TRIBUNWOW.COM - Politikus Gerindra, Sandiaga Uno mengungkap percakapannya dengan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Hal itu terjadi saat Sandiaga Uno melakukan percakapan melalui video call dengan Refly Harun yang tayang di channel YouTube Refly Harun, pada Minggu (17/5/2020).
Mulanya, Sandi menyinggung soal tawaran Erick Thohir menjadi pejabat di BUMN.
• Sempat Ditawari Jabatan Erick Thohir, Sandiaga Uno: Kalau Hatinya Dia, Pasti Mau Kerja Sama Temen
Menurut Sandi, Erick memiliki perasaan di mana ia ingin bekerja dengan dirinya karena hubungan pertemanan.
Meski demikian, Erick melakukan hal tersebut tetap sesuai dengan dasar pedoman.
"Kalau mengenai tawaran itu juga sama ya menurut saya, kalau hatinya dia kan pasti mau kerja sama temennya yang dari kecil berteman."
"Kalau dari segi governance, benturan kepentingan tentunya dia punya pedoman-pedoman dia," ujar Sandi.
Lalu, Mantan Calon Wakil Presiden di Pemilu 2019 lalu itu membeberkan situasi yang dialami BUMN di tengah Covid-19.
Sehingga, menurut Sandi, tanggung jawab Erick kini makin besar.
• Refly Harun Sebut Partai Gerindra Ambigu: Sandiaga Uno Kelihatan Bersikap sebagai Cawapres Terus
"Dan yang menarik dengan adanya Covid-19 ini tiba-tiba BUMN akan ada di posisi-posisi yang sangat-sangat strategis sekaligus rentan."
"Karena kalau kita punya portofolio yang 150-160, (115-red) perusahaan ini Chief Erick ini punya satu tanggung jawab, ada pelayanan publik, ada yang harus dijaga stake holder ke pemerintah," jelasnya.
Sandi menilai bahwa BUMN memiliki dua tugas besar ekonomi setelah Covid-19.
"Dia harus betul-betul melakukan satu orkestrasi di BUMN ini bagaimana bisa selamat dari Covid-19 dan menjadi tulang punggung daripada the new normal."
"Satu tatanan ekonomi baru pasca Covid-19 karena saya yakin setelah Covid-19 kita akan masuk ke the new normal dengan dua apa tugas utama buka lapangan kerja seluas-seluasnya," ujar dia.
Erick disebut harus bisa memastikan stok kebutuhan warga Indonesia dibanding memprioritaskan kepentingan lain.
• Refly Harun Sebut Partai Gerindra Ambigu: Sandiaga Uno Kelihatan Bersikap sebagai Cawapres Terus
"Dan pastikan kebutuhan hidup bangsa Indonesia ini terpenuhi karena pasti the new normal masing-masing negara cenderung untuk menjaga prioritas bagi pasokan negara tersebut."
"Mereka akan amankan kepentingan negara-negara tersebut," ujarnya.
Lalu, Refly menyinggung soal adanya pihak-pihak yang meminta jabatan di BUMN.
"Pasti bro Erick pusing itu kepalanya belum lagi orang-orang yang minta jatah," singgung Refly.
Lalu, Sandi menjelaskan bahwa Erick sendiri pernah mencurahkan hatinya (curhat) bahwa dirinya tak suka ditekan.
"Dia pernah curhat sih waktu mungkin dua tiga bulan terakhir ya salah satu yang paling dia nggak suka kan adalah kalau dia ditekan."
"Saya kenal banget orangnya semakin dia ditekan biasanya makin dia melawan," ujar Sandi.
• Sebut Krisis Pandemi Corona Terberat sejak Indonesia Merdeka, Sandiaga Uno Ingatkan Peran Besar UMKM
Sandi menduga belum tentu orang-orang bisa dengan mudah bermain politik dengan Erick.
"Itu tipikal orang Sumatera," singgung Refly.
"Betul-betul dia orang Lampung, jadi semakin ditekan semakin keluar tanduknya enggak tahu bisa temen-temen politik berdansa sama seorang Erick Thohir," jawab Sandi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, ia yakin Erick tengah mengalami hal yang cukup sulit.
Tapi saya yakin tugasnya berat banget apalagi dengan Covid-19
Lihat videonya mulai menit ke-30:17:
Alasan Tolak Tawaran Jabatan
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Refly Harun yang tayang pada Minggu (17/5/2020), Refly Harun menyinggung bahwa Sandiaga Uno sebenarnya bisa saja menjadi Komisaris Utama (Komut).
Refly Harun mempertanyakan alasan Sandiaga Uno yang menolak tawaran tersebut.
• Isu Izin Perusahaan Dicabut saat PSBB, Sandiaga Uno Kecam Pelaksanaan: Ide Bagus, Koordinasi Buruk
"Bung kan kemarin ketemu sama Bro Erick Thohir, dia nawarin jabatan yang Bung bisa pilih sebenarnya kan," ujar Refly Harun.
"Barangkali jadi pemilik aja yang enggak boleh, ya kan BUMN milik negara bukan milik nenek moyang. Kan tinggal pilih mau jadi Komisaris Utama. Mungkin kalau Dirut bung enggak mau lagi," sambungnya.
Refly Harun menyebutkan, Sandiaga Uno bahkan bisa menjadi Komut di perusahaan-perusahaan penting BUMN.
"Tinggal pilih itu Komisaris Utama yang ring satu, apakah Pertamina, PLN atau Telkom ataukah Himbara. Kok enggak tertarik itu gimana?," ujarnya Refly Harun.
Sandi menjawab, dirinya menolak tawaran jabatan dari Erick Thohir lantaran dirinya masih berstatus sebagai Pengurus Partai Gerindra.
Ia juga menyebut tak ingin adanya politik kepentingan dalam pengambilan posisi tersebut.
"Satu, saya orang politik. Jadi jelas posisi saya di partai dan saya kok melihat bahwa BUMN ini mestinya harus bebas dari benturan kepentingan," ungkap Sandi yang langsung disetujui langsung oleh Refly Harun.
"Tampak Bro Refly ahlinya ya, kan juga sudah pernah menjabat di sana, jadi harus memang bebas dari kepentingan politik," sambung Sandi.
Refly lantas melontarkan candaan karena ia tidak terlibat di partai politik maka jabatannya sebagai Komut tidak lama.
• Sebut Krisis Pandemi Corona Terberat sejak Indonesia Merdeka, Sandiaga Uno Ingatkan Peran Besar UMKM
"Karena tidak politik itulah tidak lama menjabat di sana," ucap Refly sambil tertawa.
Mendengar itu Sandiaga sampai terpingkal.
Lalu, Refly Harun menjelaskan bahwa Pejabat Tinggi di BUMN seharusnya tidak terlibat dalam politik praktis.
Ia mengakui sempat berpesan pada Erick Thohir terkait aturan tersebut.
"Karena saya taat pada undang-undang Pemilu Pasal 280 ayat 2 huruf d, Undang-undang 7 Nomor 17 yang namanya Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas, dan Karyawan BUMN dilarang dilibatkan dalam kampanye."
"Jadi kan saya tidak terlibat kampanye, saya kan pesan juga pada Bro Erick pasti dia dengar," jelas Refly.
Mantan Komut PT Pelindo II ini berpesan pada Erick BUMN jangan dipolitisasi agar perusahaan-perusahaan milik negara itu tetap bertahan.
"Tolong BUMN jangan dipolitisasi ya karena kalau dipolitisasi rusak BUMN kita, tidak akan pernah jadi besar kalau dipolitisasi," ucap dia. (TribunWow.com/Mariah Gipty)