Terkini Internasional

Kapan dan Bagaimana Pemerintah Korea Utara akan Mengumumkan bila Kim Jong Un Benar-benar Meninggal

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Kim Jong Un yang diambil sehari sebelum ia menghilang, Jumat (10/4/2020)

TRIBUNWOW.COM - Bila kabar mengenai kematian Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, ternyata benar, pemerintah Korea Utara diprediksi akan melakukan hal yang sama seperti saat kematian pemimpin pendahulunya, Kim Jong Il.

Korea Utara merupakan negara yang tertutup dan terisolasi.

Oleh karena itu mereka selalu beranggapan bahwa kondisi kesehatan pemimpinnya termasuk rahasia negara.

Menilik dari pengalaman pemimpin terdahulu, Korea Utara disinyalir akan menutupi keberadaan dan kondisi pemimpinnya bila dinyatakan sakit.

Isu Seputar Kim Jong Un, Habiskan Dana Rp 286 Juta Sekali Makan hingga Terserang Penyakit Misterius

Sementara itu, bila seorang pemimpin meninggal, kabar tersebut tidak akan segera disampaikan pada publik, namun harus menunggu hingga beberapa hari.

Dilansir mirror.co.uk, Minggu (26/4/2020), spekulasi tentang buruknya kondisi kesehatan Kim Jong Un mencuat ke publik setelah ia absen hadir di sejumlah acara.

Hal ini dikuatkan dengan berita adanya operasi jantung yang harus dijalani Kim Jong Un pada Minggu (12/4/2020).

Bahkan sejumlah media mengaku telah mendapatkan kabar dari nara sumber di Korea Utara bahwa Kim Jong Un telah meninggal.

Namun hingga saat ini masih belum ada konfirmasi terkait keberadaan dan kondisi terakhir Kim Jong Un.

Apabila kabar kematiannya benar, maka disinyalir pengumuman resmi dari Korea Utara tersebut akan disampaikan pada Senin (27/4/2020).

Sebelumnya, media Korea Utara memberitakan kematian pemimpin sebelumnya, Kim Jong Il, setelah lebih dari 2 hari waktu kematiannya.

Kematian Kim Jong Il yang merupakan ayah Kim Jong Un pada tahun 2011, dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi pengumuman kematian pemimpin Korea Utara lainnya.

Diketahui, Kim Jong Il meninggal pada 17 Desember 2011 karena serangan jantung.

Namun berita tentang kematiannya baru dilaporkan oleh siaran televisi pemerintah pada 19 Desember 2011.

Presenter acara Ri Chun Hee mengumumkan bahwa pemimpin negara tersebut meninggal pada pukul 8.30 pagi saat bepergian menggunakan kereta di luar Pyongyang.

Warga negara Korea Utara di seluruh dunia diharapkan menggunakan baju berwarna hitam untuk menunjukkan masa berkabung.

Pemakaman Kim Jong Il dilaksanakan 9 hari setelah kematiannya pada 28 Desember 2011.

Ini berarti pemakaman Kim Jong Un akan digelar pada Selasa (5/5/2020), bila ia benar-benar telah meninggal.

Warisan Buruk Keluarga Kim Jong Un, Kebiasaan Minum Beralkohol hingga Pola Makan dalam Porsi Besar

Isu Terkait Kim Jong Un

Sejumlah rumor beredar terkait pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang hingga kini belum diketahui kondisinya.

Beberapa pemberitaan menyebutkan bahwa Kim Jong Un meninggal setelah menjalani operasi jantung yang gagal.

Adapula media yang menyebutkan kemungkinan Kim Jong Un masih hidup namun dalam keadaan kritis.

Spekulasi lain menyebutkan bahwa Kim Jong Un sengaja mengasingkan diri untuk menghindari tertular Virus Corona yang disebutkan telah menyebar hingga Korea Utara.

Beberapa dugaan juga menyebutkan mengenai kebiasaan buruk Kim Jong Un yang memicu dirinya terserang penyakit jantung.

Dikatakan kebiasaan tersebut diwarisi dari kedua pendahulunya, sang kakek Kim Il Sung dan dari ayahnya Kim Jong Il.

Namun kebenaran dari isu yang beredar tersebut hingga kini belum dikonfirmasi secara resmi oleh Pemerintah Korea Utara, sehingga kabar Kim Jong Un belum diketahui secara pasti.

Berikut sejumlah isu yang merebak seputar pemimpin Korea Utara tersebut yang telah dirangkum TribunWow.com.

1. Dikabarkan Meninggal Dunia

Kabar meninggalnya Kim Jong Un santer beredar setelah ia tidak menghadiri peringatan hari ulang tahun pendiri Korea Utara, Kim Il Sung.

Disebutkan ia mengalami kondisi kritis setelah melakukan operasi kardiovaskular pada Minggu (12/4/2020).

Melalui sebuah sumber, sorang pakar menginterpretasikan kematian Kim Jong Un yang sebelumnya disebutkan sudah mustahil diselamatkan.

Dilansir Kompas.com, Minggu (26/4/2020), Pakar Semenanjung Korea, Jang Sung Min, mengklaim bahwa ia mendapatkan informasi dari sebuah sumber terpercaya.

Ia mengutip ucapan sumber tersebut yang menyatakan bahwa pemimpin yang telah berkuasa sejak 2011 itu dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

"Kondisi kesehatan Kim Jong Un sangat serius. Kemudian pada pagi ini, pemerintah Korut menyimpulkan mustahil bagi mereka menyelamatkannya," tutur Jang.

Sebelum Kim Jong Un tampil lagi di depan publik untuk membuktikan dia masih hidup, Jang menyatakan akan mempertimbangkan bahwa pemimpin Korea tersebut sudah wafat.

2. Menghabiskan Dana Rp 286 Juta Sekali Makan

Dilansir The Sun, Minggu (26/4/2020), berbagai spekulasi telah beredar di masyarakat terkait kondisi Kim Jong Un setelah menjalani operasi jantung pada Minggu (12/4/2020).

Kegemarannya menyantap makanan yang dinilai kurang sehat dalam porsi banyak, diduga menjadi penyebab penyakit jantung yang dideritanya.

Kim Jong Un dikabarkan senang makan dengan porsi yang besar, ia dilaporkan juga sering meminum minuman keras, dan memiliki kebiasaan merokok.

Mantan koki spesialis Sushi keluarga Kim Jong Un, Kenji Fujimoto, mengklaim bahwa diktator tersebut pernah sesumbar menghabiskan 10 botol anggur Bordeaux saat satu kali waktu makan.

Menurut Fujimoto, Kim Jong Un juga gemar mengonsumsi sup sirip Hiu dan minum paling tidak dua botol Cristal Champagne tiap makan.

Satu botol minuman mewah tersebut diperkirakan seharga 7.500 pound yang kira-kira sama dengan 143 juta rupiah.

Sehingga, dalam sekali makan, Kim Jong Un bisa menghabiskan 15.000 pound, atau sekitar 286 juta rupiah hanya untuk minuman keras.

Riwayat Kesehatan Keluarga Kim Jong Un, Ayah dan Kakeknya Dinyatakan Meninggal karena Penyakit Sama

3. Menderita Penyakit Misterius

Dilansir The Korea Herald, Kamis (23/4/2020), pada tahun 2014 Kim Jong Un juga sempat menghilang selama beberapa minggu.

Ia kemudian tampil kembali di publik sambil berjalan dengan tongkat dan terpincang-pincang.

Media pemerintah Korea Utara terkesan menutup-nutupi penyakit Kim Jong Un tersebut dan tidak memberikan pernyataan lengkap.

Mereka hanya mengatakan bahwa selama ketidak hadirannya, Kim Jong Un mengalami adanya ketidaknyamanan pada tubuhnya.

Namun media diluar Korea Utara menyebutkan bahwa Kim Jong Un menderita asam urat setelah memperbanyak porsi makan untuk menambah berat badan agar serupa dengan kakek dan ayahnya.

4. Kebiasaan Buruk yang Diwarisi dari Keluarga

Kim Jong Un diketahui telah menderita sejumlah gangguan kesehatan sejak tampil di depan publik dengan alat bantu berjalan pada tahun 2014.

Gangguan kesehatan yang dideritanya, diduga karena kebiasaan yang mungkin ditirunya dari sang ayah dan kakek yang merupakan pemimpin negara pendahulunya.

Kakeknya, Kim Il Sung, dan ayahnya Kim Jong Il merupakan perokok aktif dan peminum alkohol yang berat.

Kondisi kesehatan keduanya diperburuk karena pola makan yang tidak terjaga dengan mengonsumsi makanan terlalu banyak dan berkalori.

Keduanya sama-sama meninggal karena serangan jantung, dan diketahui memiliki penyakit diabetes dan darah tinggi.

Dilansir New York Post, Sabtu (25/4/2020), Kim Jong Un juga dikabarkan memiliki kebiasaan serupa.

Ia dilaporkan sering makan makanan berkalori dalam porsi besar dan banyak meminum minuman beralkohol.

Kebiasaannya merokok juga telah melebihi batas wajar, dimana ia mampu menghabiskan 4 bungkus rokok per hari.

Kim Jong Un juga diketahui sangat menyukai makan keju dan minum anggur, bahkan anggaran biaya untuk pembelian minuman beralkohol mencapai sekitar 30 juta dolar Amerika atau setara Rp 462 miliar.

Disebut Bisa Gantikan Kim Jong Un, Kim Yo Jong Dinilai Lebih Bengis dari sang Kakak

5. Akan Digantikan Adiknya yang Lebih Kejam

Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong digadang-gadang akan menjadi kandidat terkuat pemimpin Korea Utara jika sang kakak benar meninggal.

Dilansir Kompas.com, Minggu (26/4/2020), Kim Yo Jong disebutkan menjadi otak di balik citra publik Kim Jong Un yang telah dibangun di luar maupun di dalam negeri.

Oleh karena itu, ia mendapat kepecayaan absolut dari kakaknya, dan secara tidak resmi juga menjadi kepala staf Kim Jong Un.

Pakar rezim totalitarian Profesor Natasha Lindstaetdt menyebutkan bahwa gender tidak akan menghalangi kiprah Kim Yo Jong menjadi diktator yang baru.

"Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan," tutur Profesor Lindstaet pada Daily Mirror, Sabtu (25/4/2020).

Kim Yo Jong diketahui telah masuk daftar hitam internasional karena pelanggaran hak asasi manusia yang berat.

Menurut pemberitaan The Guardian, bersama pejabat Korea Utara lainnya, Kim Yo Jong disebut ambil andil dalam sejumlah pelanggaran HAM di negara tersebut pada 2017. (TribunWow.com/Via)