Viral Medsos

Pengakuan Pria Berhazmat yang Teriakkan Sindiran pada Masyarakat di Jalanan: Jujur Sangat Prihatin

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Henry Sulfianto beraksi tunggal merespons ramainya mal-malai di tengah pandemi covid-19, Kamis (21/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Video yang menampilkan aksi seorang pria yang berteriak-teriak sambil memakai baju hazmat viral di media sosial, Jumat (22/5/2020).

Pria yang kemudian diketahui bernama Henry Sulfianto tersebut adalah warga asal Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Ia melakukan aksi tersebut lantaran prihatin akan banyaknya masyarakat yang masih abai terhadap protokol kesehatan di tengah pandemi Virus Corona.

Sebuah video memperlihatkan pria memakai hazmat berteriak di jalanan di Bangil, Pasuruan viral di media sosial. (Instagram/@ndorobeii)

VIRAL Video Pria Berhazmat Sindir Masyarakat, Teriak di Jalanan: Kami Capek, Ayo Keluar Rumah Semua

Dilansir Surya.co.id, Kamis (21/5/2020), pria yang akrab disapa Henry tersebut mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap seperti hazmat, pelindung kepala, masker, dan sarung tangan.

Ia juga menggendong semacam alat penyemprot disinfektan di punggungnya.

Henry melakukan aksinya dengan berjalan menuju pusat perbelanjaan di Bangil, Kamis (21/5/2020) sore.

Saat dalam perjalanan, Henry juga meneriakkan sarkasme yang mengajak masyarakat untuk keluar rumah agar terpapar Virus Corona.

Ia menyebutkan jika ingin Indonesia menjadi seperti Ekuador yang kewalahan menghadapi pandemi Covid-19, maka masyarakat harus keluar semuanya dari rumah masing-masing.

Dalam aksi tunggal yang dilakukannya itu, Henry juga melayangkan protes pada masyarakat dengan membentangkan poster di depan pusat perbelanjaan tersebut.

Menurut penuturan Henry, aksi tersebut dilakukannya sebagai bentuk keprihatinan atas banyaknya jumlah pasien positif Covid-19 di Pasuruan.

Ia juga menyindir masyarakat yang mengabaikan imbauan pemerintah dan masih tidak peduli akan bahaya Virus Corona.

Henry menyoroti masyarakat yang masih membeli baju baru menjelang lebaran dan menciptakan kerumunan yang meningkatkan potensi penularan.

Padahal di sisi lain, petugas medis yang menangani pasien Covid-19 tersebut harus berjuang tak kenal lelah dengan mempertaruhkan kesehatannya sendiri.

"Kami peduli terhadap para medis yang sudah berjuang mati-matian melawan Covid-19. Di sisi lain, kami juga prihatin karena masyarakat tetap berbelanja baju menjelang lebaran tanpa memikirkan resiko penyebaran Covid-19," tutur Henry.

Ungkapkan keprihatiannya, Henry menyinggung masyarakat yang dianggapnya lupa akan jasa para medis yang tengah menghadapi bahaya Virus Corona.

Halaman
12