TRIBUNWOW.COM - Data kajian rencana relaksasi atau pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah bocor ke publik.
Dilansir TribunWow.com, data kajian PSBB tersebut dirancang dan dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Selain itu, data itu juga dibahas oleh presenter Najwa Shihab yang ditampilkan dalam acara Mata Najwa, Rabu (13/5/2020).
• Kekhawatiran Wacana Pelonggaran PSBB, Didik J Rachbini: Yang Kuat Menang dan yang Lemah Tewas
Dalam data itu disebutkan bahwa rencana pelonggaran PSBB akan dilakukan secara bertahap mulai bulan Juni, tepatnya 1 Juni 2020 dan ada lima tahap yang akan dilalui.
Pada tanggal 1 Juni pemerintah akan membuka beberapa sektor untuk kembali beroperasi.
Sektor yang boleh beroperasi adalah industri jasa dan bisnis, fasilitas kesehatan termasuk toko penyedia alat kesehahan.
Sedangkan toko, pasar, dan mall masih dilarang beroperasi pada fase pertama.
Mereka baru diperbolehkan untuk beroperasi pada fase kedua yaitu mulai 8 Juni 2020.
Selanjutnya pada fase ketiga pemerintah mengizinkan kegiatan persekolahan dan olahraga outdoor.
Fase ketiga akan dimulai pada 15 Juni 2020.
Kemudian pada fase keempat yang dimulai pada 6 Juli 2020 akan dibuka kegiatan seperti fase ketiga, namun dengan jumlah yang lebih banyak.
Dalam fase tersebut juga dibuka kembali kegiatan ibadah dan traveling ke luar kota yang didukung layanan penerbangan.
Dan terakahir yaitu fase kelima akan dibuka tempat atau kegiatan ekonomi dan sosial dengan skala besar mulai 20 dan 27 Juli 2020.
• Usulkan PSBB Pulau Jawa, Pakar Epidemiologi Sebut Lebih Mudah: Bukan Meninggalkan Pulau Lain
Atas dasar itu, Najwa Shihab menanyakan kepada Deputi IV KSP Bidang Politik dan Informasi, Juri Ardiantoro terkait apa dasar dari kajian yang dilakukan untuk rencana pelonggaran PSBB.
Najwa Shihab menilai kondisinya masih belum mendukung untuk diberikan kelonggaran.
Karena penyebaran Virus Corona masih terus berlangsung, dan bahkan penambahan kasus barunya terhitung banyak.
"Dan ini kajian ini keluar tanggal 6 Mei dalam catatan kami, padahal sehari sebelumnya kasus baru harian melonjak ke 484 kasus. Jadi apa dasar kajian ini?" tanya Najwa Shihab.
Menjawab pertanyaan dari Najwa Shihab, Juri Ardiantoro membenarkan terkait adanya data tersebut.
Meski begitu apa yang disampaikan oleh Sri Mulyani merupakan masih sebatas perencanaan.
Menurutnya, rencana tersebut bisa dilakukan atau tidak dengan melihat kondisi penanganan Virus Corona di lapangan.
"Jadi begini Mbak, apa yang dilakukan atau disampaikan oleh Menko Ekonomi itu sesuatu yang benar," ujar Juri.
"Maksudnya memang adalah menjalankan arahan perintah presiden untuk melakukan kajian-kajian apa langkah-langkah ekonomi kita, relaksasi itu atau tahap-tahap penanganan Covid itu sampai pada relaksasi dijalankan dari sisi ekonominya," kata Juri menjelaskan.
"Kapan itu dijalankan sangat tergantung dari penanganan Covid itu sendiri."
• Pakar Epidemiologi Minta Pemerintah Harus Penuhi 3 Indikator Ini sebelum Lakukan Pelonggaran PSBB
Juri Ardiantoro lantas menyebut perencanaan yang dilakukan oleh Sri Mulyani sebagai sebuah simulasi.
Menurutnya, belum tentu juga simulasi tersebut bisa dilakukan seusai dengan waktu yang disebutkan.
"Jadi kalau di situ terlihat adalah waktu, bulan Juli, bulan Juni, dan sebagainya. Itu adalah simulasi belaka," terangnya.
"Belum tentu apa yang dijalankan nanti sesuai dengan bulan yang tadi dipaparkan," imbuhnya.
"Jadi sekali lagi belum memutuskan apapun menyangkut tahap-tahap relaksasi apalagi dikaitkan dengan kapan pelaksanaannya itu," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 7.14:
Soal Pelonggaran PSBB, Didik J Rachbini: Yang Kuat Menang dan yang Lemah Tewas
Ekonom Prof. Didik J Rachbini memberikan tanggapan terkait dengan adanya wacana relaksasi atau pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dilansir TribunWow.com, Didik Rachbini mengaku mempunyai kekhawatiran andai benar dilakukan pelonggaran PSBB.
Mulanya, Didik meminta pemerintah untuk benar-benar memberikan informasi yang tepat setiap langkah atau kebijakan yang akan diambil dalam rangka penanganan Virus Corona.
• Faisal Basri Pertanyakan Kendala Rendahnya Tes Corona: Kok Negara yang Lebih Miskin dari Kita Bisa?
Hal itu supaya tidak adanya kesalahan pahaman, termasuk dengan wacana PSBB yang masih menjadi simpang siur kebenarannya.
Dirinya menyadari memang dalam kondisi pandemi Virus Corona ini menjadi ujian berat bagi pemerintah.
Maka dari itu, setiap keputusan yang diambil harus benar-benar sudah dipikirkan secara matang, supaya tidak menimbulkan polemik baru.
Hal ini disampaikan Didik dalam acara Indonesia Business Forum yang tayang di kanal Youtube Talk Show tvOne, Rabu (13/5/2020).
"Saya kira ini tidak mudah justru kepemimpinan diuji di sini," ujar Didik.
"Dan dalam komunikasi ke publik harus berhati-hati," sambungnya.
Didik lantas mengungkapkan suatu kekhawatiran andai pemerintah benar-benar akan melakukan pelonggaran PSBB.
Padahal di satu sisi penyebaran Virus Corona di Indonesia masih terjadi dan bahkan penambahan kasus baru setiap harinya masih sangat tinggi.
• Soroti Penanganan Corona, Faisal Basri: Sidang Kabinet Itu yang Presentasi Bukan Ahli, tapi Menko
Namun sejauh ini, pemerintah menyebutnya masih sebatas evaluasi PSBB, belum sampai memutuskan untuk relaksasi.
Kekhawatiran dari Didik yaitu berkaitan dengan situsi herd immunity atau kekebalan terhadap kelompok.
Ketika dilakukan pelonggaran, maka tidak ada aturan tegas yang membatasi masyarakat untuk tidak beraktivitas atau physical distancing.
Dengan begitu aktivitas seperti kembali normal.
Dan dampaknya adalah risiko penularan menjadi semakin tinggi.
Menurutnya, jika situasi tersebut terjadi maka yang akan terjadi adalah yang kuat atau yang mempunyai kekebalan tubuh tinggi bisa bertahan melawan Corona.
Namun untuk yang lemah, maka kemungkinan besarnya akan meninggal.
"Kalau nanti lolos, tadi kan informasinya evaluasi," kata Didik.
"Nah kalau pelonggaran, kemudian merebak menjadi luas ini masuk kepada wilayah herd immunity," tegasnya.
"Kalau herd immunity yang kuat menang dan yang lemah tewas," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit awal:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)