Terkini Nasional

Blak-blakan, Pengacara Nilai Ceramah Bahar Bin Smith Subjektif: Pemerintah Baper Berlebihan

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengacara Bahar bin Smith, Aziz Yanuar di acara SAPA INDONESIA MALAM Selasa, (19/5/2020), Aziz Yanuar menilai bahwa ceramah provokatif itu bersifat subjektif.

TRIBUNWOW.COM - Bahar bin Smith kini harus kembali mendekam ke penjara karena dianggap melanggar hukum setelah tiga hari menjalani asimilasi.

Bahar bin Smith dianggap telah melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan diduga melakukan ceramah provokatif.

Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV pada Kamis (20/5/2020), Pengacara Bahar bin Smith, Aziz Yanuar menilai bahwa ceramah yang itu sebernarnya bersifat subjektif.

Pengacara Bahar bin Smith (kiri), dan Anggota Komisi III DPR F-PPP Arsul Sani (tengah) di acara SAPA INDONESIA MALAM, Selasa (19/5/2020), Arsul merespons pengacara Bahar yang membandingkan kasus pelanggaran PSBB kliennya dengan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (YouTube Kompastv)

 

Penahanan Habib Bahar Dipindah ke Nusakambangan, Aksi Provokatif Simpatisan Jadi Alasannya

Bahkan, Aziz Yanuar blak-blakan menyebut pemerintah terbawa perasaan (Baper) dan antikritik.

"Ada ceramah provokatif yang dilakukan pasca asimilasi Bahar Smith?," tanya Aiman.

"Jadi saya bisa jelaskan seperti ini bahwa yang pertama hal tersebut itu sangat subjektif dan benar -benar membuktikkan ya bahwa pihak di pemerintah ini kita duga 'baper' ya."

"Baper berlebihan dan mempunyai perasaan sangat sensitif dan anti kritik, sangat anti kritik," jawab Aziz.

Aziz mengatakan, dalam ceramah yang diduga mengandung provokatif itu sama sekali tidak menyebut nama pribadi.

Menurutnya apa yang diungkapkan kliennya bersifat umum.

"Karena kalau kita bisa lihat ceramahnya Bahar Smith pada Ahad (Minggu -red) kemarin itu, itu yang pertama saya tinjau dari dua hal."

"Pertama dari sisi hukum, dari sisi hukum tidak ada satupun yang masuk delik hukum kenapa karena tidak menyebut satupun nama pribadi, ataupun nama instansi resmi, atau menunjuk satu pihak, itu umum."

"Pemerintah dan pejabat seperti itu," jelas Aziz.

Aziz Yanuar Ungkit Bamsoet saat Bela Bahar bin Smith soal Pelanggaran PSBB, Arsul Sani Bereaksi

Selain itu, dalam ceramah tersebut Bahar mengkritik pemerintah yang tidak secara langsung mengkritik pemerintah Indonesia.

Kritikan itu bisa ditujukan ke pemerintah mana saja.

"Selain itu ceramahnya diulang-ulang bahwa Beliau siap masuk penjara, Beliau kuat nahan ujian ini, Beliau apa siap masuk apapun jiwa raga dikorbankan untuk menyuarakan kebenaran dan anti kezaliman."

"Jadi tidak ada satupun masuk ke delik hukum, pemerintah maupun pejabat kan bisa mana saja bisa Pemerintan Etiopia, Burundi, Somalia kan kita enggak tahu yang mana," ujar Aziz.

Sehingga, Aziz menilai pemerintah sensitif pada ceramah Bahar.

"Jadi mereka ini mengintepretasikan begitu lo, sensitifnya berlebihan," sambungnya.

Aziz menambahkan, kritik bukan berarti membenci.

Kritik adalah bentuk kepedulian terhadap pemerintah.

Kini Mendekam di Lapas Nusakambangan, Bahar bin Smith Baru akan Hirup Udara Bebas November 2021

"Yang kedua saya sedikit keluar dari sisi hukum bahwa kalaupun memang betul yang dimaksud adalah Pemerintah Republik Indonesia, maka perlu dicermati seksama."

"Isinya adalah mengkritik, mengkritik itu sangat berlawanan dengan membenci dan menyebar permusuhan, justru orang-orang seperti Habib Bahar menyuarakan kritik ini adalah peduli terhadap pemerintah," ucap dia.

Lihat videonya mulai menit ke-1:24:

Dua Alasan Bahar Ditangkap Lagi

Ada dua pelanggaran yang menyebabkan Bahar bin Smith kembali dipenjara pada Selasa (19/5/2020).

Satu di antaranya adalah ceramah yang dinilai oleh Kementerian Hukum dan HAM membuat resah masyarakat.

Topik ceramah yang dibahas di antaranya adalah soal lockdown dan Virus Corona.

Ceramah Kontroversial Bahar bin Smith yang disebut menyinggung penguasa, YouTube TribunJabar Video, Selasa (19/5/2020). (YouTube TribunJabar Video)

• Ceramah Bahar bin Smith Kritik Pemerintah, Pengacara: Bisa Pemerintah Ethiopia, Burundi, Somalia

Pada acara SAPA INDONESIA MALAM, Selasa (19/5/2020), host acara tersebut Aiman Witjaksono menyoroti ada yang salah pada ceramah Bahar soal lockdown.

Awalnya Aiman membacakan potongan ceramah dari Bahar yang menyebabkan Bahar kembali dipenjara.

Isi ceramah tersebut pertama mengatakan bagaimana Bahar tidak takut kembali dibui.

Bahar pada ceramah tersebut mengatakan ia akan terus berjuang demi rakyat Indonesia.

"Oleh karenanya apa yang saya sampaikan hari ini, saya tidak takut besok ditangkap polisi, dipenjara lagi," tutur Aiman membacakan transkrip ceramah Bahar.

"Sore ini keluar besok pagi saya ditangkap lagi demi berjuang untuk rakyat, berjuang untuk Indonesia."

Aiman menemukan hal yang salah saat Bahar mulai membahas soal lockdown dan Virus Corona.

"Berjuang untuk rakyat yang susah, yang sengsara di-lockdown, dimatikan di rumahnya sendiri," ujar Aiman membacakan ceramah Bahar.

• Drama Penangkapan Dini Hari Bahar bin Smith, Debat Minta Waktu Merokok: Saya Enggak Bakal Lari

Ia lalu mengatakan bahwa di Indonesia tidak ada pemberlakuan lockdown.

Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang memiliki ketentuan jauh berbeda dengan lockdown.

"Kan PSBB berbeda dengan lockdown," ucap Aiman.

Aiman lanjut memaparkan perbedaan karakteristik antara lockdown dan PSBB, di antaranya adalah saat PSBB masyarakat masih ada pengecualian untuk beraktivitas.

Ia mengatakan PSBB dan lockdown memiliki perbedaan yang jauh.

"Perbedaan yang sangat signifikan," ucapnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)