Virus Corona

Kata Adi Prayitno soal Kisruh Kartu Pra Kerja, Soroti Nama Belva Devara: Secara Moral Kurang Bagus

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Analis Politik Adi Prayitno dalam channel YouTube Kompas TV, Senin (20/4/2020).

TRIBUNWOW.COM - Analis Politik Adi Prayitno angkat bicara soal program Kartu Pra Kerja yang bakal melibatkan perusahaan milik Belva Devara, Staf Khusus Milenial Presiden.

Dilansir TribunWow.com, Adi Prayitno menyatakan keterlibatan orang di sekitar kekuasaan dalam proyek ini sangat tak pantas jika dilihat dari segi moral.

Menurut dia, pemerintah harusnya lebih menghemat keuangan di tengah pandemi Virus Corona.

Sebab, proyek Kartu Pra Kerja ditaksir menghabiskan biaya hingga puluhan triliun rupiah.

Mantan Stafsus SBY Yenny Wahid Komentari Polemik Stafsus Jokowi: Boro-boro Dapat Proyek Pemerintah

Hal itu disampaikan Adi Prayitno melalui tayangan YouTube Kompas TV, Senin (20/4/2020).

"Secara moral ini kurang bagus, ini akan diingat oleh publik bahwa ada di lingkaran istana yang menjadi bagian proyek penting dalam mengurus Kartu Pra Kerja," terang Adi.

"Seakan-akan tidak ada perusahaan lain yang bisa melakukan itu."

Lebih lanjut, Adi menilai pemerintah justru menghabis-habiskan dana jika bermitra dengan perusahaan Belva Devara, Ruang Guru.

Ia berpendapat, keuangan negara kini sudah cukup habis untuk menangani wabah Virus Corona.

"Yang penting menurut saya, saat ini kan kita sedang menghemat anggaran," ujar Adi.

"Duit negara kita kan habis buat banyak hal yang kita lakukan, termasuk soal menangani Corona."

Andaikan Dirinya Bisa Bantu Presiden, Rocky Gerung: Kalau Diminta, Maka Saya Enggak Mau Jadi Stafsus

Ngaku Prihatin, Sandiaga Uno Minta Stafsus Milenial Dimaafkan: Pasti Nawaitunya, Niatnya Baik

Menurut Adi, proyek yang menghabiskan dana begitu banyak diberikan pada BUMN.

Ia menyebut, dana yang dikeluarkan pemerintah untuk proyek Kartu Pra Kerja akan kembali jika bermitra dengan perusahaan BUMN.

"Kenapa enggak yang Rp 20 triliun itu dikelola oleh BUMN sih gitu? Supervisor ya bisa kita minta Mas Belva dan seterusnya," terang Adi.

"Sehingga anggaran negara kembali ke perusahaan negara, bukan pada perusahaan swasta. Itu penting sebenarnya, harus ada inisiatif untuk melakukan itu."

Lantas, Adi menyatakan banyaknya pengangguran yang kini terjadi disebabkan karena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Virus Corona.

Karena itu, pelatihan online dinilainya tak tepat jika bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan.

"Betul, sekarang kalau kita lihat secara umum, yang nganggur itu bukan orang yang enggak punya skill dan kemampuan untuk bekerja," tegas Adi.

"Mereka enggak tahu apa yang harus dikerjakan, yang kedua tidak ada perusahaan yang mau memperkejakan mereka karena berat untuk membayar mereka gara-gara Corona."

Menurut dia, Kartu Pra Kerja itu justru hanya akan berakhir percuma.

Sebab tanpa Kartu Pra Kerja, da banyak pelatihan online yang bisa diakses melalui saluran YouTube secara gratis.

"Jadi menurut saya jangan sampai Kartu Pra Kerja yang tujuannya mulia ini mubazir dan enggak ada gunanya," tutur Adi.

"Lagian pelatihan online itu kan bisa kita akses secara gratis di YouTube," pungkasnya.

Simak Manfaat Kesehatan dari Puasa Ramadan, Bantu Bersihkan Racun dalam Tubuh dan Kurangi Stres

Simak video berikut ini menit ke-7.26:

 

Minta Stafsus Dimaafkan

Di sisi lain, sebelumnya Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno, menanggapi soal kisruh yang melibatkan Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya apa yang dilakukan oleh Stafsus tersebut memiliki niat baik untuk membantu masyarakat.

Tak ingin masalah menjadi panjang, Sandiaga meminta semua pihak memaafkan kesalahan yang telah dibuat oleh Stafsus tersebut.

• Curiga Ruang Guru Aji Mumpung, Refly Harun Minta Belva Mundur dari Stafsus: Tak Perlu Tanya Presiden

Dikutip dari keterangan persnya pada Minggu (19/4/2020), awalnya Sandiaga mengaku prihatin melihat adanya konflik tersebut.

"Tentunya sangat prihatin terhadap polemik ini, karena di saat-saat dimana pemerintah pusat, dan daerah harus terus meningkatkan kepercayaan publik," jelasnya.

Sandiaga menyayangkan kisruh justru terjadi saat Indonesia sedang dilanda pandemi Virus Corona (Covid-19).

"Berkaitan terutama dengan penanganan Covid-19, sebagaimana kita bisa menghambat, dan memutus mata rantai Covid-19," kata Sandiaga.

"Di saat banyak juga anggota masyarakat yang terdampak secara kesehatan, maupun juga ekonominya."

Sandiaga lalu menyoroti peran para Stafus milenial.

Menurutnya mereka memiliki peran bagus dalam memberikan dampak positif terhadap masyarakat, namun harus disertai dengan tata cara pemerintahan yang baik atau good governance.

"Teman-teman, sahabat-sahabat saya, stafsus milenial ini bisa menjadi suatu agen perubahan," ucap Sandiaga Uno.

"Memberikan contoh yang baik bagaimana sebagai pejabat publik juga menjunjung tinggi good governance, menjunjung tinggi akuntabilitas, transparansi, fairness."

"Dan juga bagaimana menghindari benturan maupun potensi benturan, dan konflik kepentingan," papar Sandiaga.

• Budi Arie Komentari soal Kisruh Stafsus Milenial Jokowi Surati Camat, Rosi: Itu Sudah Anda Katakan

Sandiaga meyakini apa yang dilakukan oleh para stafsus memiliki niat baik untuk membantu masyarakat.

"Pasti nawaitunya, niatnya baik, namun dalam keadaan seperti sekarang kita harus memastikan standar yang harus kita terapkan kepada pejabat publik itu."

"Yang harus berhadapan dengan begitu banyak update, dan perkembangan Covid-19 ini, kepercayaan publik dijaga dengan trust level yang tinggi," ujarnya.

Pria yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu lanjut menyoroti prestasi para Stafsus milenial.

"Saya juga melihat stafsus milennial ini adalah tokoh-tokoh yang hebat, di usia muda bisa memiliki kemampuan kewirausahaan, menciptakan unicorn-unicorn, atau perusahaan-perusahaan digital yang sukses," ujar Sandiaga.

Berkaca dari sisi-sisi positif tersebut, Sandiaga meminta semua pihak bisa memaafkan kesalahan yang dibuat oleh para Stafsus milenial.

"Ini sebetulnya bisa menjadi satu inspiransi, tentunya jangan saling menyalahkan, kita beri kesempatan," kata Sandiaga.

"Masyarakat kita ini diberi suatu penjelasan yang transparan, dan langkah-langkah memitigasi benturan-benturan tersebut."

"Dan saya yakin apalagi kalau diiringi permintaan maaf, insyaallah polemik ini bisa kita sudahi," sambungnya.

Sandiaga ingin agar semua pihak kembali berfokus pada penanganan Covid-19.

"Mari kita pusatkan lagi perhatian kita pada penanganan Covid-19," ucapnya.

"Kalau kita bisa menyelematkan sisi kemanusiannya, Insyaallah sisi ekonominya juga bisa kita perbaiki, dan Indonesia kembali bangkit," imbuh Sandiaga. (TribunWow.com)