TRIBUNWOW.COM - Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyoroti pentingnya sanksi tegas pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (5/5/2020).
Seperti diketahui, sejumlah daerah telah menerapkan PSBB untuk menekan pertumbuhan kasus positif Virus Corona (Covid-19).
• Kelakar Erlina Burhan di ILC, Singgung Pengetahuan Karni Ilyas soal Corona: Pinter Banget Sekarang
Meskipun bertujuan menghambat penyebaran virus, banyak masyarakat yang nekat melanggar aturan demi mencari nafkah.
Seperti diketahui, PSBB turut menimbulkan dampak karena aktivitas ekonomi tidak dapat berjalan seperti biasanya.
Menanggapi hal itu, awalnya Agus Pambagio menyinggung bagaimana usaha kecil terdampak dengan adanya PSBB.
"Lalu bagaimana para pengusaha baik informal, kecil, UMKM bagaimana? Ya negara harus urus," tegas Agus Pambagio.
"Kalau tidak mereka tidak hidup," tambahnya.
Ia mendorong ahli ekonomi dan ahli kebijakan memberi saran kepada pemerintah.
Menurut Agus, hal yang terpenting adalah pertumbuhan kasus positif Virus Corona di Indonesia mulai menurun.
"Yang penting sekarang adalah tidak ada pertumbuhan lagi," kata Agus.
Ia menyebutkan jika PSBB dilonggarkan saat ini, kemungkinan kasus positif akan kembali meledak.
"Kalau itu terus naik, kita belum sampai puncaknya, tiba-tiba akan diubah atau dilonggarkan," kata Agus Pambagio.
"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana ledakan itu terjadi," lanjut pengamat tersebut.
Agus kemudian memuji langkah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
• Puluhan Karyawan Sampoerna Positif Corona, Khofifah Pertimbangkan Tarik Produk: Sudah Terprediksi
Seperti diketahui, Surabaya saat ini tengah melaksanakan PSBB.
"Karena di PSBB itu umumnya sanksi tidak dikenakan, saya senang sekali ketika tadi Bu Gubernur Jawa Timur mengatakan sanksinya akan dikenakan," ucap Agus.
"Harus begitu," tegasnya.
"Sebuah peraturan atau kebijakan, tidak ada sanksinya sama saja bohong," lanjut Agus Pambagio.
Ia menilai hal tersebut perlu agar masyarakat Indonesia dapat disiplin.
"Apalagi untuk orang Indonesia yang tidak bisa diminta tolong, dimohonkan. Tidak bisa," papar Agus.
"Kalau tidak dikenakan sanksi, mereka akan suka-suka saja. Ngumpul ke mana-mana," tambahnya.
Ia menyebutkan baru saja menyaksikan jalanan di Jakarta sudah mulai macet, padahal PSBB masih berlaku.
"Di Jakarta tadi pagi saya pergi dengan kendaraan, macet," kata Agus.
"Belum dilonggarkan sudah macet. Warung-warung sudah buka," paparnya.
• Kritik Wacana Relaksasi PSBB, Mardani Ali Ungkit Usulan Anies Baswedan: Ini Blunder Berikutnya
• Fadli Zon Sebut Perppu Corona Sulit Digugat: Kalau Misal Pak Prabowo Jadi Presiden akan Beda Sekali
Lihat videonya mulai menit 2:30
Sudjiwo Tedjo Tolak Wacana PSBB Dilonggarkan
Di sisi lain, sebelumnya, budayawan Sudjiwo Tejo menolak wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sudjiwo Tejo justru meminta agar pemerintah semakin memperketat PSBB untuk mencegah penyebaran Virus Corona makin meluas.
Hal itu diungkapkan Sudjiwo Tejo saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (5/6/2020).
• Bahas Teori Konspirasi Corona dengan Najwa Shihab, Nadiem Makarim: Harus Ada Orang yang Disalahkan
"Saya intinya tetap setuju bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar jangan dikendorkan, malah makin diperketat," kata Sudjiwo.
"Karena kita cenderung makin lama cenderung makin biasa," imbuhnya.
Ia menilai, masyarakat kini banyak yang makin bosan dengan masalah Virus Corona.
"Kalau kita nikah sama orang cantik makin lama makin biasa kan gitu loh, mau dia kayak Raisa, mau dia kayak apa."
"Tiap hari diteror Corona, Corona makin lama orang enggak takut loh orang, hati-hati, saya kira gitu," ungkapnya.
Namun pada kesempatan itu Seniman asal Jember ini mengingatkan bahwa ada peradaban-peradaban besar di dunia yang punah karena virus.
"Cuma saya mengingatkan Bang Karni ada bangsa-bangsa besar yang sebetulnya tidak punah karena perang loh."
"Saya mau mengingatkan itu kalau kita lihat suku (bangsa) Aztec, kita lihat Inca, kita lihat suku maya itu tidak punah karena perang loh, punah karena virus," ucap Sudjiwo.
• Pandemi Corona Buat Langit Cerah dan Polusi Udara Turun, tapi Beri Dampak Buruk Ini pada Lingkungan
Lantas, Sudjiwo memperingatkan agar semua pihak jangan sombong terkait Virus Corona.
"Jangan-jangan kita memang harus punah, memang kita enggak boleh sombong," ungkap dia.
Lalu, Sudjiwo menyinggung lagi kehidupan-kehidupan sebelum manusia sekarang yang berlangsung tak cukup lama.
Sehingga, ia meminta agar semua pihak ingat bahwa semuanya kini bisa saja punah.
"Homo Sapiens itu umurnya baru 200 ribu tahun loh, umur Homo Erectus 2 juta tahun."
"Kita belum bisa yakin kita tak akan punah, berubah kita enggak tahu," ucapnya.
Lalu, Karni Ilyas menyinggung soal adanya penelitian yang menyebut manusia kini bisa punah karena wabah.
Lantas, Sudjiwo mengatakan hal itu bisa saja terjadi.
"Bisa jadi ada makhluk lain apa boleh buat," jawab Sudjiwo. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Mariah Gipty)