rencana New Normal.

Menurut Rocky, ada indikasi istana ingin menutupi suatu hal dari ramainya perbincangan soal New Normal.

"Jadi istilah New Normal itu kan semacam pleonasme dari mereka yang ingin melihat sesuatu yang dramatis," ujar Rocky.

"Di kita itu bukan dramatis soal New Normal, tapi didramatisasi."

Melanjutkan penjelasannya, Rocky lantas menyatakan rencana New Normal justru dijadikan bahan gurauan oleh sejumlah pihak.

Bahas Polemik New Normal, Hendri Satrio Singgung Kondisi Ekonomi: Kalau Gak Optimis Makin Terpuruk

Ia pun lantas menceritakan pertemuannya dengan seorang pemulung yang bergurau soal rencana New Normal.

"Karena didramatisasi orang menganggap New Normal ini sekedar literasi baru, narasi baru dari istana untuk menutupi berapa soal," kata Rocky.

"Karena begitu kata New Normal, itu sampai pemulung bicara soal New Normal."

"Saya bertemu beberapa hari lalu, lewat dan bilang 'Wah Pak Rocky New Normal', buset deh," imbuhnya.

Lantas, Rocky menyinggung pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengimbau masyarakat berdamai dengan Virus Corona.

Namun, setelah berdamai menurutnya di sejumlah negara justru kembali dilanda gelombang kedua wabah Virus Corona.

"Saya bilang 'Salam New Normal', jadi semacam ledekan dan itu buktinya akhirnya presiden isinya berdamai tapi presiden beri isyarat bahwa kita sekarang harus waspada lagi."

"Karena ada second wave di beberapa negara," tandasnya.

Simak video berikut ini dari menit awal:

Wujud Ketidakmampuan Ekonomi

Di sisi lain, sebelumnya Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengomentari kondisi ekonomi seusai dilanda pandemi Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Refly Harun secara gamblang menilai negara sudah mulai bangkrut karena wabah yang berasal dari Wuhan, China itu.

Menurutnya, hal itu terbukti dari rencana penerapan New Normal sudah ramai diperbincangkan.

Pernyataan tersebut disampaikannya melalui kanal YouTube Refly Harun, Selasa (2/6/2020).

Bahas Polemik New Normal, Hendri Satrio Singgung Kondisi Ekonomi: Kalau Gak Optimis Makin Terpuruk

Sebelum Virus Corona melanda, Refly mulanya mengaku perekonomian mulai berangsur membaik.

Namun, perekonomian disebutnya langsung bangkrut karena Virus Corona.

"Soal lain yang juga patut dicatat adalah misalnya, dulu saya termasuk mengatakan ini bagus pertumbuhan ekonomi," ucap Refly.

"Tapi ketika masa pandemi Covid-19 ini sudah terlihat bahwa kelihatannya negara mulai bangkrut, uang sudah tak ada lagi."

Terkait hal itu, ia pun menyinggung skenario New Normal yang menuai banyak kritik.

Refly mengatakan, rencana New Normal merupakan bentuk ketidakmampuan pemerintah menanggung kebutuhan masyarakat selama pandemi.

"Jaminan-jaminan untuk, misalnya memastikan warga negara bisa makan semua, sulit bagi pemerintah," terang dia.

"Ketika pemerintah mau menjalankan skenario New Normal banyak yang mengkritik."

Gelisah Respons Wacana Sekolah Buka di Era New Normal, Guru TK di Bekasi: Berisiko Tinggi

Melanjutkan penjelasannya, ia membandingkan Indonesia dengan negara lain.

Menurut Refly, negara lain berani menerapkan New Normal setelah benar-benar mengatasi Virus Corona.

"Kenapa? Karena sebenarnya itu sebenarnya wujud ketidakmampuan atau ketidakpercayaan pemerintah lagi mampu mengatasi Covid-19 ini," terang Refly.

"Di negara lain mereka melakukan New Normal setelah berhasil mengatasi paling tidak for the time being."

Hal itu dinilainya berbeda dengan yang terjadi di Indonesia.

Refly menyatakan, pemerintah Indonesia bahkan berani merencanakan New Normal saat belum benar-benar mampu menuntaskan wabah Virus Corona.

"Tapi di Indonesia belum ada kejelasan apakah kita dianggap berhasil lalu kemudian kita menuju fase berikutnya, New Normal," sambungnya.

Melanjutkan penjelasannya, Refly lantas menyoroti kondisi politik di Indonesia.

Ia menilai, politik di Indonesia hanya dikuasai oleh pihak yang bergabung di pemerintahan.

"Persoalan politik, yang paling masalah adalah kita tahu bahwa oligarki politik luar biasa di Indonesia."

"Kekuasaan politik formal itu consolidated sehingga suara-suara raisonal, suara-suara lain kadang sulit mendapat tempat. Bahkan kadang-kadang direpresi juga," tandasnya. (TribunWow.com)