Firly lalu menceritakan bagaimana dirinya kadang kesulitan menenangkan diri, karena harus mengatur emosi pasien, dan emosi dirinya sendiri yang rindu akan keluarga, dan anak.
"Campur aduk rasanya, makannya berlawanan," katanya.
"Di satu sisi itu saya harus mengontrol emosi saya sendiri, tapi di satu sisi lain juga ada pasien yang harus saya jaga emosinya, perasaannya," sambung Firly.
• Viral Tempat Karantina Tak Layak, Camat Tambakrejo Bantah Tak Manusiawi: Tidak Terlalu Mewah Juga
Firly mengatakan sebagai perawat, prioritas pertama tetap pasien, meskipun dirinya sendiri juga dirundung kesedihan, dan kerinduan yang mendalam.
"Kita harus tetap membuat mereka tenang, enggak perlu sampai pikirannya kacau, itu enggak boleh," jelas Firly.
Dalam rangka menenangkan pasien, Firly menjelaskan dirinya terus mengedukasi tentang seluk beluk penyakit Covid-19.
"Semaksimal mungkin kita buat tenang, kita edukasi tentang penyakitnya, kita kasih support."
"Kita selalu beri semangat pokoknya untuk pasien."
"Sementara kita sendiri emosinya kadang belum bisa dikendalikan," imbuh Firly.
Firly bercerita emosi dirinya menjadi tak terkendali ketika rasa kerinduannya kepada anak memuncak.
"Saat saya video call sama anak-anak saya, melihat mereka lagi lucu-lucunya, saya enggak ada di situ, saya hanya bisa melihat melalui WhatsApp video call," katanya.
"Sementara hati saya pengen saya ada di situ nemenin mereka," lanjut Firly.
Lihat videonya mulai menit awal:
Harap Tak Terjadi Lagi Penolakan Jenazah
Joko Wibowo, suami perawat yang jenazahnya ditolak warga, berharap kejadian tragis itu hanya dialami oleh mediang sang istri.