Terkini Daerah

Polisi Temukan Dokumen ISIS pada Remaja Berpedang Pembunuh Polisi di Mapolsek Daha Selatan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bendera ISIS dipasang orang tidak dikenal di pagar depan Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7/2017) pagi. Terbaru, ilustrasi logo jaringan terorism ISIS.

TRIBUNWOW.COM - Abdul Rahman, remaja berusia 19 tahun akhirnya tewas ditembak polisi setelah melakukan penyerangan di Mapolsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Serangan yang terjadi pada Senin (1/6/2020) dini hari tersebut, menewaskan satu anggota polisi dan meledakkan satu mobil patroli.

Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, ditemukan dokumen pada pelaku terkait jaringan teroris ISIS.

Mobil patroli Polsek Daha Selatan dibakar pelaku sebelum masuk menyerang Bripka Leonarda Latupapua, Senin (1/6/2020). (Istimewa via Kompas.com)

 

Serang Mapolsek Daha Selatan, Remaja Berpedang Bunuh 1 Polisi dan Ledakkan 1 Mobil Patroli

Namun hingga saat ini belum jelas apa motif serangan yang dilakukan oleh Abdul Rahman.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (2/6/2020), polisi saat ini tengah menyelidiki lebih lanjut alasan Abdul Rahman nekat seorang diri menyerang Mapolsek Daha Selatan.

Serangan tersebut menewaskan Brigadir Leonardo Latupapua yang sempat berduel dengan pelaku.

Peristiwa penyerangan tersebut berawal saat Abdul Rahman datang ke Mapolsek Daha Selatan.

Sesampainya ia di Mapolsek Daha Selatan, hal pertama yang dilakukannya adalah membakar mobil dinas kepolisian.

Mobil tersebut dibakar oleh pelaku hingga akhirnya meledak.

Suara ledakan yang keras mengundang perhatian dari aparat yang saat itu tengah berjaga.

Brigadir Leonardo yang kebetulan bertugas piket malam akhirnya langsung menelusuri apa penyebab ledakan tersebut.

Wakapolres Purbalingga Kompol Widodo Ponco Tewas Kecelakaan, Mutasi ke Polda Jateng Batal

Brigadir Leonardo Gugur Seusai Berduel

Sesampainya di tempat sumber ledakan, Brigadir Leonardo bertemu dengan Abdur Rahman yang membawa senjata tajam berupa pedang katana.

"Dia kan bakar mobil terus meledak, kemudian salah satu anggota di dalam keluar, pada saat keluar langsung berhadapan dengan pelaku," ungkap Kapolres Hulu Sungai Selatan AKBP Dedy Eka Jaya.

Setelah berhadapan dengan pelaku, konflik antara Brigadir Leonardo dan Abdur Rahman tak terhindarkan.

Naas, Brigadir Leonardo tewas setelah diserang oleh Abdur Rahman dengan katana.

"Kejadiannya pada Senin dini hari. Pelakunya satu orang membawa samurai dan langsung menyerang anggota," ujar Dedy.

"Anggota yang meninggal dunia itu kan karena terjadi perlawanan, dia memberikan perlawanan," lanjutnya.

Kemudian setelah mendengar keributan yang terjadi antara Brigadir Leonardo dan pelaku, dua anggota polisi lain ikut keluar untuk mengecek.

Brigadir Djoman Sahat Manik dan Bripda M Azmi akhirnya ikut keluar menuju sumber keributan.

"Yang keluar kan awalnya Brigadir Leonardo Latupapua, mendengar keributan di luar, dua orang anggota lainnya baru keluar," tutur Dedy.

Sesampainya di tempat kejadian, Brigadir Djoman dan Bripda Azmi terkejut melihat jasad Bripda Leonardo tersungkur di tanah bersimbah darah.

Saat hendak menolong Brigadir Leonardo, pelaku yang masih ada di tempat kejadian beralih mengejar kedua polisi tersebut.

AKhirnya Brigadir Djoman dan Bripda Azmi berlari dan masuk ke ruang intel dan binmas.

Di sana mereka langsung mengunci ruangan tersebut dari dalam dan meminta bantuan Polres Hulu Sungai Selatan.

Setelah bantuan tiba, Abdul Rahman diminta untuk menyerahkan diri.

Menolak menyerah, polisi akhirnya menembaki pelaku hingga tewas.

"Korban anggota Polri meninggal dunia dan pelaku juga meninggal dunia," jelas Dedy.

Pola Teror Baru ISIS

Sebelumnya diberitakan, Pengamat Intelijen Dynno Chressbon telah mengatakan bergantinya pemimpin ISIS akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan terorisme di Indonesia.

Seperti yang telah diketahui, Abu Bakr al-Baghdadi pemimpin ISIS telah tewas bunuh diri pada 26 Oktober 2019, saat diserbu oleh tentara Amerika Serikat. Posisi Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin ISIS kemudian digantikan oleh al-Quraishi yang memiliki latar belakang militer.

Latar belakang al-Quraishi yang berasal dari badan militer akan membawa perubahan terhadap pola serangan teror di Indonesia.

Dilansir dari laporan wartawan Warta Kota Achmad Subechi, Dynno mulanya menjawab pertanyaan apakah kejadian teror yang terjadi di Medan adalah bentuk pamer kekuatan al-Quraishi yang telah menjadi pemimpin baru kelompok teror ISIS.

Dynno mengiyakan pernyataan tersebut .

Menurutnya adanya serangan ke instansi kepolisian adalah bentuk ketaatan atau baiat kelompok teror di Indonesia kepada pemimpin baru ISIS al-Quraishi.

"Ya menurut saya bahwa ini menunjukkan kemampuan mereka untuk membaiat kepada pemimpin baru ISIS yaitu al-Quraishi," kata Dynno.

Pengamat Intelijen Dynno Chressbon (Warta Kota/Achmad Subechi)

 

Viral Pria Bertato Peta Indonesia dalam Demo George Floyd, Beri Pengakuan: Saya Sekarang Menyesal

Pemimpin baru ISIS tersebut menurut Dynno lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.

"Dan al-Quraishi lebih militan dari al-Baghdadi," kata dia.

Dynno kemudian menjelaskan alasan al-Quraishi lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.

Menurut keterangan Dynno, sifat keras al-Quraishi disebabkan dirinya merupakan mantan dari kolonel pasukan elite dari pasukan elite bekas kepmimpinan Saddam Hussein di Iraq.

"Karena latar belakang al-Quraishi adalah kolonel pasukan elit dari pasukan elitnya eks kepemimpinan Saddam Hussein di Iraq," terang Dynno.

Al-Quraishi dan al Baghdadi memiliki latar belakang yang berbeda.

Kedua pemimpin ISIS tersebut memiliki spesialisasinya masing-masing.

Berdasarkan penjelasan Dynno, al-Baghdadi adalah pemimpin ISIS yang datang dari kelompok penyebar ideologi terrorisme.

Dynno juga mengatakan al-Baghdadi pernah beberapa kali ditangkap karena serangan ideologi di Iraq.

"Sedangkan al-Baghdadi adalah pemimpin yang datang dari kelompok ideologi yang pernah ditangkap dalam beberapa kali serangan ideologis di Iraq," terang Dynno.

Fakta Polisi Dibunuh dengan Pedang di Kalsel, Pelaku Sempat Bakar Mobil Patroli, Masih Usia 20-an

 

Tim gabungan Inafis dan Labfor melakukan olah TKP di Mapolrestabes Medan pascabom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). Akibat peristiwa tersebut pelaku tewas dan melukai empat personel kepolisian yang berjaga. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

 

Dynno mengatakan pemimpin baru ISIS ini akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan kelompok teror di Indonesia.

Latar belakang militer militer al-Quraishi dianggap merupakan hal utama yang menyebabkan berubahnya pola serangan teror di Indonesia.

"Kalau ini baru, yaitu barunya adalah dia pemimpin dengan latar belakang pola serangan militer," kata Dynno.

Pengamat Intelijen tersebut mengatakan intensitas serangan teror di Indonesia akan berfokus untuk menyerang badan yang menjaga pertahanan dan keamanan di Indonesia seperti polisi, TNI dan BIN.

"Jadi intensitas serangan militer, menembus barikade pertahanan baik dari aparat kepolisian, TNI dan Badan Intelijen akan meningkat," terang Dynno. (TribunWow.com/Anung)

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Detik-detik Polisi Tewas Diserang Katana, Pelaku Belasan Tahun, Berawal Ledakkan Mobil Patroli"