Virus Corona

Diperingati di Tengah Pandemi Covid-19, Hari Bumi Dirayakan secara Virtual, Berikut Situs Resminya

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hari Bumi 2019.

TRIBUNWOW.COM - Hari Bumi ke-50 diperingati tepat pada hari ini, Rabu (22/2/2020) di tengah pandemi Virus Corona.

Biasanya, Hari Bumi diperingati dengan gelaraan acara perayaan dan festival.

Namun dengan adanya penyebaran Covid-19 yang tengah merebak, peringatan tahun ini harus dilakukan di rumah masing-masing.

Peringatan Hari Bumi ke 50, Dewan Keamanan untuk Lingkungan Sebut Bumi Sedang dalam Kondisi Terbaik

Diketahui, Hari Bumi dimaknai sebagai pengingat bagi masyarakat untuk memikirkan tentang ancaman yang dihadapi planet ini, cara-cara untuk melindungi lingkungan dan nilai-nilai kemanusiaan.

Seperti yang dikutip dari Forbes, Rabu (22/4/2020), Hari Bumi tahun ini dapat diperingati dengan cara virtual.

Sehingga meskipun harus menjalani isolasi di rumah, mayarakat masih dapat berpartisipasi memperingatinya.

Salah satunya adalah dengan mengikuti Earth Day Live dan menunjukkan dukungan untuk perlindungan lingkungan.

Selama Hari Bumi, mulai pukul 12:01 hingga 11:59, situs earthday.org, akan menyediakan layanan konferensi global secara langsung.

Melalui situs tersebut, disediakan pula wadah bagi peserta untuk ikut berkontribusi dalam perayaan Hari Bumi.

Peserta dapat mengirimkan karyanya seperti rekaman pertunjukan, seruan ajakan, atau video pengajaran lain yang terkait dengan perlindungan lingkungan.

Selain itu, peringatan Hari Bumi pada tahun ini juga dapat dilakukan dengan berpartisipasi pada festival mural lingkungan yang diadakan oleh Yayasan PangeaSeed.

Beralih dari Penggunaan Premium ke Pertamax Bisa Jadi Solusi Kurangi Polusi Udara

Biasanya festival ini digelar pada Sea Walls: Artists for Oceans yang merupakan mural publik berskala besar yang membahas masalah lingkungan di lautan.

Instalasi ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kepemilikan dan pengelolaan lingkungan.

Namun pada tahun ini, gelaran tersebut diadakan secara virtual di situs seawalss.org.

Kondisi Bumi dalam Peringatan Hari Bumi ke 50

Peringatan Hari Bumi ke-50 dirayakan dengan kondisi terbaik Bumi selama setengah abad terakhir.

Anggota Dewan Keamanan Nasional untuk lingkungan, Mohammad Darvish menyampaikan bahwa kali ini, Bumi merayakan hari khususnya dalam kondisi yang paling baik.

Pernyataan ini merujuk pada dampak Virus Corona yang ternyata secara tidak langsung berpengaruh pada berkurangnya pencemaran dunia.

Pandemi Virus Corona yang menjadi ancaman bagi umat manusia di seluruh dunia, ternyata berdampak baik bagi kondisi Bumi.

Dilansir Scientific American, Rabu (22/4/2020), Virus Corona disinyalir menjadi penyebab menurunnya emisi dunia.

Virus ini disebutkan lebih banyak berperan mengurangi krisis iklim daripada kebijakan apa pun yang telah diterapkan selama dua dekade terakhir.

Virus tersebut membuat pemerintah di sejumlah negara memerintahkan masyarakat tetap tinggal di rumah untuk memutus mata rantai penularan.

Sejarah Hari Bumi pada 22 April, Dilandasi Adanya Tumpahan Minyak dan Gerakan Anti-Perang Vietnam

Hal ini menyebabkan berkurangnya aktivitas manusia yang menyebabkan berkurang pula lah polusi lingkungan.

Sementara itu, seperti yang dikutip TribunWow.com dari Tehran Times, Rabu (22/4/2020), anggota Dewan Keamanan Nasional untuk lingkungan, Mohammad Darvish menyebutkan bahwa emisi gas rumah kaca berkurang drastis.

Ini disebabkan oleh berkurangnya konsumsi bahan bakar fosil karena menurunnya lalu lintas udara, darat dan air.

Darvish juga menyoroti bahwa sebelumnya, sekitar 3,5 miliar orang di planet Bumi bepergian dengan kereta api, mobil, pesawat, kapal , dan alat transportasi lainnya setiap hari.

Mobilitas tersebut dan kegiatan lainnya seperti konstruksi atau kegiatan tambang, selain menyebabkan polusi, juga menjadi penyebab adanya tekanan pada kerak luar Bumi.

Namun sejak pecahnya Virus Corona, kegiatan tersebut berhenti sama sekali sehingga turut mengurangi polusi suara dan getaran di Bumi.

Darvish menyatakan bahwa kondisi kehidupan satwa liar meningkat karena menurunnya keberadaan manusia di habitat asli hewan tersebut.

Ia mencatat bahwa populasi satwa liar yang menurun dari 29 hingga 40 persen, kini mengalami peningkatan dan perbaikan yang positif.

Salah satu penyebab kebakaran hutan adalah karena adanya aktivitas manusia, namun setelah lenyapnya industri pariwisata, potensi kebakaran tersebut juga menurun tajam.

"Disisi lain, kita menghadapi peningkatan penyelundupan kayu oleh masyarakat setempat, dikarenakan mereka sulit mendapatkan penghasilan akhir-akhir ini karena terhentinya pariwisata dan bisnis lokal," keluh Darvish.

Darvish menyatakan bahwa pandemi telah menyebabkan Bumi bisa bernapas lega.

Namun kini manusia dihadapkan dengan pertanyaan, mengapa ketika aktivitas manusia sebagai anggota ekosistem berkurang, bukan hanya tidak terjadi apa-apa, tetapi kondisi alam malah membaik. (TribunWow.com/ Via)