Virus Corona

Singgung Korea Selatan, Ridwan Kamil Ungkap Kendala yang Dihadapi Jawa Barat dalam Pencegahan Corona

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapakan kendala yang dihadapi dalam menangani Virus Corona, khususnya dalam rangka pencegahan.

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan kendala yang dihadapi dalam menangani Virus Corona, khususnya dalam rangka pencegahan.

Menurut Ridwan Kamil, kendala tersebut nampaknya juga dialami oleh daerah-daerah lain di Indonesia.

Ridwan Kamil lantas menyinggung negara maju Korea Selatan.

Korea Selatan dianggap sukses dalam melakukan pencegahan maupun penanganan Virus Corona.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Youtube/KompasTV)

Kasus Corona di Jabar Turun, Ridwan Kamil Sebut PSBB Berhasil dan Putuskan Tak Lagi secara Provinsi

Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil mengaku hanya mempunyai modal sosial yang dapat diandalkan untuk melakukan pencegahan tersebut.

Kondisi tersebut tentunya berbeda jauh dengan Korea Selatan.

Meski mempunyai jumlah penduduk yang relatif hampir sama, Korea Selatan mempunyai anggaran yang jauh lebih baik.

Bahkan menurut Ridwan Kamil, dana yang dimiliki oleh Jawa Barat hanya sekitar 1 persen dari yang dikeluarkan Korea Selatan.

Meski begitu, dirinya menyadari lantaran Korea Selatan merupakan sebuah negara sedangkan Jawa Barat yang merupakan provinsi.

Hal ini disampaikan Ridwan Kamil dalam tayangan Youtube KompasTV, Sabtu (16/5/2020).

"Terkait di benteng pencegahan itulah modal yang kita punya, karena kita hanya punya modal sosial," ungkapnya.

"Jawa Barat 50 juta, Korea Selatan juga 50 juta, tapi Jawa Barat hanya punya uang 1 persen dari Korea Selatan untuk menyelamatkan sama-sama 50 juta," tegasnya.

Ridwan Kamil Izinkan Aktivitas saat Lebaran di Jawa Barat, namun Sesuai dengan Level Setiap Daerah

Meski begitu, Ridwan Kamil tetap berupaya penuh untuk tetap melakukan pencegahan semaksimal mungkin.

Mulai dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sebelumnya sudah dilakukan berskala provinsi.

Selain itu juga dibarengi dengan aturan larangan mudik, termasuk menjaga protokol kesehatan dengan cara physical distancing dan tetap di rumah.

Maka dari itu, Ridwan Kamil meminta kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kedisiplinan dengan mengindari kerumunan.

Karena menurutnya, hal itulah yang bisa menjadi faktor kunci pencegahan yang bisa dilakukan di Jawa Barat, atau Indonesia.

Ditambah lagi dengan belum ditemukannya vaksin yang benar-benar dapat digunakan untuk mencegah penularan Virus Corona.

"Maka modal kita hanya kedisiplinan. Sebelum vaksin ditemukan yaitu pengobatan maka strategi hanya bisa melakukan pencegahan," terangnya.

"Yaitu dengan rumus di mana ada kerumunan di situ ada Covid, di mana tidak ada kerumunan di situ tidak ada Covid," pungkasnya.

Soal Indonesia Terserah, Dokter Akui Tak Peduli Warga Langgar PSBB: Kalau Maunya Begitu Terserah

Simak videonya mulai menit ke-1.03:

Izinkan Aktivitas saat Lebaran, namun Sesuai dengan Level Setiap Daerah

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memberikan kebijakan untuk menyikapi aktivitas masyarakat saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil mengaku tidak melarang bagi masyarakat Jawa Barat untuk beraktivitas saat Lebaran.

Namun menurut Ridwan Kamil, mereka harus menyesuaikan dengan level bahaya di daerahnya masing-masing.

Hal ini disampaikan Ridwan Kamil dalam acara Kabar Petang tvOne, Sabtu (16/5/2020).

"Idul fitri di Jawa Barat akan disesuaikan sesuai level kewaspadaan," ujar Ridwan Kamil.

• Keberhasilan PSBB Jawa Barat, Ridwan Kamil Waspada OTG dari Pemudik: Akan Ganggu Tren Menggembirakan

Mantan Wali Kota Bandung itu mengatakan ada lima level kewaspadaan yang dipakai untuk menggambarkan kondisi daerah di Jawa Barat.

Level terendah atau level satu memiliki warna hijau dan level tertinggi atau level lima berwarna hitam.

Ridwan Kamil tidak memberikan kelonggaran untuk setiap daerah yang masuk dalam level empat (berat) dan level lima (kritis).

Kelonggaran hanya diberikan untuk daerah yang berada pada level tiga (cukup berat) ke bawah.

"Di Jawa Barat hari di sepakati ada lima level, level 5 itu level kritis warna hitam, level 4 itu level berat warna merah hari ini, kemudian turun menjadi level kuning yaitu cukup berat," kata Ridwan Kamil.

"Kemudian level biru level 2 dan terakhir level hijau level 1," imbuhnya.

"Kepada mereka yang masuk kategori level 3 sudah level biru maka kebijakan bisa lebih longgar," jelasnya.

Bahkan Ridwan Kamil menyebut untuk daerah level tiga ke bawah diperbolehkan untuk berkegiatan penuh, termasuk kegiatan ekonomi.

Meski begitu, Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku, yakni dengan menerapkan physical distancing.

• Soal Indonesia Terserah, Dokter Akui Tak Peduli Warga Langgar PSBB: Kalau Maunya Begitu Terserah

 

"Tetapi dengan tetap menjauhi kerumunan dan ada protokol kesehatan, tetapi kegiatan sudah bisa 100 persen," tegasnya.

"Kalau dia masih level merah seperti sekarang itu kegiatan ekonomi apapun hanya 30 persen."

Lebih lanjut, dirinya memastikan untuk penerapan PSBB tetap masih berlangsung di Jawa Barat, meski tidak lagi berskala provonsi.

Selain itu, Ridwan Kamil akan tetap memberikan pengawasan ketat kepada daerah level aman untuk mencegah terjadinya penularan baru.

Termasuk juga potensi adanya pemudik dari daerah lain yang memiliki level lebih tinggi, terlebih dari DKI Jakarta. 

"Jadi kita di Jawa Barat jawabannya adalah ada PSBB ada yang dilonggarkan tapi kewaspadaan kepada pemudik itu akan ditingkatkan karena yang namanya level 1 dan level 2 yang paling baik itu kategorinya memang wilayahnya tidak ada pemudik sama sekali," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke-4.20:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)