Virus Corona

Sebut Kasus Corona Bisa sampai 40 Ribu, Prof Ari Ungkap Daerah Episentrum: Virusnya Enggak ke Mana

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalan FKUI, Prof Ari Fahrial Syam dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Kamis (14/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Ari Fahrial Syam menyoroti pentingnya mematuhi larangan mudik, terutama bagi masyarakat di daerah episentrum.

Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan ketika dihubungi dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Kamis (14/5/2020).

Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan larangan mudik untuk mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19) antardaerah.

Beberapa daerah juga menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Profesor Ari Fahrial Syam memprediksi jumlah kasus positif Virus Corona pada Juni, Kamis (14/5/2020). (Capture YouTube TvOne)

Ngaku Bosan, 10 Pasien Corona di Ternate Kabur dari Karantina: Mereka Merasa Sehat Tanpa Gejala

Meskipun begitu, banyak pemudik yang tetap nekat pulang kampung karena kondisi ekonomi yang sulit.

Ari Fahrial Syam menilai tindakan tersebut dapat semakin meningkatkan jumlah kasus positif.

"Angka kita makin hari makin meningkat. Per bulan juga makin lama evaluasi kita makin meningkat," ungkap Ari Fahrial Syam.

"Ini yang harus disadari oleh masyarakat," tegasnya.

Ia menerangkan bagaimana pola perpindahan virus dalam tubuh manusia.

"Saya berulang-ulang mengingatkan, virusnya itu enggak ke mana-mana, virusnya dibawa oleh orang tersebut," papar Ari.

Maka dari itu, ia menegaskan pentingnya mengikuti protokol kesehatan.

"Jadi bagaimana memang kita lebih disiplin lagi untuk physical distancing, pakai masker, rajin cuci tangan, dan menghindari kerumunan," imbaunya.

Ari menerangkan kasus positif di wilayah DKI Jakarta sudah cukup tertangani dengan baik dengan adanya rumah sakit darurat di Wisma Atlet.

Selain itu, sejumlah rumah sakit swasta juga sudah mulai menerima pasien Virus Corona.

"Yang saya beritahukan adalah kesiapan daerah-daerah ketika terjadi peningkatan jumlah kasus," ungkap Ari.

Ridwan Kamil Sebut setelah PSBB Diterapkan, Angka Kasus Baru Positif Corona di Jabar Makin Menurun

Ia menyebutkan pentingnya menemukan klaster penyebaran virus di daerah masing-masing.

"Jadi sebenarnya yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah adalah tadi itu, klaster-klaster harus ditemukan," jelas Ari.

"Misalnya di Bojonegoro atau misalnya di Jogja, di Indogrosir. Mesti seperti itu," paparnya.

Dari setiap kasus positif yang muncul, perlu ada penelusuran terhadap kemungkinan orang yang sudah pernah berkontak dengan pasien pertama.

"Jadi satu kasus benar-benar harus tracing yang benar karena sumbernya dari orang yang memang positif," kata Ari.

"Virusnya ada di orang tersebut," lanjutnya.

"Ini yang harus dikejar oleh pemerintah daerah. Masyarakat harus benar-benar disiplin," tegas Ari.

Bagi masyarakat sendiri, Ari mengatakan penting untuk memerhatikan daya tahan tubuh.

"Daya tahan tubuh ini harus diperhatikan, makan sayur dan buah-buahan, silakan mengonsumsi herbal-herbal Indonesia itu yang dikatakan meningkatkan daya tahan tubuh," jelas dia.

Profesor Ari lalu mengungkapkan prediksinya sejak awal kasus positif mulai muncul di Indonesia.

"Saya akan melihat, kalau ini terjadi terus, dalam 10 hari kita naik 5 ribu, 20 hari kita naik 10 ribu, 30 hari kita naik 15 ribu, maka di awal Juni kita akan mendapat angka 25 ribu," katanya.

"Belum lagi kalau mudik ini tidak dikendalikan mungkin bisa sampai 40 ribu," tambah Ari.

Menurut Ari, beberapa tempat telah menjadi pusat penyebaran virus.

"Jakarta, Bandung, Surabaya merupakan episentrum tempat penyebaran," jelas dia.

"Ketika mereka kembali ke daerah, kita bisa tunggu apa yang terjadi di daerah tersebut," kata Ari.

Ilmuwan Singapura Prediksi Corona di Indonesia Berakhir Bulan Oktober, Titik Puncak April-Mei

Lihat videonya mulai menit 9:00

Ilmuwan Singapura Prediksi Corona di Indonesia Berakhir Bulan Oktober

Para ilmuwan dari Singapore University of Technology and Design (SUTD) memprediksi kapan pandemi Virus Corona akan berakhir di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Dikutip TribunWow.com, analisis tersebut dimuat dalam situs ddi.sutd.edu.sg, Selasa (5/5/2020).

Situs tersebut memperbarui data terbarunya setiap hari berdasarkan kondisi di lapangan. 

• Bahas Teori Konspirasi Corona dengan Najwa Shihab, Nadiem Makarim: Harus Ada Orang yang Disalahkan

Tidak hanya Indonesia, SUTD menganalisis grafik pertumbuhan kasus positif Virus Corona di berbagai negara.

Dalam grafik yang menunjukkan laju kasus di Indonesia, tampak kasus Virus Corona mulai muncul sekitar awal Maret 2020.

Grafik ini mencantumkan kasus baru yang muncul tiap hari di Indonesia.

Sejak itu kasus baru per harinya mulai mencapai angka 50 orang pada kurun waktu 10-30 Maret 2020.

Grafik mulai menunjukkan peningkatan tajam sejak bulan Maret sampai April.

Pada 19 April 2020, jumlah kasus baru yang muncul mencapai 350 tiap hari.

Pada beberapa hari, kasus baru yang muncul dapat mencapai hampir 450 orang.

Berdasarkan grafik pertumbuhan kasus, titik puncak pandemi di Indonesia adalah pada bulan April sampai Mei.

Grafik mulai akan melandai dengan cepat sejak saat itu sampai bulan Juli.

Meskipun begitu, diprediksi secara teoretis Virus Corona di Indonesia baru akan benar-benar berakhir pada 7 Oktober 2020, dengan kemungkinan perbedaan 14 sampai 15 hari.

Prediksi tersebut dibuat dengan melihat kasus yang muncul sampai 4 Mei 2020.

Prediksi ilmuwan SUTD tentang akhir pandemi Virus Corona di Indonesia, update Selasa (5/5/2020). (Capture ddi.sutd.edu.sg)

 

• UPDATE Virus Corona di Indonesia, Selasa 5 Mei 2020: 12.071 Kasus Positif, 2.197 Sembuh

Sementara itu, di seluruh dunia pandemi Virus Corona diprediksi akan selesai lebih lambat.

Seperti diketahui, di seluruh dunia kasus positif sudah mencapai angka lebih dari 3,7 juta orang dengan angka kematian lebih dari 258 ribu per Rabu (5/5/2020).

Berdasarkan grafik yang dibuat SUTD, secara teoretis pandemi di dunia akan berakhir pada 20 Desember 2020.

Sementara itu, di negara Amerika Serikat pandemi diperkirakan akan berakhir pada 10 Oktober 2020.

SUTD mengklaim data tersebut dapat terus berubah setiap harinya sesuai penanganan pandemi di lapangan.

Selain itu, prediksi SUTD juga tidak dipengaruhi kenyataan akibat kebijakan pemerintah.

Data ini dibuat dengan Data-Driven Innovation Lab menggunakan model susceptible-infected-recovered (SIR).

Data dikumpulkan dari seluruh dunia untuk memperkirakan titik puncak dan akhir dari pandemi yang melanda dunia ini. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)