Virus Corona

Peringatkan Gelombang Kedua Corona, Luhut Pandjaitan: Itu Sebabnya Pemerintah Sangat Berhati-hati

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memperingatkan adanya gelombang kedua penyebaran Virus Corona.

TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memperingatkan adanya gelombang kedua penyebaran Virus Corona.

Atas dasar itu, Luhut Pandjaitan menegaskan pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan, termasuk penerapan New Normal.

Hal ini disampaikan Luhut Pandjaitan dalam acara Kompas Petang, Senin (1/6/2020).

Petugas gabungan memeriksa kendaraan yang akan melewati Tol Jakarta-Cikampek di Cek Point KM 31, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (23/5/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (Tribunnews/Dany Permana)

 

Pemudik Tanpa SIKM Berhasil Masuk DKI, Wagub Singgung Imbauan Luhut Binsar: Bukannya Tak Menolerir

Dilansir TribunWow.com, dirinya menyinggung soal grafik kasus Corona yang mengalami penurunan di negara-negara lain.

Menurutnya, berdasarkan hasil-hasil riset masih ada kemungkinan terjadinya gelombang kedua.

Gelombang kedua tersebut kebanyakan dihasilkan dari kluster baru.

Seperti yang sempat terjadi di China beberapa waktu lalu dan saat ini sedang terjadi di Korea Selatan.

Sempat melakukan pelonggaran, Korea Selatan terpaksa harus kembali menerapkan pembatasan.

"Kasus di beberapa negara per harinya itu rata-rata sudah menurun," ujar Luhut Pandjaitan.

"Jadi kalau Bapak atau Ibu lihat, walaupun grafik sudah menunjukkan penurunan di beberapa negara."

"Namun beberapa titik baru yang bermunculan dan riset menunjukkan adanya gelombang kedua dari Covid-19," sambungnya.

Tinjau Masjid Istiqlal Jelang New Normal, Jokowi Sebut akan Dibuka Juli: Siapkan Protokol Kesehatan

Luhut Pandjaitan tidak ingin Indonesia juga mengalami nasib sama dengan negara-negara yang sudah mengalami gelombang kedua tersebut.

Maka dari itu, dikatakan Luhut Pandjaitan, pemerintah selalu berhati-hati dalam mengambil atau menerapkan suatu kebijakan.

Menurutnya, gelombang kedua yang bisa terjadi di Tanah Air adalah disebabkan adanya pemudik yang kembali ke perantauan.

Khususnya untuk pemudik yang kembali ke DKI Jakarta, dirinya memastikan sudah melakukan aturan yang ketat.

"Itu sebabnya kalau Bapak Ibu lihat pemerintah sangat berhati-hati seperti orang kembali mudik," ungkap Luhut Pandjaitan.

"Kita persulit untuk datang ke Jakarta karena ada episentrum baru di Jawa Timur nah ini tujuannya di sana," terang Luhut.

Oleh sebab itu, Luhut mengaku tidak membenarkan jika pemerintah dianggap mempunyai kebijakan yang berubah-ubah.

Nilai Wacana New Normal di Depok Mengkhawatirkan, IDI: Apa Memang Harus Dipaksakan?

Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena memang dinamika dari Corona yang tidak bisa diprediksikan.

"Jadi kalau kita dibilang seperti berubah-ubah, tidak berubah-ubah karena memang dinamika," kata Luhut Pandjaitan.

"Berulang-ulang saya sampaikan di publik dinamika dari pada Covid-19 ini memang sangat tinggi," pungkasnya.

Simak videonya:

Jokowi Sebut Masjid Istiqlal akan Dibuka Juli: Siapkan Protokol Kesehatan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Masjid Istiqlal jelang penerapan New Normal di tengah pandemi Virus Corona, Selasa (2/6/2020).

Dilansir TribunWow.com dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi mengatakan Masjid Istiqlal rencananya akan dibuka kembali pada bulan Juli 2020 mendatang.

Karena secara bersamaan, Masjid Istiqlal saat ini juga sedang dilakukan renovasi.

Presiden Jokowi bersama Menteri PUPR Basuki Hadi dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar saat meninjau Masjid Istiqlal, Selasa (2/6/2020). (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

 

Menurutnya, renovasi masjid terbesar di Asia Tenggara itu sudah hampir rampung, yakni sudah mencapai 90 persen.

Jokowi mengakui memang penyelesaian waktu renovasi Masjid Istiqlal sedikit mundur karena alasan pandemi Virus Corona.

• Kasus Positif Virus Corona di Surabaya Capai 2000-an Lebih, Risma: Saya Lihat Data Masih Terkendali

"Sampai hari ini, tadi sudah disampaikan telah selesai kurang lebih 90 persen dan renovasi besar ini akan diselesaikan, Insya Allah, awal bulan Juli," ujar Jokowi.

"Memang agak mundur karena adanya pandemi Covid."

"Tadi saya sudah mendapatkan informasi dari Prof. Nasaruddin (Umar), Bapak Imam Besar Masjid Istiqlal, bahwa direncanakan Masjid Istiqlal akan dibuka nanti pada bulan Juli," lanjutnya.

Meski begitu, untuk jelasnya kapan bisa digunakan akan disampaikan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Jokowi hanya berpesan sebelum masjid berkapasitas 200 ribu jamaah itu benar-benar dibuka, maka harus disiapkan protokol kesehatan untuk menghadapi kondisi pandemi Corona.

Hal itu bertujuan supaya masyarakat tetap bisa melakukan ibadah dengan aman.

"Keputusannya nanti ada di Bapak Imam Besar Masjid Istiqlal," kata Jokowi.

"Tentu saja mulai saat ini, saya titip, mulai disiapkan protokol kesehatan sehingga nanti pada saat kita melaksanakan salat di Masjid Istiqlal semuanya aman dari Covid-19."

• Refly Harun Sebut Tak Mudah Jatuhkan Jokowi dengan Alasan Corona, Singgung Era Soekarno dan Gus Dur

Jokowi mengakui penyebaran Virus Corona di Indonesia masih berlangsung dan akan terus ada sampai ditemukannya vaksin.

Menurutnya, langkah yang bisa dilakukan adalah melakukan penekanan risiko penyebaran.

Dirinya menyebut bahwa belum semua daerah mampu dikendalikan dengan baik.

 "Karena kita tahu bahwa penyebaran Covid sampai saat ini di Tanah Air memang belum semua provinsi wilayah bisa kita kendalikan," jelasnya.

Maka dari itu, dengan melihat kondisi yang terjadi, Jokowi tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan New Normal.

Orang nomor satu di Indonesia itu meminta jajarannya mempertimbangkan dengan matang kemungkinan menerapkan New Normal di setiap daerah, termasuk pembukaan aktivitas ekonomi, terlebih untuk tempat ibadah dan sekolah.

"Oleh sebab itu, pembukaan, baik itu pembukaan untuk tempat ibadah, pembukaan untuk aktivitas ekonomi, pembukaan untuk sekolah, semuanya melalui tahapan-tahapan yang ketat dengan melihat angka-angka kurva dari R0 maupun dari Rt-nya," kata Jokowi.

"Semuanya memakai data-data keilmuan yang ketat, sehingga kita harapkan akan berjalan dari tahapan ke tahapan, dari sektor ke sektor, dari provinsi ke provinsi sesuai dengan angka-angka yang ada," pungkasnya.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)