TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa buka suara soal persiapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiga wilayah Kota dan Kabupaten di Jawa Timur (Jatim).
Sesuai Peraturan Gubernur Jatim Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam penangan Covid-19 di Jatim, tiga wilayah yang di maksud akan mulai melakukan pembatasan mulai Selasa (28/4/2020).
Pergub mengatur penerapan PSBB di tiga kabupaten dan kota, yakni Kota Surabaya, sebagian Kabupaten Gresik, dan sebagian Kabupaten Sidoarjo.
• Sempat Menurun dalam 5 Hari Terakhir, Jakarta Alami Penambahan 2 Kali Lipat Kasus Corona
Khofifah menyampaikan bahwa beberapa waktu sebelum PSBB disetujui, wilayahnya telah memberlakukan pengetatan protokol pencegahan Covid-19.
Bahkan Pemprov bekerjasama dengan jajaran Kepolisian, TNI dan medis sebelumnya juga telah memberlakukan program Patroli Berskala Besar (PBB) untuk mendisiplinkan masyarakat.
"Pada dasarnya kita ini kan sudah melakukan beberapa hal yang kaitannya dengan physical distancing, kaitannya dengan regulasi kita menghindarkan masyarakat dari keramaian," ujar Khofifah dikutip dari kanal INews, Senin (27/4/2020).
"Kita mungkin sudah 8 hari berturut-turut sebelum mengajukan PSBB kita melakukan PBB, Patroli Berskala Besar di tempat-tempat keramaian."
"Jajaran dari Kodam, Polda, Pemprov kita sudah membawa tenaga kesehatan untuk melakukan rapid test di tempat-tempat keramaian," imbuhnya.
Secara teknis, persiapan fasilitas kesehatan di 3 wilayah yang akan memberlakukan PSBB tersebut dinilai sudah siap.
Bahkan Khofifah secara rinci menyebutkan sejumlah tempat perawatan hingga fasilitas pendukung yang telah tersedia.
Disamping itu, tenaga medis yang akan dikerahkan juga turut disebeutkan rinciannya.
• Kejanggalan Data ODP dan PDP Kasus Corona, Ahli Kesehatan: Lajunya Tetap, Bahkan Cenderung Menurun
• Anggota DPR Dedi Mulyadi Rumahkan 200 Pemulung di Tengah Wabah Corona: Saya Bantu Penuhi Kebutuhan
Total, ada tambahan sebanyak 507 bed dan ventilator, 85 rumah sakit rujukan, dan 192 dokter spesialis paru.
Ditambah bantuan 41 reagen yang akan mendukung uji PCR pasien Covid-19.
"Nah sekarang yang sudah disiapkan Pemprov, satu kita ingin memastikan bahwa layanan rumah sakit kita, bed kita dalam seminggu terakhir ini sudah terkonfirmasi sudah tambah 507 bed," terang Khofifah.
"Ada 507 bed kita dengan ventilator, kemudian kita juga sudah mengkonfirmasi dari 85 rumah sakit rujukan, ada 192 dokter paru."
"Kemudian kita juga alhamdulillah mendapat support 41 ribu reagen. Dari 41 ribu reagen maka kita bisa mengembangkan lab yang semula dari dua sekarang kita bisa tambah 4," tambahnya.
Selain itu, Pemprov juga telah berkoordinasi dengan Pol PP tiap wilayah tersebut untuk turut mengamankan tempat-tempat keramaian seperti pasar.
Namun, ada satu hal yang masih akan diselaraskan antara satu wilayah dengan yang lain yakni soal pemberlakuan jam malam.
Khofifah menyebut satu daerah yakni Kabupaten Sidoarjo telah mempersiapkan untuk memberlakukan jam malam selama PSBB.
Sedangkan dua wilayah lainnya yakni Kota Surabaya dan sebagian dari Kabupaten Gresik belum.
Oleh karenanya, pihak Pemprov akan kembali berkoordinasi dengan tiga wilayah tersebut terkait pemberlakuan jam malam yang semestinya sama.
"Ada perbedaan juga misalnya di Sidoarjo akan diberlakukan jam malam, di Surabaya belum," ujar Khofifah.
"Kemarin kita sudah koordinasi ini kan satu kesatuan seperti Jabodetabek gitu, jadi koneksivitas Sidoarjo, Surabaya dan sebagian Gresik maka kita meminta ini harus sama."
"Kalau satu diberlakukan jam malam seyogyanya dua daerah yang lain juga sama," pungkasnya.
Simak videonya mulai dari menit ke 4.00:
Emil Dardak Sampaikan Esensi PSBB
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak angkat bicara terkait persiapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di 3 wilayah Jatim.
Emil Dardak menyampaikan, bahwa wilayah tersebut telah dinyatakan siap untuk menjalankan PSBB.
Pihaknya telam memastikan persiapan dan sosialisasi sejak H-3 PSBB dijalankan
• Bahas PSBB DKI, Mahfud MD Singgung Bansos Warga Miskin Terdampak Corona: Mereka Harus Selamat
Ia menyampaikan yang prinsip utama PSBB adalah pembatasan, bukan pelaranan.
Oleh karenanya, masyarakat hanya diminta untuk mematuhi protokol-protokol pembatasan aktivitas sosial.
"Persiapan untuk PSBB sudah dilakukan sosialisasi, jadi sepanjang penerapan PSBB ini kita sudah memastikan bahwa semua elemen sudah siap," ujar Emil dikutik dari kanal Inews, Senin (27/4/2020).
"Ada tiga 3 hari sosialisasi yang telah dilakukan untuk kemudian memastikan kita semua benar-benar tau apa sih konsekuensi dari PSBB."
"Karena sekali lagi kami sampaikan ini adalah pembatasan bukan pelarangan, maka ada protokol-protokol yang harus di patuhi," tambahnya.
• Beberkan Risiko Penularan Corona saat Mudik, dr Erlina Burhan: Jika Sayang Keluarga, Jangan Pulang
Protokol PSBB sendiri merupakan integrasi antara Pergub yang disesuaikan dengan peraturan bebagai Kementrian soal pembatasan sosial ini.
Sebut saja seperti peraturan Kemenhub soal lalu lintas dan mudik, Kemenkes soal social distancing dan lain sebagainya.
Disinggung soal pembatasan akses keluar masuk ketiga kota tersebut, Emil mengatakan bahwa PSBB bukanlah soal pemeriksaan aktivitas keluar masuk semata.
Menurutnya, esensi PSBB bukanlah menghalau melainkan membatasi aktivitas masyarakat dalam satu wilayah tersebut.
"Tolong dibedakan PSBB ini bukan check point untuk orang keluar masuk," kata Emil.
"Jadi walaupun di dalam peratuan Kemenhub mengenai mudik itu dibahas mengenai bagaimana kita mempunyai 8 check point yang selama 2 sudah bisa menghalau 1000 kendaraan yang mau masuk."
"Tapi kalau PSBB esensinya bukan menghalau, tetapi membatasi aktivitas di dalam wilayah," imbuhnya.
• Bantah Selalu Kritik Jokowi, Haikal Hassan Singgung Penanganan Corona: Yang Buruk Tak Bisa Ditutupi
Simak video berikut mulai dari awal:
(TribunWow.com/Rilo)