TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mewanti-wanti supaya virus Corona tidak menyebar sampai ke wilayah perdesaan.
Dilansir TribunWow.com, Said mengungkapkan dampak besar jika masyarakat desa banyak yang terpapar Covid-19.
Karena menurutnya, semua sumber pangan berada dan dihasilkan oleh masyarakat desa.
Hal ini disampaikan Sudirman Said dalam kanal Youtube Refly Harun, Sabtu (30/5/2020).
• Disebut Refly Harun Lawan Jokowi Pasca Dicopot bersama Anies, Sudirman Said: Urusan yang Menafsirkan
"Kita sangat berharap betul supaya orang desa itu tidak sampai ketularan," ujar Sudirman Said.
"Mengapa karena desa-desa itu kan lumbung-lumbung atau pusat-pusat produksi pangan kita," jelasnya.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) menegaskan jika hal itu bukan bentuk diskriminasi terhadap orang kota.
Menurutnya, Virus Corona memang sudah terlanjur menyebar di kota-kota.
Dirinya mencontohkan DKI Jakarta dan Surabaya yang menjadi episentrum penyebaran Virus Corona di Indonesia.
"Bukannya kita tidak sayang sama orang kota, kalau orang kota sudah terlanjur beginilah, Jakarta Surabaya segala macam," ungkapnya.
Maka dari itu, langkah yang bisa dilakukan saat ini yakni mencegah penyebaran Virus Corona dari kota ke desa.
Ketika Covid-19 sudah menyebar luas di pedesaan secara langsung akan mengganggu produksi pangan.
• Ada Lonjakan Kasus dan Jejak Corona di Pakaian-Sepatu, Ratusan Sekolah di Korsel Kembali Ditutup
"Tetapi kalau kita tidak jaga baik-baik trafik dari kota ke desa, kemudian mereka di desa menularkan," harapnya.
"Kemudian para petani para orang-orang yang bergerak di bidang produksi pangan itu kena," sambungnya.
Dirinya menegaskan ketika kemungkinan tersebut terjadi, maka dampaknya bisa sangat besar dan mencakup secara nasional, bukan hanya di suatu desa.
Dengan begitu maka krisis pangan akan terjadi di Tanah Air.
"Itu yang kena seluruh Indonesia," terang Sudirman Said.
"Artinya yang kena dampak itu tidak hanya orang-orang desa tetapi juga kota."
"Karena bagaimanapun pangan di kota-kota ini yang memproduksi adalah kawan-kawan dari desa itu," pungkasnya.
• 44 Tenaga Medis Reaktif Corona, RS Dr Kumpulan Pane di Sumatera Utara Terancam Ditutup
Simak videonya mulai menit ke-22.02
Sebut Ekonomi Sangat Memprihatinkan, Sandiaga Uno: Berbeda dengan Krisis Sebelumnya
Indonesia kini tengah bersiap untuk menerapkan tatanan baru New Normal sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengatakan bahwa New Normal ada kaitannya dengan ekonomi Indonesia yang sudah terpuruk karena Virus Corona.
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Official iNews pada Kamis (28/5/2020), Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia sudah mulai memasuki tahap akhir atau puncak Virus Corona.
Pemerintah juga sudah melakukan berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai Covid-19, misalnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Kalau kita melihat Covid-19 ini sudah memasuki tahap-tahap akhir atau tahap-tahap puncak dari kurva yang dua tiga bulan terakhir yang coba kita atasi melalui beberapa intervensi."
"Kebijakan publik seperti PSBB, dengan kegiata-kegiatan bagaimana kita memutus mata rantai Covid-19," jelas Sandiaga.
• Reaksi Dokter soal New Normal: Sekarang Saja Sudah Overload, Rasanya akan Lebih Membeludak Lagi
Sandiaga mengungkapkan, ekonomi di Indonesia kini sangat terpuruk, khususnya di bidang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Apalagi 70 persen lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari UMKM.
"Ekonomi sendiri sangat memprihatinkan dan khususnya di bidang UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian kita,"
"60 persen lebih UMKM berkontribusi terhadap ekonomi kita dan 70 persen lapangan pekerjaan ini dari UMKM," terang Sandi.
Menurut Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, krisis ekonomi karena Virus Corona berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Jadi memang berbeda pada krisis-krisis sebelumnya."
"Pada krisis 2020 ini lapangan kerja yang banyak terhantam sehingga masyarakat sangat prihatin. Bahwa sumber penghasilan, mata pencaharian mereka hilang," ucap dia.
• Ini 3 Indikator bagi Daerah untuk Terapkan New Normal, soal Jumlah Kasus hingga Layanan Kesehatan
Sandi berharap pemerintah bisa menerapkan New Normal namun harus dilandasi dengan data-data sains.
Data sains yang pasti bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19 agar ekonomi juga kembali bangkit.
"Dan ini kita berharap keputusan yang akan diambil oleh pemerintah berdasarkan data-data terakhir oleh tim medis data-data sains."
"Yang akhirnya memberikan satu keyakinan bahwa kita sudah bisa mulai membuka perekonomian kita tentu akan disambut baik oleh sektor usaha," ungkap pria 50 tahun ini.
Sandi menegaskan lagi, sebelum New Normal diterapkan harus ada langkah-langkah persiapan yang jelas.
"Tentunya perlu langkah-langkah persiapan juga nanti kita bisa bahas bagaimana langkah-langkah persiapan itu agar ekonomi kita bisa pulih kembali," kata dia.
(TribunWow/Elfan Nugroho/Mariah Gipty)