TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku pernah mendukung Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Pemilihan Presiden 2009.
Kala itu Jusuf Kalla mencalonkan diri sebagai presiden dengan Wiranto sebagai wakilnya.
Sudjiwo Tedjo bahkan sempat terlihat dalam iklan kampanye Jusuf Kalla.
• Sudjiwo Tedjo Andaikan Dirinya Jadi Presiden: Kita Enggak Fokus Sekarang, Enggak Ada Ikatan
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube TalkShow tvOne pada Sabtu (18/4/2020),
Sudjiwo Tedjo memilih Jusuf Kalla terkait latar belakang suku Mantan Wapres Joko Widodo (Jokowi) itu.
Bukan bermaksud menyinggung kesukuan, ia hanya merasa sudah cukup Indonesia memiliki presiden yang berasal dari tanah Jawa.
"Waktu aku ngiklanin Pak Jusuf Kalla itu waktu itu sebetulnya yang terjadi adalah, ini bukan SARA karena yang ngomongin Jawa adalah orang Jawa sendiri, Aku sudah merasa cukup dengan orang Jawa sebagai orang Jawa," ujar Sudjiwo Tedjo.
Sudjiwo Tedjo menuturkan, dirinya ingin sekali melihat presiden Indonesia yang bukan berasal dari suku Jawa.
Di mana saat itu, Jusuf Kalla adalah calon presiden pertama yang bukan berasal dari Jawa, melainkan dari suku Bugis.
"Jawa-jawa-jawa, aku pengen ada presiden yang bukan Jawa begitu, itu saja intinya."
"Kebetulan ada Pak Jusuf Kalla ya udah aku belain, pertama kali aku terlibat iklan (seperti itu)," kata dia.
Seorang dalang yang juga penulis ini mengatakan, dirinya berani bersumpah bahwa tidak dibayar dalam pembuatan iklan tersebut.
• UPDATE Virus Corona di Indonesia 18 April: Ada 6.248 Kasus Covid-19, Persentase Kematian 8,56 Persen
"Aku enggak dibayar, enggak apa. Celakanya aku diketawain beberapa orang, ada SMS-nya, enggak usah aku sebut."
"Bahwa itu enggak masuk akal, kok bisa iklan enggak dibayar gitu-gitu, tapi wallahi enggak dibayar," tegasnya.
Ia merasa ada kepuasan tersendiri mendukung presiden yang bukan dari Jawa.
"Karena aku bukan ngarep bayaran, mungkin bayarannya kepuasan."
"Aku pengen yang jadi Presiden bukan orang Jawa lagi, sorry enggak harus orang Jawa," katanya.
Sudjiwo mengatakan, ia ingin masyarakat Indonesia bisa belajar sesuatu dari suku selain Jawa seperti dari Bugis hingga Minang.
"Tetapi aku sebagai dalang Jawa autokoreksi, ayo kita belajar ke suku-suku lain, ke Bugis, belajar intelektualisme ke Minang atau belajar ketabahan dari orang-orang Kalimantan."
"Jadi saya sebetulnya bukan karena terlibat banget sama politik waktu itu," ungkapnya.
• Update Virus Corona di Dunia 19 April 2020: Total Kasus 2.323.759, Jumlah Pasien di AS 4 Kali Italia
Budayawan asal Jawa Timur ini menilai, orang dari Suku Bugis memiliki sifat yang blak-blakan atau terus terang.
Sehingga dirinya tanpa ragu mendukung Jusuf Kalla dibanding Susilo Bambang Yudhoyono atau Megawati Soekarnoputri kala itu.
"Bangsa ini kayaknya harus mulai orang terus terang, A bilang A, B bilang B gitu loh, itu orang Bugis bayanganku, eh kalah Pak Jusuf, enggak apa-apa," ucap dia.
Sudjiwo menegaskan dirinya tak terlibat politik praktis meski pun ikut mengiklankan Jusuf Kalla.
Sayangnya, banyak orang yang banyak membully-nya, bahkan hingga sekarang.
"Tapi aku jelasin sekarang karena sudah lama, bukan karena aku tertarik politik. Tapi sampai sekarang aku masih di-bully," pungkasnya.
• Kisah Anak yang Ditinggal Ibu dan Neneknya karena Corona, sang Ayah saat Ini Tengah Dirawat
Lihat videonya mulai menit ke-23:07:
Jika Jadi Presiden
Dalam program tersebut, Sudjiwo juga sempat berandai-andai jika menjadi seorang presiden.
Terkait hal tersebut, Sudjiwo Tedjo merasa dirinya belum cocok menjadi presiden.
• Peta Sebaran Virus Corona di Indonesia, Bali dan DIY Relatif Landai, Jakarta Hampir Tembus 3 Ribu
Meski demikian, ungkap Sudjiwo Tedjo, jika menjadi presiden maka ia akan bertemu dengan orang-orang dari berbagai kelangan.
"Aku tidak punya potongan jadi presiden, aku jadi seniman saja," kata Sudjiwo Tedjo awalnya.
"Tapi kalau kalian paksa berandai-andai jadi presiden, yang aku tawarkan adalah aku ketemu milenial-milenial, aku ketemu orang tua-orang tua kayak aku mendalang," sambungnya.
Jika menjadi presiden, ia mengaku akan mengajak rakyatnya untuk membangun masa depan Indonesia bersama-sama.
"Kalau aku di band yang datang milenial, kalau aku mendalang itu dari anak kecil, sampai milenial, sampai kakek-kakek."
"Nah aku akan temuin seperti mendalang, aku akan ngomong bahwa yuk kita bikin masa depan Indonesia," ujar dia.
Namun dijelaskannya, Sudjiwo Tedjo ingin membangun bangsa dengan satu tujuan yang jelas.
"Misalkan kita bikin negeri pariwisata, atau kita bikin negeri ilmu pengetahuan, atau kita bikin negeri wisata tasawuf. Jadi harus satu saja, enggak macam-macam," ucap Budayawan kelahiran Jember ini.
• Update Virus Corona di Dunia 19 April 2020: Total Kasus 2.323.759, Jumlah Pasien di AS 4 Kali Italia
Ia lantas mencontohkan, dengan menjadikan masa depan Indonesia fokus menjadi negara pertanian.
"Mau jadi negara pertanian, fokus. Kalau mau jadi negara pertanian oke pertanian. Misalkan Indonesia negara lumbung pangan dunia."
"Kita fokus. IPB, ITB, penelitian-penelitian ke situ semua," jelasnya.
Menurutnya, Indonesia kini tidak fokus dalam membangun bangsa.
"Menurutku kita enggak fokus sekarang, enggak ada ikatan kita mau ke mana. (Seharusnya) yang lain-lainnya kembangan, (jika fokus di pertanian) wisatanya wisata pertanian, itu kita kembangin, tapi ada tujuan yang jelas," ungkapnya.
"Konsep bangsa di masa depan adalah suatu kerumunan orang di ruang dan waktu tertentu yang diikat oleh tujuan," ucapnya.
• Kisah Anak yang Ditinggal Ibu dan Neneknya karena Corona, sang Ayah saat Ini Tengah Dirawat
Lalu, ia mencontohkan masa kepimpinan Presiden Soekarno yang fokus untuk kemerdekaan bangsa.
"Kalau dulu yang dipegang oleh Soekarno adalah suatu kaum yang mengalami penderitaan yang sama dalam kurun waktu tertentu," ujar dia.
Sudjiwo menilai, bangsa itu adalah fiksi yang harus dirawat dengan cara adanya kesamaan tujuan dari seluruh warganya.
"Intinya mari ikat sebuah bangsa, bukan suku dia bukan darah kita, karena suku itu konkrit. bangsa itu rekayasa, bangsa itu fiksi."
"Karena fiksi maka harus dirawat. Nah itu yang akan mengikat kita, kalau aku jadi Presiden," jelas dia.
Lihat videonya mulai menit ke-53:32:
(TribunWow.com)