Kabar Tokoh

Sandiaga Uno Sebut Pernah Lobi Prabowo agar Anies Maju Jadi Gubernur: Saya Cagub, Anies Belum Ada

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno saat melakukan video call dengan Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.

TRIBUNWOW.COM - Politisi Gerindra, Sandiaga Uno sempat ditanya perkiraannya siapa tokoh-tokoh yang akan mencalonkan diri menjadi Presiden 2024.

Perrtanyaan tersebut dilontarkan oleh pakar Hukum Tata Negara Refly Harun melalui channel YouTubenya yang tayang pada Minggu (17/5/2020).

Dalam video itu, Sandiaga Uno sempat menceritakan bagaimana dirinya meminta Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk memilih Anies Baswedan menjadi Calon Gubernur.

Sandiaga Uno dalam acara Hot Indonesia, Minggu (10/5/2020). (Capture YouTube TvOne)

Sandiaga Uno Bongkar Curhatan Erick Thohir padanya: Semakin Dia Ditekan Biasanya Makin Dia Melawan

Mulanya ia menceritakan bagaimana dirinya sempat diminta pulang oleh Prabowo Subianto menjadi Calon Wakil Presiden 2024.

Padahal kala itu, dia tengah mengikuti acara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Pemerintah Moskow, Rusia.

"Mengenai individu-individunya, you never know saya seminggu sebelum diminta Pak Prabowo mendampingi itu, itu saya lagi di Moscow," kata Sandiaga.

"Saya lagi jalanin tugas Pemprov DKI waktu itu kita punya intercity Jakarta sama Moscow saya lagi di sana."

"Lagi ngobrol-ngobrol mainin my own bussiness tiba-tiba ada telepon Pak Prabowo minta balik, begitu balik langsung diminta ke Kartanegera (kediaman Prabowo)," imbuhnya.

Selain itu, ia juga sempat dihubungi oleh Mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais untuk segera pulang.

"Dalam perjalanan pulang dari Moscow Pak Amien Rais telepon, beberapa ini dengan cepat pulang."

"Padahal saya, mustinya saya satu minggu di sana gitu dan saat itu waktu bergerak cepat sekali dan cair sekali politik kita ini," ujar dia.

Sempat Ditawari Jabatan Erick Thohir, Sandiaga Uno: Kalau Hatinya Dia, Pasti Mau Kerja Sama Temen

Sehingga ia merasa politik mudah berubah seperti saat di mana awalnya dirinya yang dicalonkan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta.

"Dan belajar dari sana sama juga waktu Pilgub DKI saya kan dicalonkan sebagai Gubernur, Anies Baswedan waktu itu enggak ada."

"Waktu kita ketemu di Kompas TV, bung pada waktu itu masih Calon Gubernur (Cagub)," ungkapnya.

Ia menjelaskan dirinya masih menjadi Cagub sehari sebelum pendaftaran.

Namun, Sandiaga mengaku lantas meminta Prabowo untuk mengganti posisinya dengan Anies Baswedan.

Pasalnya, Anies Baswedan merupakan tokoh nasional yang sempat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

"Iya masih, sampai detik terakhir, sampai hari terakhir hari Kamis, kan Jumat itu pendaftaran, sampai hari Kamis saya masih Calon Gubernur."

"Tapi akhirnya politik itu cair saya ambil keputusan, meyakinkan Pak Prabowo bahwa untuk kita bisa menawarkan satu perubahan di Jakarta, kita butuh tokoh nasional yang ikut meramaikan," ujar Sandi.

Isu Izin Perusahaan Dicabut saat PSBB, Sandiaga Uno Kecam Pelaksanaan: Ide Bagus, Koordinasi Buruk

Selain meyakinkan Prabowo, ia juga meyakinkan partai-partai pendukung lainnya.

Sehingga, ia menilai bahwa politik terus berubah tak bisa diprediksi siapa yang akan maju pada Pilpres 2024.

"Akhirnya saya melobi partai-partai lain termasuk PKS akhirnya bisa diterima Anies."

"Jadi belajar dari pengalaman itu menurut saya sangat sulit ditebak," ceritanya.

Lihat videonya mulai menit ke-37.40:

Ditawari Jabatan di BUMN oleh Erick Thohir

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Refly Harun yang tayang pada Minggu (17/5/2020), Refly Harun menyinggung bahwa Sandiaga Uno sebenarnya bisa saja menjadi Komisaris Utama (Komut).

Refly Harun mempertanyakan alasan Sandiaga Uno yang menolak tawaran tersebut.

• Isu Izin Perusahaan Dicabut saat PSBB, Sandiaga Uno Kecam Pelaksanaan: Ide Bagus, Koordinasi Buruk

"Bung kan kemarin ketemu sama Bro Erick Thohir, dia nawarin jabatan yang Bung bisa pilih sebenarnya kan," ujar Refly Harun.

"Barangkali jadi pemilik aja yang enggak boleh, ya kan BUMN milik negara bukan milik nenek moyang. Kan tinggal pilih mau jadi Komisaris Utama. Mungkin kalau Dirut bung enggak mau lagi," sambungnya.

Refly Harun menyebutkan, Sandiaga Uno bahkan bisa menjadi Komut di perusahaan-perusahaan penting BUMN.

"Tinggal pilih itu Komisaris Utama yang ring satu, apakah Pertamina, PLN atau Telkom ataukah Himbara. Kok enggak tertarik itu gimana?," ujarnya Refly Harun.

Sandi menjawab, dirinya menolak tawaran jabatan dari Erick Thohir lantaran dirinya masih berstatus sebagai Pengurus Partai Gerindra.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengungkapkan hubungannya dengan Menteri BUMN, Erick Thohir. (Channel YouTube Refly Harun)

Ia juga menyebut tak ingin adanya politik kepentingan dalam pengambilan posisi tersebut.

"Satu, saya orang politik. Jadi jelas posisi saya di partai dan saya kok melihat bahwa BUMN ini mestinya harus bebas dari benturan kepentingan," ungkap Sandi yang langsung disetujui langsung oleh Refly Harun.

"Tampak Bro Refly ahlinya ya, kan juga sudah pernah menjabat di sana, jadi harus memang bebas dari kepentingan politik," sambung Sandi.

Refly lantas melontarkan candaan karena ia tidak terlibat di partai politik maka jabatannya sebagai Komut tidak lama.

• Sebut Krisis Pandemi Corona Terberat sejak Indonesia Merdeka, Sandiaga Uno Ingatkan Peran Besar UMKM

"Karena tidak politik itulah tidak lama menjabat di sana," ucap Refly sambil tertawa.

Mendengar itu Sandiaga sampai terpingkal.

Lalu, Refly Harun menjelaskan bahwa Pejabat Tinggi di BUMN seharusnya tidak terlibat dalam politik praktis.

Ia mengakui sempat berpesan pada Erick Thohir terkait aturan tersebut.

"Karena saya taat pada undang-undang Pemilu Pasal 280 ayat 2 huruf d, Undang-undang 7 Nomor 17 yang namanya Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas, dan Karyawan BUMN dilarang dilibatkan dalam kampanye."

"Jadi kan saya tidak terlibat kampanye, saya kan pesan juga pada Bro Erick pasti dia dengar," jelas Refly.

Mantan Komut PT Pelindo II ini berpesan pada Erick BUMN jangan dipolitisasi agar perusahaan-perusahaan milik negara itu tetap bertahan.

"Tolong BUMN jangan dipolitisasi ya karena kalau dipolitisasi rusak BUMN kita, tidak akan pernah jadi besar kalau dipolitisasi," ucap dia. (TribunWow.com/Mariah Gipty)