- Mata merah
- Ruam kulit
- Cegukan (stadium akhir)
Gejala tersebut dapat muncul mulai dari 2 hingga 21 hari setelah kontak dengan virus, dengan rata-rata 8 hingga 10 hari.
Mulai dari gejala 'kering' di awal (seperti demam, sakit dan nyeri, dan kelelahan), dan kemudian berkembang menjadi gejala "basah" (seperti diare dan muntah).
Pencegahan
Virus Ebola merupakan penyakit yang sangat langka yang hanya terjadi karena kasus yang didapat di negara lain, yang akhirnya diikuti oleh penularan dari orang ke orang.
EVD paling umum terjadi di bagian Afrika sub-Sahara dan virus ini dipercaya beredar dengan laju rendah pada populasi hewan tertentu (enzootic).
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah penyebaran virus Ebola:
- Hindari kontak dengan darah dan cairan tubuh (seperti urin, tinja, air liur, keringat, muntah, ASI, semen, dan cairan vagina) dari orang yang sakit.
- Hindari kontak dengan air mani dari seorang pria yang telah pulih dari EVD, sampai pengujian memverifikasi virus hilang dari air mani.
- Jangan menyentuh barang-barang yang mungkin bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi (seperti pakaian, selimut, jarum, dan peralatan medis).
- Hindari kontak dengan kelelawar dan darah primata bukan-manusia, cairan, atau daging mentah yang disiapkan dari hewan-hewan ini (daging hewan liar).
- Jangan mengonsumsi daging mentah dari sumber yang tidak diketahui.
(Tribunnews.com/Lanny Latifah)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gejala Virus Ebola: Demam dan Gastrointestinal, termasuk Diare hingga Muntah