Virus Corona

Kejanggalan Data ODP dan PDP Kasus Corona, Ahli Kesehatan: Lajunya Tetap, Bahkan Cenderung Menurun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahli Kesehatan Masyarakat, Dr. Hermawan Saputra mengatakan menemukan kejanggalan dari data kasus Virus Corona.

TRIBUNWOW.COM - Ahli Kesehatan Masyarakat, Dr. Hermawan Saputra mengatakan menemukan kejanggalan dari data kasus Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Hermawan mengatakan pada suatu daerah orang dalam pantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (ODP) mempunyai laju yang tetap atau bahkan cenderung menurun.

Padahal di satu sisi, penambahan kasus positif masih terus terjadi.

Ahli Kesehatan Masyarakat, Dr. Hermawan Saputra mengatakan menemukan kejanggalan dari data kasus Virus Corona. (Youtube/Talk Show tvOne)

Sempat Menurun dalam 5 Hari Terakhir, Jakarta Alami Penambahan 2 Kali Lipat Kasus Corona

Menurutnya kondisi seperti itu seharusnya tidak mungkin terjadi di tengah penanganan dan pencegahan penyebaran Virus Corona.

karena jika dinalar, setiap kali ada penambahan kasus positif, maka secara otomatis akan menyebabkan ODP dan PDP, terutama ODP pastinya juga bertambah.

"Ada daerah yang kenaikan Covid-19 positif signifikan, tetapi laju PDP dan ODP tetap bahkan cenderung menurun di ODPnya," ujar Hermawan.

"Ini tidak logic, yang logic setiap kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pasti juga dia itu eksponen pada level ODP, artinya kenaikan level ODP harus lebih besar," jelasnya.

"Karena fungsi dari kenaikan PDP ke Covid positif pasti ada faktor penyelidikan epidemologi yang memungkinkan ODP mestinya lebih besar."

Hermawan menilai ketika situasinya seperti itu maka yang terjadi adalah pemerintah daerah dalam menangani Virus Corona bersifat pasif.

Pemerintah daerah tidak melakukan kontak tracing terhadap orang-orang yang pernah terlibat atau berinteraksi dengan pasien positif Covid-19, yang tadinya masih berstatus ODP atau PDP.

Tunjukkan Datanya, Pengamat Sosial Tak Setuju PSBB Gagal dan Banyak Masyarakat Langgar Aturan Mudik

"Ada sesuatu yang pasif dilakukan oleh pemerintah daerah," kata Hermawan.

"Rupanya ada daerah yang tidak melakukan kontak tracing secara proaktif mereka lebih terlihat pasif saja, ini bacaan data," sambungnya.

"Ketika keluar hasil swabnya, ada kasus positif dan diumumkan, tetapi laju ODP dan PDP tidak meningkat."

"ODP dan PDP ini hanya bisa ditetapkan melalui kontak tracing," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke-3.27

Sempat Menurun, Jakarta Alami Penambahan 2 Kali Lipat Kasus Corona

Provinsi DKI Jakarta sempat mendapatkan kabar baik lantaran penyebaran Virus Corona menurun di Ibu Kota.

Selama lima hari terakhir terhitung sampai Minggu (26/4/2020), penambahan Virus Corona di Jakarta terus menurun.

Penurunan tersebut sebelumnya diyakini sebagai dampak positif dari penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.

Petugas kepolisian memberikan surat teguran kepada pelanggar peraturan Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat (17/4/2020). Pada hari ketujuh penerapan PSBB di Jakarta, polisi memberikan surat teguran kepada sejumlah pelanggar. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

• Jakarta Nyalakan Lampu Merah Putih setiap Malam sebagai Bentuk Dedikasi Pekerja Medis

Dimulai pada Rabu (22/4/2020) yang mengalami penurunan dari 167 pada update sebelumnya menjadi 120 kasus.

Kemudian pada hari berikutnya Kamis (23/4/2020), penurunan kembali terjadi dengan mencatatkan 107 kasus baru.

Pada Jumat (24/4/2020), hanya ada 99 kasus baru dan 76 kasus baru pada Sabtu (25/4/2020).

Bahkan pada update Minggu (26/4/2020), hanya mendapati penambahan sebanyak 65 kasus baru di Jakarta dengan total menjadi 3.746 kasus.

Namun setelah itu, Jakarta justru kembali mengalami lonjakan jumlah kasus baru, bahkan sampai dua kali lipat.

Dilansir TribunWow.com dari laman resmi corona.jakarta.go.id, terdapat 123 kasus baru pada update terakhir Senin (27/4/2020).

Setelah adanya penambahan sejumlah kasus tersebut, saat ini Jakarta mencatatkan 3.869 kasus.

Dengan rician 337 pasien dipastikan sembuh dan 367 orang dinyatakan meninggal.

• Tunjukkan Datanya, Pengamat Sosial Tak Setuju PSBB Gagal dan Banyak Masyarakat Langgar Aturan Mudik

Seperti yang diketahui Jakarta masih menjadi daerah dengan jumlah kasus terbanyak di Indonesia.

Disusul oleh Jawa Barat dan Jawa Timur.

Jawa Barat mencatatkan 951 kasus, dengan rincian 96 sembuh dan 78 lainnya meninggal.

Sementara itu Jawa Timur terdapat 796 kasus, 140 sembuh dan 88 meninggal. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)