Virus Corona

Anies Minta Pemudik di Tengah Pandemik Covid-19 Tak Kembali ke Jakarta: Transisi Menuju Normal Baru

Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam kanal YouTube tvOneNews, Jumat (15/5/2020). Anies Baswedan menegaskan pihaknya tak akan melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjelang lebaran.

TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga yang terlanjur mudik di tengah pandemik Virus Corona (Covid-19) untuk tidak kembali ke Jakarta.

Hal tersebut Anies Baswedan ungkapkan melalui kanal YouTube KOMPASTV pada Senin (25/5/2020).

Anies Baswedan mulanya menjelaskan bahwa Jakarta akan menerapkan normal baru.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui kanal YouTube KOMPASTV pada Senin (25/5/2020). (Youtube/KompasTV)

 

Dampak Pandemi Virus Corona, India Alami Krisis Pembalut Wanita

Namun dengan syarat sebelum pembatasan sosial bersakala besar (PSBB) berakhir harus terjadi penurunan angka penyabaran Virus Corona di Jakarta.

Apabila tidak terjadi penurunan, PSBB di Jakarta harus diperpanjang hingga waktu yang ditentukan.

"Angkanya di Jakarta sekitar satu, bisa turun di bawa satu, maka mulai sesudah tanggal empat kita bisa melakukan transisi menuju normal baru," kata Anies Baswedan.

"Tetapi bila hari-hari ke depan angkanya meningkat, karena kita mulai bebas, mulai bepergian, tidak disiplin menggunakan masker, tidak disiplin cuci tangan," imbuhnya.

"Maka ada potensi kita harus memperpanjang seakan mengulang proses yang sudah kita kerjakan kemarin, ini yang sudah kita kerjakan di Jakarta," jelasnya.

Kakak Beradik Bermain saat Lockdown Virus Corona, Temukan 2 Batang Emas Senilai Rp 1,6 Miliar

Sedangkan kali ini penutupan PSBB di Jakarta bersamaan dengan mudik dan arus balik Lebaran.

Oleh karena itu demi terus menekan angka penyebaran Virus Corona, warga yang sudah terlanjur mudik diminta untuk tidak kembali ke Jakarta terlebih dahulu.

Kecuali para warga yang mempunyai profesi di 11 sektor yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

"Karena itulah Pemprov DKI Jakarta membuat ketentuan bahwa semua orang yang akan berpergian harus mendapatkan izin dan yang berpergian adalah orang-orang yang memang bekerja di 11 sektor yang diizinkan," ujar Anies Baswedan.

"Ada sektor kesehatan, pangan, energi, komunikasi, keuangan, logistik, konstruksi, perhotelan, industri strategis, inilah sektor yang diizinkan bepergian," imbuhnya.

"Karena kebijakannya tegas seperti ditulis di sini 'tidak mudik', jadi bepergian adalah karena kedinasan," tandasnya.

"Nah begitu juga yang diizinkan masuk ke Jakarta, adalah mereka-mereka yang pekerjaannya mengharuskan berada di Jakarta di sektor yang diizinkan," jelasnya.

Lihat videonya dari awal

 

Penjelasan Ahli Biologi soal Virus Corona yang Berasal dari Alam, Sebut Tak Ada Rekam Jejak Manusia

Jawa Timur Terus Alami Lonjakan Kasus Baru Virus Corona

Jawa Timur mengalami lonjakan penambahan kasus baru Covid-19 pada beberapa hari terakhir.

Puncaknya adalah pada yang mengalami penambahan kasus baru mencapai 502 kasus dari total penambahan 973 kasus baru secara nasional pada Kamis (21/5/2020).

Setelah itu ada penambahan kasus baru sebanyak 466 kasus baru pada Sabtu (23/5/2020).

Dilansir TribunWow.com, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengakui ada faktor keterlambatan.

• Achmad Yurianto Berharap Lebaran Dijadikan Lompatan Hadapi Kehidupan New Normal di Tengah Corona

Khofifah mengaku terlambat dalam menangani munculnya kluster-kluster baru, termasuk yang terjadi di Pabrik Rokok di Surabaya.

"Jadi ketika ada kluster pabrik rokok, kluster di benerapa pasar-pasar tradisional ini sebetulnya agak telat melakukan pressingnya," ujar Khofifah.

Khofifah mengakui faktor keterlambatan tersebut terjadi karena memang informasi yang didapat juga terlambat.

Bahkan penanganan baru dilakukan setelah 14 hari dari awal kasus terjadi.

Hal itulah yang membuat penyebaran Virus Corona sudah semakin meluas.

Menurut Khofifah, terdapat kluster-kluster baru yang terjadi di Surabaya.

Selain itu, sebaran Virus Corona di Jawa Timur memang sebagian besar terjadi di Surabaya yakni mencapai 53 persen.

"Jadi kan sebagian besar dari kasus ini 53 persen terjadi di Surabaya," jelasnya.

"Jadi kami pun saat itu mendapatkan informasi selang 14 hari setelah kasus ini terjadi."

"Kasus terjadi tanggal 14 (April), tanggal 28 (April) saya mendapatkan informasi dan 29 saya menurunkan tim untuk pengetesan."

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pesannya soal berlebaran di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19), Sabtu (23/5/2020). (YouTube BNPB Indonesia)

 

• Lepas dan Buang Bajunya, Kades di Gresik Protes Keras pada Camat Lantaran Warganya Tak Dapat JPS

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan bahwa setelah mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung menurunkan tim untuk segera melakukan pengetesan dan termasuk juga melakukan pelacakan.

Dari trackingnya itu, dirinya mengaku cukup kaget dengan temuan banyak kasus yang merupakan kluster baru tersebut.

"Kita lakukan juga tracking secara progresif," kata Khofifah.

"Dari situ kemudian kita mendapatkan temuan yang memang cukup mengagetkan," jelasnya.

Mantan Menteri Sosial itu mengungkapan bahwa tidak seperti biasanya hasil pemeriksaan sampel PCR mencapai 80 persen.

Padahal dikatakannya, pada umumya hasil pemeksiaan sampel PCR di Jawa Timur hanya sekitar 20 sampai 30 persen,

"Ada fenomena dimana ketika spesimen ini di test melalui PCR test biasanya konfirmasi positifnya antara 20 sampai 30 persen, bahkan kecenderungannya di angka 20 persen," 

"Tetapi pada lima hari terakhir ternyata spesimen yang kita test itu cenderung positif 80 persen," pungkasnya. (TribunWow.com/Khistian TR/Elfan)