Virus Corona

Jawab soal Nasib Warga DKI yang Terlanjur Mudik, Anies Baswedan Minta Disiplin: Tak Ada yang Ringan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hadir di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (19/5/2020), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan anjuran kepada penduduk Jakarta yang terlanjur pulang ke rumahnya masing-masing.

TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi perihal warga Ibu Kota yang sudah terlanjur pulang ke kampung halaman.

Kepada mereka yang sudah berada di kampung halaman masing-masing, Anies meminta agar tidak cepat-cepat pulang ke Ibu Kota.

Anies mengatakan apabila mereka kembali sebelum kegiatan perekonomian di Jakarta pulih, maka mereka akan sama saja kesulitan mencari nafkah.

Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Cawang, Jakarta Timur, Selasa (28/4/2020). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, terjadi penurunan arus lalu lintas atau traffick jalan tol di tiga wilayah jalan tol, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Banten, berkisar 42 persen sampai dengan 60 persen, sebagai dampak dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Tanya Ustaz: Bagaimana Hukum Mudik di Tengah Wabah Covid-19, Apa Dosa?

Pada acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (19/5/2020), awalnya Anies membagi para pemudik di Jakarta menjadi dua kelompok.

Pertama adalah mereka yang tidak memiliki tempat tinggal permanen di Jakarta dan pulang karena tidak memiliki penghasilan.

Anies mengatakan kelompok pertama tersebut telah pulang jauh hari saat diberlakukannya pembatasan sosial yang mempengaruhi pendapatan mereka.

"Merekalah yang ketika ada pembatasan sosial, mereka mulai berbondong-bondong pulang ke kampungnya masing-masing," ujarnya.

Lalu golongan kedua adalah warga Jakarta yang sudah lama hidup di Jakarta dan memiliki aset tetap.

Anies mengatakan kelompok kedua ini memang biasanya mudik saat lebaran ke tempat kelahiran mereka masing-masing.

"Mereka juga ketika menjelang lebaran pulang kampung," kata Anies.

"Ini gelombang yang kedua, biasanya mereka mulai kembali ke kampung ketika mendekat Idul Fitri."

Ungkit Perjuangan Warganya Lawan Corona, Anies Baswedan: Indonesia Bisa, Bukan Indonesia Terserah

Jangan Pulang Dulu ke Jakarta

Anies berpesan kepada penduduk yang pulang karena tak bisa mencari nafkah di Jakarta agar tidak tergesa-gesa kembali ke Ibu Kota.

Ia ingin agar mereka kembali pada saat situasi ekonomi di Jakarta pulih kembali supaya aktivitas kerja bisa kembali seperti semula.

"Kepada mereka (kelompok pertama) saya anjurkan untuk jangan cepat-cepat kembali ke Jakarta sampai kondisi di Jakarta sudah kembali normal, beraktivitas kembali," papar Anies.

"Sehingga mereka bisa ketika kembali ada kegiatan."

Pesan Anies untuk kelompok kedua adalah tetap bertahan di Jakarta dan tidak mudik pada saat lebaran nanti.

"Bagi warga Jakarta yang rumahnya di sini, kegiatan semuanya di sini, asetnya semua di sini," ujar Anies.

"Maka anjurannya jangan pulang," ucapnya.

Harus Tidak Egois

Anies mengatakan memutuskan untuk disiplin memang tidak mudah.

"Berat iya berat, tidak seperti biasanya," kata Anies.

"Bukan ringan kita harus akui ini tidak ada yang ringan."

"Ini semua sesuatu yang tidak biasa."

Anies memahami kekecewaan bagaimana begitu banyak rencana yang harus dibatalkan akibat pandemi Covid-19.

"Begitu banyak keinginan yang harus ditahan tahun ini."

"Ini kita lakukan demi kepentingan bersama," jelasnya.

Anies lalu menunjukkan data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Data tersebut menggambarkan kenaikan drastis kasus positif Covid-19 di bulan Juni di apabila warga Jakarta nekat mudik.

Namun apabila warga Jakarta tidak mudik, tren kasus Covid-19 akan terus mengalami penurunan.

"Kami mendasarkan keputusan, regulasi bukan selera tapi mendasarkan pada dasar-dasar saintifik," ucap Anies.

"Saya bertanggung jawab untuk melindungi warga Jakarta."

Anies menekankan bahwa keberhasilan Jakarta melawan Covid-19 adalah ketika warganya mau bekerja sama dan tidak egois.

"Dan saya harus tegaskan ini belum tentu populer, belum tentu disukai, tapi ini demi keselamatan setiap warga Jakarta," ucap Anies.

"Demi keselamatan Anda, saya, kita semua."

"Ini kita menghadapi sebuah pandemi yang membutuhkan solidaritas kita semua untuk tidak egois," tandasnya.

Di ILC, Sudjiwo Tedjo Dukung Penuh Kebijakan Anies soal Mudik saat Corona: Budaya Bisa Diubah

Lihat videonya mulai menit 40.14:

Anies Baswedan Tegaskan Perpanjangan PSBB

Di sisi lain, sebelumnya Anies Baswedan kembali memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dilansir TribunWow.com, PSBB DKI Jakarta akan diperpanjang selama dua pekan mulai 22 Mei 2020 atau setelah tahap kedua berakhir.

Selama perpanjangan PSBB yang memasuki periode ketiga tersebut, Anies Baswedan tetap menegaskan tidak ada istilah pelonggaran.

• Sebut Risiko Penularan Turun dari 4 Jadi 1, Anies Baswedan Tetap Perpanjang PSBB DKI Jakarta

Selain itu, Anies juga tidak akan membedakan penanganan Virus Corona dari segi umur.

Karena menurutnya, baik di bawah atau di atas usia 45 tahun, risiko penularannya akan sama.

Seperti yang diketahui, pemerintah pusat melalui Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo sebelumnya menyampaikan adanya pelonggaran kepada masyarakat dengan usia 45 tahun ke bawah.

"Tidak ada pelonggaran, tidak ada perbedaan usia, risikonya semua sama," ujar Anies dikutip dari acara Kabar Petang tvOne, Selasa (19/5/2020).

"Ketika kita berbicara tentang penularan, penularan bisa pada siapa saja," jelasnya.

Dirinya menyadari dari segi fatalitasnya, untuk masyarakat yang berusia 45 tahun ke atas atau bahkan lansia memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Meski begitu, dikatakan Anies, bukan berarti lantas membiarkan mereka yang berusia 45 tahun ke bawah untuk bisa beraktivitas.

• Anies Baswedan Ungkap Peluang Jakarta Bisa Kembali Normal dan Bebas dari PSBB 2 Minggu Lagi

Yang ditekankan oleh Anies adalah meminimalisir terjadinya penularan.

Hal itu tentunya juga untuk menekan angka kematian.

"Memang risiko fatalitasnya berbeda, bagi yang lebih tua, lansia risiko kematiannya lebih tinggi, tetapi penularan bisa terus terjadi," ungkap Anies.

"Yang harus kita kendalikan adalah penularan," tegasnya.

Oleh karena itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengaku tidak ingin ada lagi kata pelonggaran PSBB.

Bahkan menurutnya, harus bisa lebih ditingkatkan.

Karena langkah utama untuk mempercepat mengatasi penyebaran Virus Corona tergantung kesadaran dari masyarakat untuk disiplin.

"Karena itu PSBB tetap sama, saya berkali-kali menegaskan bahwa jangan ada pembicaraan mengenai pelonggaran," terang Anies.

"Kita semua harus displin."

"Semakin banyak yang disiplin, maka semakin cepat," pungkasnya. (TribunWow.com/Anung/Jayanti)