Virus Corona

PSBB DKI Jakarta Resmi Diperpanjang sampai 22 Mei, Anies Baswedan: Sekarang adalah Fase Penegakan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam konferensi pers Kantor Balai Kota, Rabu (22/4/2020) yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Pemprov DKI Jakarta.

TRIBUNWOW.COM - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Provinsi DKI Jakarta resmi diperpanjang.

Dilansir TribunWow.com, PSBB di DKI Jakarta diperpanjang selama satu bulan ke depan, yakni sampai 22 Mei 2020.

Kepastian ini disampaikan langsung oleh Gunernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam konferensi pers Kantor Balai Kota, Rabu (22/4/2020) yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Pemprov DKI Jakarta.

Anies Baswedan mengatakan pemberlakuan PSBB di Jakarta belum bisa begitu optimal karena wilayah penyangga yang lain masih belum menerapkan PSBB, Senin (13/4/2020). (youtube kompastv)

Tindak Lanjut Larangan Mudik, Menhub Luhut Pandjaitan Tutup Akses Keluar Masuk Jabodetabek

PSBB di Jakarta sebenarnya akan berakhir pada Kamis (23/4/2020) setelah berlangsung selama dua minggu sejak Jumat (10/4/2020).

Anies Baswedan menilai masih banyak terdapat penyebaran Virus Corona di Jakarta.

Selain itu, dirinya mengatakan pergerakan Virus Corona tidak mengalami perbedaan dibandingkan dengan sebelum diberlakukan PSBB.

Itu artinya masih banyak masyarakat yang melanggar atau tidak mengikuti aturan dari pemberlakuan PSBB.

"Data yang kita miliki menujukkan bahwa pergerakan kasus positif Covid ini terus bertambah, dan kecepatannya relatif tetap, dan memang di berbagai daerah pula yang mengalami masalah sama, semua membutuhkan waktu untuk ini bisa selesai," ujar Anies Baswedan.

"Dengan kondisi itulah maka Pemprov DKI Jakarta dengan mendengar pandangan para ahli di bidang penyakit menular dan juga diskusi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, maka kami memutuskan untuk memperpanjang pelaksanaan PSBB," jelasnya.

"Diperpanjang 28 hari, artinya periode kedua PSBB ini mulai tanggal 24 April sampai dengan 22 Mei 2020."

Curhat di ILC Makin Merugi Pasca PSBB, Pengusaha Restoran: Sampai Bulan Juni Kita Sudah Inalillahi

Maka dari itu, dengan melihat kondisi yang terjadi, Anies Baswedan berharap masyarakat bisa lebih dewasa dalam menyikapi hal ini.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan untuk periode pertama PSBB masih dijadikan sebagai edukasi atau peringatan.

Namun untuk periode kedua yang akan mulai berlangsung pada Jumat (24/4/2020) mendatang sudah akan dilakukan penegakan.

Menurutnya tidak ada lagi kompromi dalam penegakan bagi masyarakat ataupun pihak yang melanggar.

"Dan kami di jajaran Pemprov bersama dengan Polda dan Kodam di periode ini kita akan meningkatkan pendisiplinan baik perusahaan yang masih beroperasi maupun masyarakat yang masih berkerumun," tegas Anies Baswedan.

"Hari-hari kemarin banyaksifatnya edukasional, diberikan peringatan, diimbau, karena banyak masyarakat yang masih belum menyadari benar tentang PSBB dan aturan-aturannya," jelasnya.

"Ke depan fase imbauan sudah selesai, sekarang adalah fase penegakan."

"Karena itu di hari-hari ke depan, semua yang melanggar tidak akan diberi peringatan lagi, tetapi langsung ditindak, pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 3.05

Curhat Pengusaha Restoran selama PSBB: Sampai Bulan Juni Kita Sudah Inalillahi

Restoran adalah satu dari sekian sektor usaha yang merugi akibat pandemi Virus Corona (Covid-19).

Pengusaha Restoran Emil Arifin menjelaskan kerugian bisnis restoran semakin parah setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

Ia mengatakan apabila kerugian terus berlanjut hingga bulan Juni, banyak restoran yang akan bangkrut.

Pengemudi ojek online (ojol) mangambil pesanan konsumen di salah satu toko minuman di Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Selasa (7/4/2020). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

• Susi Pudjiastuti Blak-blakan Cerita Kerugian Imbas Corona, Terancam Bangkrut, Rugi Rp 30 M per Bulan

Dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Senin (21/4/2020), awalnya Emil bercerita sebelum PSBB diterapkan, restoran masih bisa mendapatkan keuntungan mulai dari 20 hingga 30 persen.

Emil mengatakan pendapatan sebelum PSBB bisa lebih banyak karena masih diperbolehkan bagi masyarakat untuk makan di restoran.

Namun semenjak masyarakat dilarang untuk makan langsung di restoran, kini pendapatan terus menipis hingga tersisa 10 persen saja.

"Tapi begitu PSBB tidak ada orang yang datang ke restoran, duduk, tidak boleh, hanya boleh takeout," kata Emil.

"Itu drop pendapatannya tinggal 10 persen dari normal."

"Sekarang semuanya mengalami negatif cash flow," lanjutnya.

Emil mengatakan normalnya pendapatan sebelum Covid-19 melanda, perusahaan bisa memperoleh surplus mulai lima hingga delapan persen dari total pendapatan.

Kini Emil mengakui banyak pengusaha sudah kesulitan membayar pengeluaran, meskipun sudah memotong gaji karyawan, tidak membayar sewa tempat, dan mem-PHK karyawannya.

Emil mengatakan apabila kerugian terus terjadi hingga bulan Juni, para pengusaha tidak akan bisa bangkit kembali.

"Kalau negatif cash flow ini kita teruskan sampai tiga bulan, sampai bulan Juni itu kita sudah Inalillahi," kata dia.

• Terungkap Bukan Kelaparan, Ini Penyebab Kematian Wanita yang Sempat Tak Makan 2 Hari di Serang

Andaikan bulan Juni pandemi Covid-19 telah rampung, Emil mengatakan akan banyak pengusaha yang tidak bisa memulai bisnis mereka karena sudah tidak lagi memiliki dana untuk memulai.

"Banyak restoran tidak punya dana lagi untuk starting (memulai kembali), dia mau dapat dana dari mana," ucap Emil.

Emil lalu mengusulkan sejumlah solusi agar para pengusaha bisa bangkit kembali.

"Kita perlu relaksasi dari pajak, relaksasi dari BPJS, BPJS kalau bisa ditunda sampai setahun, tapi tanpa menghilangkan manfaatnya," paparnya.

Ia juga meminta agar pahak PPH, dan pajak resto disetop.

Emil menjelaskan banyak pengusaha yang tidak memilki simpanan dana yang besar, sehingga akan jatuh lebih cepat apabila terus merugi.

"Jadi seberapa lama kita bisa kuat, karena tidak banyak perusahaan yang punya cash reserve (cadangan dana) yang tinggi," ujarnya.

"Paling empat bulan sudah maksimum, sedang kita menghadapi THR."

"Kemarin-kemarin sebelum PSBB masih ada peluang sampai bulan Juni kuat, tapi begitu ada PSBB drop lagi," pungkasnya.

• Karni Ilyas Jawab Curhatan Susi Pudjiastuti soal Bantuan Terdampak Corona: Bingung Juga Pemerintah

Simak video berikut ini menit ke-1.40:

(TribunWow/Elfan Nugroho/Anung Malik)