TRIBUNWOW.COM - Penyandang Disabilitas yang baru saja sembuh dari Virus Corona, Jamsiar sempat mengalami nasib buruk.
Pasalnya Jamsiar ditolak warga setelah mengalami Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Jumat (24/4/2020), Jamsiar padahal sudah dinyatakan sembuh oleh rumah sakit yang merawatnya, RS Pelamonia Makassar.
• Warga Banjarmasin Langgar PSBB, Satpol PP akan Gunakan Rotan: Saya Tak Segan Aktifkan Polisi India
Walau sudah dinyatakan negatif Covid-19, Jamsiar tidak bisa kembali ke rumah kosnya.
Warga sekitar kos menolak dirinya kembali ke daerah tersebut.
Sedangkan, Jamsiar sendiri juga sudah dirawat selama 14 hari di RS Pelamonia.
Akibatnya, Jamsiar dibantu oleh pihak rumah sakit untuk tinggal di hotel tempat karantina pasien Orang Dalam Pantauan (ODP) dan OTG (Orang Tanpa Gejala).
Jamsiar mengatakan bahwa warga baru menerima jika penyakitnya benar-benar hilang.
Sedangkan, diirinya sudah dinyatakan sembuh.
"Saya tidak diterima di rumah kos itu kecuali penyakit itu hilang betul," kata Jamsiar kepada Kompas.tv pada Jumat (24/4/2020).
• Dalam Satu Hari, Brasil Alami Kematian Terbanyak akibat Virus Corona sejak Wabah Melanda
Ia membenarkan bahwa dirinya tidak diterima oleh pemilik kos.
"Memang waktu itu saya mau dipulangkan dari RS Polamonia tapi tidak ada yang mau menerima punya kos di situ," lanjutnya.
Karena diberi kesempatan untuk tinggal sementara di hotel, Jamsiar lantas mengucapkan rasa terima kasihnya pada pemerintah setempat
"Iya benar memang ada yang menolak. Tapi saya berterima kasih kepada pemerintah daerah Sulawesi Selatan yang memperbolehkan saya di sini. Kalau tidak saya tidak tahu bagaimana," ungkap Jamsiar.
Lihat video berikut:
Pasien Sembuh Corona Bisa Sumbang Plasma Darah
Setelah sembuh dari Covid-19, Ratri Anindyajati kini menjadi satu di antara pendonor plasma darah di Rumah Sakit Pusat Angkatan darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
Seperti diketahui, Ratri besama adik dan ibundanya merupakan pasien yang awal-awal terdeteksi tertular Virus Corona di Indonesia.
Virus Corona yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya membuat sejumlah uji coba metode penyembuhan terus dilakukan.
• WHO Bantah Tuduhan Trump, Tegaskan Virus Corona Berasal dari Kelelawar, Bukan Laboratorium
Satu di antara metode yang baru dilakukan uji klinisnya di Indonesia adalah, plasma darah.
Dikutip TribunWow.com, Tim kesehatan RSPAD Gatot Subroto bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Eijkman dan Bio Farma Bandung melakukan uji konvalesen plasma atau plasma darah dari pasien yang dinyatakan sembuh dari Virus Corona.
Metode pengobatan ini disebut telah berhasil di beberapa negara dalam mengatasi perbagai kasus penularan virus.
Semenjak metode plasma darah digagaskan, Ratri bersama ibu dan adiknya lalu dihubungi oleh pihak RSPD untuk menjadi donor plasma darah.
"Kami sekeluarga di hubungi RSPAD, jadi setelah 2 minggu sembuh dan keluar dari isolasi di RSPI Sulianti Saroso, pihak RSPD menghubungi kami apakah kami bersedia," terang Ratri dikutip dari Kompas TV, Rabu (22/4/2020).
Ratri mengaku mulanya ia dan keluarganya agak takut untuk menjadi donor.
Pasalnya, selain ia dan keluarganya mempunyai riwayat darah rendah dan tidak pernah donor darah, metode plasma darah sendiri masih asing baginya.
• Cara Tetap Aman Bersepeda di Tengah Wabah Corona, Dokter Ingatkan untuk Selalu Kenakan Masker
• Bahayakah Berpuasa di Bulan Ramadan saat Pandemi Virus Corona? Ini Penjelasan Ahli Penyakit Menular
Namun, atas penjelasan dari pihak RSPAD ia bersama adik dan ibunya kemudian berkenan untuk mencoba hal tersebut.
"Waktu itu kita sebenarnya agak merasa takut karena kita kan enggak biasa mendonorkan darah," ujar Ratri.
"Kok takut ya, enggak familiar dengan sistem penyaringan darah ini, cuma diambil plasmanya."
"Cuma RSPAD menjelaskan dengan baik dan kita dibuat mengerti tentang prosesnya, lalu akhirnya Sabtu minggu lalu kami ke RSPAD untuk diambil plasma darahnya," tambahnya.
Hal lain yang membuat Ratri akhirnya yakin adalah karena sejumlah negara yang kabarnya sukses dengan metode tersebut.
Di samping itu, ia juga melihat perkembangan penularan Virus Corona di Indonesia yang semakin meningkat.
Karena akan berdampak positif bagi penyembuhan atau setidaknya bagi penelitian vaksin Covid-19, Ratri dan keluarganya pun akhirnya yakin dan bersedia menjadi donor plasma darah.
"Tentang Covid-19 ini kan setiap hari selalu ada perkembangan baru, nah kemudian waktu kita mengatakan iya itu juga karena kita sama pihak RSPAD itu sudah semakin yakin bahwa ini bisa berguna," tutur Ratri.
"Dan di negara lain pun kita denger mereka sudah melakukan teknik ini dan bisa menyembuhkan."
"Lalu aku ya oke deh boleh, karena pasti ini dampaknya positif dan membantu penyembuhan dan penelitian vaksinnya kenapa tidak," tandasnya.
• Beda Gejala Umum Virus Corona, Pilek Biasa, Influenza, hingga Alergi
Simak videonya mulai dari menit ke 05.40:
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Rilo Pambudi)