TRIBUNWOW.COM - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menanggapi mundurnya Andi Taufan Garuda dari posisi Staf Khusus (Stafsus) presiden milenial.
Pria yang juga merupakan bos dari PT Amarta Fintech itu mengakui telah mengirimkan surat pengunduran diri pada Jumat (17/4/2020).
Refly lalu menyinggung konten yang pernah ia unggah lewat channel YouTube miliknya pada Kamis (16/4/2020).
• 2 Stafsus Mundur, Refly Harun Anggap Belva Devara Gentle tapi Tidak pada Andi Taufan, Ini Alasannya
"Surat tersebut sudah disampaikan pada tanggal 17, kita ingat tanggal 16 ada video dari channel ini," kata dia, dikutip dari YouTube Refly Harun, Sabtu (25/4/2020).
Mantan Komisaris Utama Pelindo I itu menjelaskan bahwa satu hari sebelum Andi mengirimkan surat pengunduran diri dari posisinya, ia telah mengunggah sebuah konten yang menyoroti Aksi Andi Taufan.
Video tersebut berjudul "GEGER!!! GUNAKAN KOP SURAT SETKAB, STAFSUS PRESIDEN TUNJUK PERUSAHAAN SENDIRI!!!".
Pada video itu Refly menjelaskan bagaimana orang yang berada di lingkar dalam kekuasaan, dan memiliki posisi akan berkemungkinan untuk memanfaatkan jabatannya demi kepentingan diri sendiri.
Ia menyoroti aksi yang membuat nama Andi Taufan jadi sorotan publik.
Aksi tersebut adalah langkah Andi menyurati para camat dengan surat berkop Sekretariat Kabinet.
Isi surat tersebut meminta agar para camat mendukung PT Amarta Fintech dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Refly tidak menyimpulkan apakah kontennya itu menyebabkan Andi Taufan mengambil langkah untuk mengundurkan diri.
Namun di sisi lain Refly mengatakan Andi Taufan tidak mampu bertahan menghadapi desakkan mundur dari publik.
"Saya tidak tahu apakah ada hubungannya atau tidak, yang jelas desakkan Taufan untuk mundur diri seperti taufan, seperti badai yang menghantam, dan rupanya Taufan mengikuti Devara, akhirnya mengundurkan diri juga," paparnya.
• Soroti Mundurnya Stafsus Presiden, Refly Harun Singgung Kematangan: Jangan-jangan Nasihatnya Mentah
Sewajarnya Presiden Kerja Keras
Ia lalu membacakan surat pengunduran diri Andi Taufan.
Refly lalu berfokus pada bagian dimana Andi Taufan memuji sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Berikut isi surat yang ditulis oleh Andi Taufan.
"Dalam kurun waktu tersebut, saya menyaksikan sendiri bagaimana beliau adalah sosok pemimpin teladan yang bekerja keras dengan tulus dan penuh dedikasi demi kebaikan seluruh masyarakat dan masa depan Indonesia." tulis Andi Taufan.
Refly tertawa menjawab isi surat tersebut, menurutnya sudah sewajarnya presiden memiliki komitmen, dan bekerja keras.
"Tidak lupa ia memuji Presiden Jokowi sebagai sosok yang pekerja keras, punya komitmen, ya jelaslah," kata dia sembari tertawa.
"Kalau tidak punya komitmen dan bekerja keras bagaimana mungkin Pak Jokowi bisa jadi presiden," lanjutnya.
Meskipun memuji pribadi RI 1 yang pekerja keras, dan berkomitmen, Refly menegaskan bahwa kebijakan pemerintah harus terus dikritik apakah benar atau salah.
"Tapi apakah kebijakan-kebijakannya selalu bisa kita setujui atau tidak, itu soal lain," ucap Refly.
Refly kembali menekankan sudah sewajarnya pemimpin bekerja keras demi menyelesaikan masalah yang ada.
Tetapi efektivitas kebijakan tersebut harus tetap dipertanyakan.
"Saya kira semua pemimpin pasti bekerja keras, hanya apakah kebijakan tersebut kemudian membawa kebaikan," ujar Refly.
"Efektif bagi penanganan Covid-19 misalnya itu soal yang bisa dibahas, itu dinamika politik, dan ekonomi yang berkembang terus menerus," tandasnya.
Simak video berikut mulai dari menit awal:
Jokowi: Saya Memahami kenapa Mereka Mundur
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menanggapi soal pamitnya dua Staf Khusus (Stafsus) Presiden milenial yang ia lantik pada tahun lalu.
Dua Stafsus tersebut adalah Belva Syah Devara, dan Andi Taufan Garuda Putra.
Seperti yang diketahui, keduanya mengundurkan diri setelah dituding memanfaatkan jabatan stafsus untuk kepentingan sendiri.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/4/2020), Jokowi mengatakan dirinya menerima pengunduran diri tersebut.
Ia memahami alasan mundurnya dua pemuda yang juga menjadi pengusaha tersebut.
"Saya memahami kenapa mereka mundur, Saudara Belva Devara dan Andi Taufan," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/4/2020).
"Mereka anak-anak muda yang brilian, yang cerdas, dan memiliki reputasi serta prestasi yang sangat baik," lanjutnya.
• Bahas Klarifikasi Belva Devara, Refly Harun Akui Ruang Guru Memang Bukan Perusahaan Abal-abal
Jokowi bercerita tujuan dirinya mengangkat sejumlah pemuda tersebut agar mereka bisa belajar tentang bagaimana cara mengelola pemerintahan.
"Sebetulnya saya ingin mereka tahu mengenai pemerintahan dan kebijakan publik," kata Presiden.
Pria yang kini menjabat presiden di periodenya yang kedua itu mengatakan bahwa Belva, dan Andi telah menunjukkan kinerjanya dalam membantu pemerintahan.
"Mereka telah banyak membantu saya bersama-sama dengan staf khusus lainnya dalam membuat inovasi di berbagai sistem pelayanan publik sehingga lebih cepat dan efektif," ucapnya.
Jokowi melanjutkan, optimis Belva, dan Andi tetap dapat berkreasi meski telah mengundurkan diri dari posisi Stafsus.
"Saya meyakini, insyallah, mereka akan sukses di bidang masing-masing. Belva di bidang pendidikan dan Andi Taufan di bidang tekfin keuangan mikro dan usaha kecil," sambungnya.
Seperti yang telah diketahui, Belva sekaligus CEO Ruang Guru tersebut telah menyatakan mengundurkan diri dari posisi Stafsus.
Pernyataan tersebut ia sampaikan lewat akun sosial medianya, pada Selasa (21/4/2020).
Ia mengatakan alasan dirinya mundur karena tidak ingin pemerintah dipusingkan oleh masalahnya yang dituding mengambil kesempatan untuk meraup keuntungan lewat keterlibatan Ruang Guru dalam program Kartu Prakerja.
Dikutip dari unggahan akun Instagram @belvadevara, Selasa (21/4/2020), Belva mengakui enggan membuat beban pikiran presiden tambah berat, maka dari itu ia memutuskan untuk mundur.
Namun dirinya juga mengklarifikasi bahwa ia sama sekali tidak memanfaatkan jabatan Stafsus untuk kepentingan Ruang Guru.
Kemudian Andi Taufan Garuda Putra yang merupakan CEO dari PT Amarta Fintek Mikro sempat menjadi perhatian publik, lantaran beredarnya surat tulisannya.
Surat yang berkop Sekretariat Kabinet tersebut meminta para camat untuk memberikan dukungan terhadap perusahaannya dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Langkah tersebut lantas menuai kritik lantaran sudah menyalahi kewenangan Stafsus yang seharusnya hanya bisa memberikan saran ke dalam, dan bukan berupa perintah.
Menyusul Belva, Andi pun akhirnya ikut mengundurkan diri.
Ia mengatakan pengunduran dirinya telah ia sampaikan kepada presiden pada Jumat (17/4/2020). (TribunWow.com/Anung)