Virus Corona

Heran Jatim Macet, Ahli Epidemiologi Sebut Warga 'Kucing-kucingan' dengan Petugas: Tahu Jalan Tikus

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lihat Foto Polisi menghalau mobil bus yang membawa penumpang di jalan tol Jakarta-Cikampek untuk keluar ke Gerbang tol Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Larangan mudik mulai diberlakukan 24 April 2020 pukul 00.00 WIB. Polda Metro Jaya melarang kendaraan pribadi baik motor atau mobil dan kendaraan umum berpenumpang keluar dari wilayah Jabodetabek. Pemeriksaan dan penyekatan kendaraan tersebut akan dilakukan di 18 titik pos pengamanan terpadu dan pos-pos check point

TRIBUNWOW.COM - Ahli Epidemiologi Windhu Purnomo menanggapi situasi di Jawa Timur yang masih ramai meskipun ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Seperti diketahui, Jawa Timur telah menerapkan PSBB di Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo sejak 28 April 2020.

Kebijakan tersebut diterapkan untuk menghambat penularan Virus Corona (Covid-19) yang menyentuh angka 1.536 kasus positif di Jawa Timur per Selasa (12/5/2020) pagi.

Ahli Epidemiologi Windhu Purnomo menilai banyak masyarakat yang melanggar PSBB di Jawa Timur, Senin (11/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

Kata Khofifah Indar Parawansa soal PSBB 3 Wilayah Jawa Timur: Sidoarjo Ada Jam Malam, Surabaya Belum

Dikutip TribunWow.com, Windhu Purnomo menyoroti PSBB tidak begitu efektif menekan pertumbuhan kasus di Jawa Timur.

Ia menilai masih banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat, terutama pemudik dari daerah lain yang berpotensi membawa virus ke wilayah Jawa Timur.

"Mereka tahu saja jalan tikus, bahkan bis besar ada saja yang lolos sampai masuk ke daerah-daerah yang ada di Jawa Timur," ungkap Windhu Purnomo, dalam tayangan Kompas TV, Senin (11/5/2020).

"Padahal itu bis," ulangnya mempertegas.

Ia menyebutkan para petugas di check point PSBB kesulitan karena pemudik lebih ahli dalam mencari jalan alternatif.

"Jadi memang mereka lebih tahu daripada petugas sendiri yang kadang-kadang jumlahnya memang tidak terlalu banyak, tidak cukup untuk menyekat semua jalan yang ada di Jawa Timur," papar Windhu.

Ia membenarkan banyak warga yang 'kucing-kucingan' dengan petugas PSBB.

Hal itu terlihat dari jumlah pemudik yang terus meningkat.

"Memang begitu, jadi ini laporan dari teman-teman kepolisian yang tahu persis bahwa ada aja yang tetap lolos," kata ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga ini.

Ia juga menyoroti banyaknya warga yang masih beraktivitas di luar rumah.

Kasus Corona di DKI Turun, Karni Ilyas Singgung Lonjakan Covid-19 di Jatim: Kayak Main Pingpong

"Yang penting juga di daerah Jawa Timur sendiri, bahkan di daerah-daerah yang sudah dilakukan PSBB, pergerakan warga juga masih cukup tinggi," kata Windhu.

"Makanya dalam evaluasi kemarin di Gugus Tugas Provinsi Jawa Timur, memang pergerakan masih ada meskipun sudah turun," lanjutnya.

"Tetapi tidak bebas pergerakan. Pasar-pasar pun masih ada dan para pengunjung tidak melakukan protokol kesehatan yang seharusnya," papar Windhu.

Windhu membenarkan masih banyak kemacetan yang ia lihat di jalan.

"Betul, jadi heran masih ada kemacetan," komentar Windhu.

Melihat fenomena tersebut, Windhu menyampaikan kesimpulannya.

"Artinya begini, di sana jelas ada pembatasan. Ada yang dilarang, ada yang diperkecualikan," kata dia.

Menurut Windhu, masih banyak perusahaan yang beroperasi dan karyawan yang masih nekat berangkat kerja.

"Seperti industri, misalnya. Industri harusnya hanya yang berkaitan dengan kesehatan, bahan pokok, bahan dasar yang dibutuhkan masyarakat, energi," paparnya.

"Tetapi kenyataannya ada perusahaan atau pabrik yang masih tetap beroperasi," jelas Windhu.

Persiapkan PSBB Surabaya, Khofifah Sebut Jadi Episentrum di Jatim: Banyak Perantau di Jabodetabek

Lihat videonya mulai menit ke-4.50:

Surabaya Jadi Episentrum di Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mempersiapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya, Jawa Timur.

Hal itu ia sampaikan melalui iNews Malam, Rabu (22/4/2020).

Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur telah mengajukan PSBB diterapkan di Surabaya terkait pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19). 

• Sebut Wajar Kesalahan Penyaluran Bansos PSBB, Anies Baswedan: Yang Butuh Lebih Banyak dari Daftar

Selain Surabaya, daerah lain yang melakukan PSBB adalah Provinsi Sumatera Barat, DKI Jakarta, Bandung Raya, Kota Banjarmasin, dan lain-lain.

Dilansir TribunWow.com, awalnya Khofifah menerangkan sosialisasi PSBB di wilayahnya.

"Sebetulnya ini sudah tiga mingguan yang lalu. Saya sampai mengajak beberapa bupati yang warganya banyak menjadi perantau di Jabodetabek," jelas Khofifah Indar Parawansa.

"Saya juga mengajak Asosiasi Penjual Sate Madura untuk sama-sama mengimbau jangan mudik di lebaran tahun ini karena pandemi Covid," lanjut dia.

Sosialisasi juga dilakukan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) dan anggota keluarganya agar tidak perlu pulang kampung.

"Kita juga sudah mengeluarkan surat edaran sejak 7 April lalu, ASN dan keluarganya tidak boleh mudik pada lebaran tahun ini," papar Khofifah.

Menurut Khofifah, hal tersebut sesuai dengan imbauan Presiden Joko Widodo terkait anjuran tidak perlu mudik.

Selain itu, Khofifah menyebutkan sudah menyiapkan bantuan sosial (bansos).

Bansos nantinya akan diberikan kepada warga non-KTP Jatim yang berdomisili di wilayah tersebut dan turut terdampak pandemi.

Menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri yang identik dengan tradisi mudik, Khofifah menyiapkan skema pintu masuk ke wilayah Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan PSBB di Surabaya, dalam iNews Malam, Rabu (22/4/2020). (Capture YouTube iNews)

• Najwa Shihab Singgung Jalan Masih Ramai meski PSBB, Jokowi: Aktivitas Bisa Dilakukan tapi Jaga Jarak

Menurut dia, ada sejumlah pintu masuk yang harus diawasi terkait larangan mudik.

"Sebetulnya sejak tiga minggu yang lalu, pintu masuk ke Jawa Timur; satu dari Ngawi, dua dari Tuban, tiga dari Banyuwangi, empat dari Juanda," papar Khofifah.

"Sebetulnya sama ini semua kita sudah menyiapkan pemeriksaan berlapis, dari mulai Tuban dan Ngawi," jelasnya.

Ia menyebutkan sudah memulai pemeriksaan sejak tiga minggu lalu saat masyarakat banyak melaksanakan tradisi ziarah makam wali.

"Itu sudah dilakukan pemeriksaan berlapis, mereka dipersilakan kembali," ungkap mantan Menteri Sosial ini.

Tidak hanya di tingkat provinsi, pemerintah kabupaten dan desa sudah diimbau untuk menyiapkan satu pintu masuk ke wilayah masing-masing.

"Masing-masing kabupaten sudah menyiapkan jalur-jalur tertentu. Ini sudah tiga mingguan yang lalu," jelas Khofifah.

Menurut dia, Surabaya kini sudah menjadi daerah pusat penyebaran Virus Corona di Jawa Timur.

"Episentrum ini bukan hanya Jabodetabek, sekarang Surabaya bagi Jawa Timur juga sudah episentrum," terang Khofifah.

"Maka disiapkan ruang observasi 14 hari," tambah dia.

Ia menyebutkan persiapan ruang observasi sudah mencapai 86 persen di seluruh provinsi. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)