Virus Corona

Ganjar Pranowo Singgung Media yang Soroti Kurangnya APD di RSUP Kariadi: Agar Tidak Terlalu Keruh

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo menyinggung media yang meyoroti kurangnya APD dalam kasus tertularnya puluhan perawat RSUP Kariadi

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyinggung media yang soroti insiden puluhan perawat di RS Kariadi Semarang tertular Virus Corona atau Covid-19.

Ganjar menyebutkan ada beberapa media yang mengatakan bahwa hal tersebut karena kurangnya fasilitas atau pun APD di sana.

Diketahui di RSUP Dr Kariadi, Semarang, lonjakan tenaga medis tertular Virus Corona naik menjadi 57 orang.

Ruang Isolasi RSUP dr Kariadi Semarang (TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)

Kepada Wagub DKI Riza Patria, Ganjar: Sahabat Saya Selamat, Terima Kasih Bantuan untuk Warga Jateng

Dikutip TribunWow.com dari kanal TVOne, Minggu (19/4/2020), Ganjar mengimbau agar media tidak mengarahkan perhatiannya pada APD terlebih dahulu.

Menurutnya, hal itu bisa membuat stigma seolah-olah APD di sana sangat kekurangan.

"Kalau total sejak pertama di RSUP Kariadi sebanya ada 57 termasuk perawat termasuk 1 yang meninggal," kata Ganjar.

"Tapi saya akan meluruskan ada dua media yang menduga 'karena APD kurang maka ini disayangkan'."

"Boleh enggak tidak terlalu kebablasan dulu ya? Karena itu akan jadi stigma seolah-olah ini akan menjadi kekurangan,"paparnya.

Belajar dari DKI, Ganjar Siapkan Banyak Hal sebelum PSBB Tegal: Yang Komplain Banyak Minta Ampun

Momen Ganjar Beri Selamat Wagub DKI Riza Patria: Terima Kasih Bantuannya untuk Masyarakat Jateng

Setelah melakukan komunikasi dengan dokter yang bertugas di sana, Ganjar menemukan beberapa hal yang berbeda. 

Di antaranya beberapa perawat atau dokter yang tertular bukan merupakan petugas yang menangani pasien Covid-19.

Oleh karena itu ia mengimbau kepada media untuk tidak menyoroti insiden tersebut karena kekurangan fasilitas dan APD.

"Maka saya sudah komunikasi kok sama dokter yang bertugas di sana, ini ada dua yang berbeda, satu yang merawat Covid-19 dan saya tanyakan apakah yang menangani atau yang merawat pasien Covid-19 baik-baik, ini ada yang berbeda," terang Ganjar.

"Karena beberapa yang lain kemarin itu tidak menangani pasien Covid-19."

"Jadi cerita APD-nya untuk tidak ditaruh di muka dulu karena ini akan menjadi stigma, saya akan meluruskan karena beberapa media kemarin menanyakan itu dan akan saya luruskan agar tidar terjadi judgement nanti agar tidak terlalu keruh," tambahnya.

Insiden tersebut bisa saja terjadi karena tidak berjalannya penanganan sesuai SOP.

Maka dari itu, Ganjar juga telah mengimbau kepada RSUP dr Kariadi untuk mengevaluasi hal tersebut.

Tegal Jadi Kota Pertama di Jateng yang Terapkan PSBB, Ganjar Pranowo Minta Belajar dari DKI Jakarta

Lihat videonya dari awal:

Karena Pasien Tidak Jujur

Ganjar Pranowo menanggapi terjadinya lonjakan positif Virus Corona (Covid-19) yang cukup besar terhadap tenaga medis di Rumah Sakit Kariadi di Semarang, Jateng.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh, Ganjar mengatakan ada pasien yang tidak jujur ketika ditanyai oleh tenaga medis soal riwayat perjalanan mereka.

Melihat kejadian tersebut Ganjar meminta agar pasien bisa jujur kepada tenaga medis.

Suasana tim medis mengevakuasi seorang pasien di RSUP dr Kariadi pada saat simulasi penanganan wabah virus corona di Semarang. Kamis (30/1/2020). Terbaru, ilustrasi tenaga medis menangani pasien positif Corona di RS Kariadi Semarang. (TRIBUN JATENG/VINA RIZKI ARIANI)

 

Sosialisasi dengan Ganjar, dr Tirta Tanggapi Pasien Virus Corona Tak Jujur: Ora Jujur Negara Ajur

 Dikutip dari acara KOMPAS SIANG, Jumat (17/4/2020), awalnya Ganjar bercerita bahwa ada dua pasien yang saat itu diperkirakan positif Covid-19, dan tidak mengaku.

"Itu ada dua kluster, satu lagi menangani Ibu melahirkan, yang satu lagi menangani operasi," kata Ganjar.

"Kedua-duanya diperkirakan positif, memang ada pertanyaan, ada riwayat yang ditanyakan, saya lupa pasien yang mana," lanjutnya.

Ganjar mengatakan ketika tenaga medis RS Kariadi menanyakan soal riwayat perjalanan, pasien yang bersangkutan tidak mengaku bahwa dirinya pernah berpergian ke wilayah-wilayah rawan Covid-19.

Merasa pasien aman dari paparan Covid-19, Ganjar mengatakan para tenaga medis tidak memakai APD lengkap yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19.

"Maka mereka mengerjakan seperti biasanya dokter," katanya.

"Terus kemudian tertular."

Ganjar lalu meminta agar masyarakat yang berobat bisa jujur tentang kondisi kesehatan, dan apa saja yang mereka lakukan.

"Maka kejujuran dari pasien menjadi penting, dan sekarang kita tidak bisa abai, siapapun yang datang ke rumah sakit pasti ada potensi-potensi Covid-19," ujarnya.

Atas kejadian itu, Ganjar langsung meminta manajemen RS Kariadi untuk melakukan evaluasi penanganan pasien demi meningkatkan keamanan mereka.

"Saya memang meminta kepada Rumah Sakit Kariadi untuk melakukan review SOP-SOP, dan penataan ruang-ruang yang harus diperbaiki di sana, atau mungkin melengkapi jika diperlukan semacam APD, dan sebagainya agar mereka lebih nyaman bekerja," papar Ganjar.

Ganjar kembali menekankan apabila pasien tidak jujur maka yang terkena imbasnya adalah para tenaga medis.

"Maka sekali lagi, kejujuran dari pasien menjadi penting," katanya.

"Enggak apa-apa kok jujur, enggak usah takut, enggak usah paranoid, tapi sampaikan saja apa yang ada."

"Karena kalau kita bohong itu akan bisa mempengaruhi si dokternya," imbuhnya.

Ganjar lalu menggambarkan dirinya berobat keran terkilir, meskipun hanya terkilir tidak ada yang tahu apakah dirinya terpapar oleh Covid-19 atau tidak, maka dari itu perlu kejujuran saat ditanyakan riwayat perjalanannya. (TribunWow.com/Rilo/Anung)