TRIBUNWOW.COM - Pakar Tata Hukum Negara, Refly Harun menyayangkan mundurnya Andi Taufan sebagai Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), tidak memberikan pengakuan atas kesalahannya.
Pernyataan tersebut disampaikan Refly Harun karena Andi Taufan diketahui mengirimkan surat untuk semua camat agar mendukung penanganan Virus Corona oleh perusahaan milik pribadinya.
Seperti diketahui, Andi Taufan yang mengirim surat kepada seluruh camat di Indonesia menggunakan kop berlambang Sekretariat Presiden.
• Kritik Jokowi soal Kabar Gembira terkait Corona, Rocky Gerung: Hanya Cari Berita Menyenangkan
Selain Andi Taufan sebelumnya juga telah ada Adamas Belva Devara yang terlebih dahulu mengundurkan diri terkait kasus serupa.
Melalui channel YouTube pada Sabtu (25/4/2020), Refly Harun mulanya tak menampik bahwa Belva Devara dan Andi Taufan merupakan sosok muda yang akan gemilang di masa depan.
Namun, dengan memaksakan keduanya yang belum matang dan memberikan ruang pemerintah justru tidak akan mendidik keduanya menjadi lebih baik.
Oleh karena itu Refly seolah mengapresiasi dan menganggap mundurnya Andi Taufan merupakan keputusan yang tepat.
"Saya yakin Ahmad Taufan, Adamas Belva Devara akan menjadi orang-orang hebat di masa depan," ujar Refly.
"Tetapi mengkarbit mereka saat ini, memberi mereka ruang, etalase dan lain sebagainya itu tidak akan mendidik mereka."
"Jadi kalau Ahmad Taufan memutuskan untuk kembali ke society, menurut saya itu langkah yang sangat tepat," imbuhnya.
• Donald Trump Ungkap Pembicaraan dengan Jokowi soal Virus Corona: Minta Ventilator
• Bantuan Corona Nyasar ke Anggota DPRD Jakarta, RT Setempat Tidak Dilibatkan dalam Pendataan
Meski begitu, ia menyayangkan pengunduran diri Andi Taufan yang tidak menyertakan pengakuan atas kesalahannya.
Menurut Refly, apa yang telah dilakukan oleh Andi Taufan merupakan pelanggaran etika yang cukup berat.
"Hanya sayangnya, dalam suratnya yang bersangkutan tidak mau mengaku kalau yang bersangkutan sudah melakukan pelanggaran etika yang menurut saya cukup berat," ucap Refly.
Refly menambahkan, Andi Taufan juga disebut tidak paham akan tugas pokok dan fungsinya sebagai stafsus.
Di samping itu, turut ikut campur dalam implementasi kebijakan yang jelas bukan ranahnya.
Oleh karena itu, Refly Harun menyebut Andi Taufan tidak cukup gentle karena tidak mengakui kesalahannya tersebut.
"Pertama dia tidak tahu tupoksi Staf Khusus Presiden sehingga ikut cawe-cawe dalam sebuah implementsi sebuah kebijakan," ujar Refly.
"Lalu kemudian menunjuk perusahaannya sendiri, menggunakan kop surat Sekretariat Presiden pula, alasannya karena dia ingin terjun ke masyarakat dan lain sebagainya."
"Jadi kurang gentle juga," tegasnya.
Simak video berikut mulai dari menit ke 8.00:
Refly Sebut Stafsus Milenial Belum Matang
Di kanal yang sama, Refly Harun secara khusus menyinggung soal kematangan para Stafsus Milenial khususnya untuk menjadi seorang penasihat presiden.
Seperti yang diketahui, keduanya mengundurkan diri setelah dituding memanfaatkan jabatan stafsus untuk kepentingan bisnis masing-masing.
Awalnya, Refly Harun menyinggung soal etika pejabat publik di Indonesia.
Menurutnya, di Indonesia saat ini memang sangat sulit untuk menemukan kembali sosok pejabat publik sekelas wakil presiden pertama RI, Moh. Hatta.
Menurutnya, saat ini tidak lagi ditemukan pejabat publik yang disiplin dan mempunyai keyakinan sekelas Bung Hatta.
"Ada satu yang saya catat, soal kematangan, idealisme," ucap Refly.
"Di Indonesia ini kalau kita bicara mengenai etika pejabat publik, terlalu lost terlalu cair,"
"Kita tidak lagi bisa menyaksikan pejabat publik sekelas Moh Hatta, yang betul-betul disiplin, yang betul-betul menggunakan keuangan negara dan kekuasaan itu sesuai mandat, keyakinan. yang dituntun ahlak, perilaku serta agamanya,"
Sangat sulit juga untuk menemukan pejabat atau negarawan yang telah matang dari sisi apapun seperti partner Presiden Soekarno tersebut.
Baik dari sisi pergerakan, intelektual, hingga etika bernegara.
"Tidak mudah mendapatkan orang sekelas Hatta, dia matang dari sisi pergerakan, matang secara intelektual dan kemudian matang hidup melakukan aktivitas kenegaraan," imbunhnya.
• Ramalan Zodiak Besok, Minggu 26 April 2020: Aquarius Kelebihan Beban Kerja, Scorpio Kesabaran Diuji
Refly tak menampik bahwa Stafsus Milenial, khususnya dua yang mengundurkan diri merupakan orang-orang hebat,
Secara pendidikan mereka rata-rata menempuh pendidikan di perguruan tinggi ternama di dunia.
Begitu pun secara bisnis yang kini kian melejit.
Namun, menurut Refly dari sisi kehidupan dan dibenturkan dengan masalah kehidupan hingga ketika bernegara, mereka masih belum apa-apa.
Melihat orang-orang yang melum matang menjadi penasihat presiden, ia khawatir nasihat yang diberikan sama mentahnya.
"Anak muda ini mungkin secara akademik bagus, lulusan Hardvard, lulusan Stanford, lulusan Nanyang Technological University di Singapura, secara bisnis mungkin growing up," ujar Refly.
"Tetapi dari sisi aktivisme, dari sisi kehidupan, berbenturan dengan masalah-maslah kehidupan, etika kenegaraan, mungkin jauh dari mata."
"Jadi kalau Presiden Jokowi mengharapkam orang-orang yang belum matang untuk menasihati dirinya, saya khawatir jangan-jangan nasihat yang muncul adalah nasihat yang mentah juga," terangnya.
Meski begitu, pernyataan tersebut tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan Belva Devara dan Ahmad Taufan.
"Kita tidak underestimmate kepada generasi muda ini," terangnya. (TribunWow.com/Rilo)